Mahasiswa KKN UNS 16 Hadirkan Solusi Berkelanjutan Atasi Sampah Organik Lewat Eco-Enzyme

Mahasiswa KKN UNS 16 berfoto bersama perwakilan ibu-ibu PKK setelah kegiatan pembuatan eco-enzyme dalam mewujudkan desa bersih dan sehat. (doc. KKN 16 UNS)
Mahasiswa KKN UNS 16 berfoto bersama perwakilan ibu-ibu PKK setelah kegiatan pembuatan eco-enzyme dalam mewujudkan desa bersih dan sehat. (doc. KKN 16 UNS)

Waru, Krajan.id – Permasalahan sampah organik rumah tangga kerap menjadi tantangan besar di berbagai daerah, termasuk di Desa Waru, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN UNS dari Kelompok 16 menghadirkan solusi berkelanjutan melalui program sosialisasi sekaligus praktik pembuatan eco-enzyme bersama masyarakat.

Program yang dijalankan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah organik yang ramah lingkungan.

Bacaan Lainnya

Sampah rumah tangga seperti sisa sayur dan kulit buah, jika tidak diolah dengan baik, berpotensi menimbulkan pencemaran. Melalui kegiatan ini, warga diajak mengolah limbah dapur menjadi produk bernilai guna tinggi.

Ketua kelompok KKN UNS 16, Farrelly Theo Ariela dari Prodi Informatika, menjelaskan bahwa eco-enzyme merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik, gula merah, dan air yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat peduli pada lingkungan dengan mengolah limbah organik menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekologis, fungsional, serta kebermanfaatan. Cairan eco-enzyme bisa dimanfaatkan sebagai pembersih alami maupun pupuk cair untuk menyuburkan tanaman,” terang Farrelly.

Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi kepada ibu-ibu PKK tentang manfaat eco-enzyme dan tahapan pembuatannya. Selanjutnya, peserta diajak mempraktikkan proses pemilahan limbah organik, seperti kulit buah dan sayuran, yang mereka bawa dari rumah masing-masing. Limbah tersebut dicuci bersih, lalu dicacah dan dimasukkan ke dalam wadah kosong.

Pembuatan eco-enzyme bersama ibu-ibu PKK. (doc. KKN 16 UNS)
Pembuatan eco-enzyme bersama ibu-ibu PKK. (doc. KKN 16 UNS)

Mahasiswa mendampingi warga untuk menakar bahan dengan perbandingan tepat, yaitu 1:3:10. Misalnya, dalam wadah berukuran 10 liter dibutuhkan 1 kilogram gula merah, 3 kilogram limbah organik, dan 6 liter air. Setelah semua bahan tercampur rata, wadah ditutup rapat untuk proses fermentasi selama tiga bulan. Setelah siap, eco-enzyme bisa digunakan langsung oleh masyarakat.

Antusiasme warga, khususnya ibu-ibu PKK, terlihat jelas sepanjang kegiatan. Mereka tertarik dengan fakta bahwa sisa sayuran atau kulit buah yang biasa dibuang dapat diubah menjadi produk ramah lingkungan. Salah satu peserta, Ibu Anitha, menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa KKN UNS.

“Terima kasih kepada adik-adik KKN yang sudah mengadakan program ini. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, karena kami jadi tahu cara mengelola limbah dapur menjadi eco-enzyme yang berguna,” ungkapnya.

Program ini tidak hanya memberi pengetahuan baru, tetapi juga membuka peluang untuk diterapkan secara berkelanjutan. Mahasiswa KKN UNS berharap keterampilan tersebut dapat terus dilestarikan oleh warga Desa Waru, sehingga mampu menciptakan lingkungan lebih bersih sekaligus memberikan manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa UNS membuktikan bahwa keberadaan mereka di tengah masyarakat bukan sekadar menjalankan program wajib KKN, melainkan benar-benar memberi dampak positif dan solusi konkret terhadap permasalahan lingkungan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *