Mahasiswa KKN UNS 373 Perkenalkan Inovasi Ember Tumpuk untuk Pengelolaan Sampah Organik di Desa Tumenggungan

Dokumentasi bersama setelah pelaksanaan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga. doc. KKN 373 UNS)
Dokumentasi bersama setelah pelaksanaan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga. doc. KKN 373 UNS)

Desa Tumenggungan, Krajan.id – Dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 373 Universitas Sebelas Maret (UNS) menghadirkan inovasi pengelolaan sampah organik rumah tangga melalui sistem Ember Tumpuk di Desa Tumenggungan, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.

Program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga secara bijak dan berkelanjutan. Dengan mengadopsi prinsip ekonomi sirkular, mahasiswa KKN UNS berupaya mengubah cara pandang warga terhadap sampah organik: dari limbah yang mengotori menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis dan ekologis.

Bacaan Lainnya

Sistem Ember Tumpuk merupakan metode pengelolaan sampah organik rumah tangga menggunakan larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly/BSF) atau maggot sebagai agen pengurai. Perangkat ini terdiri dari dua ember yang ditumpuk secara vertikal. Ember bagian atas berfungsi sebagai tempat sampah organik, sementara ember bawah menampung air lindi, yakni pupuk cair hasil dari proses penguraian sampah oleh maggot.

“Kami berharap sistem Ember Tumpuk ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga. Ketika desa sudah memiliki Bank Sampah, maka sampah yang bernilai ekonomi dapat dijual, dan sampah organik yang tidak bernilai bisa dikelola dengan metode Ember Tumpuk,” ujar Fathimah Nurul Azizah, Koordinator Program Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga KKN UNS 373.

Lebih jauh, Fathimah menegaskan bahwa program ini tidak hanya sekadar edukasi lingkungan, melainkan juga bagian dari kontribusi UNS dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin-poin terkait lingkungan, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan.

“Inovasi ini memberikan manfaat ganda. Selain mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), hasil dari proses ini berupa pupuk organik yang dapat digunakan untuk pertanian lokal. Maggot yang dipanen pun bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak berkualitas tinggi, yang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan pakan komersial,” jelasnya.

Baca Juga: Pupuk Ramah Lingkungan dari Limbah Organik, Inisiatif KKN-T Undip untuk Pertanian Berkelanjutan

Mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan langsung kepada warga mengenai cara membuat dan mengelola Ember Tumpuk secara mandiri. Dengan alat yang sederhana dan biaya yang rendah, masyarakat diharapkan dapat mengimplementasikan metode ini secara luas di rumah masing-masing.

Program ini pun mendapat sambutan positif dari masyarakat. Beberapa warga mengaku baru mengetahui bahwa sampah organik bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Mahasiswa KKN saat menjelaskan bagian – bagian dari ember tumpuk. (doc. KKN 373 UNS)
Mahasiswa KKN saat menjelaskan bagian – bagian dari ember tumpuk. (doc. KKN 373 UNS)

Selain mengajarkan metode Ember Tumpuk, kelompok KKN 373 juga mendorong warga untuk memilah sampah dari rumah. Sampah plastik atau anorganik yang masih bernilai bisa dijual ke Bank Sampah, sementara sampah organik dapat langsung masuk ke sistem Ember Tumpuk untuk diproses lebih lanjut.

Langkah ini menjadi pondasi awal dalam membentuk budaya masyarakat yang sadar lingkungan. Ke depannya, sistem ini berpotensi menjadi bagian integral dari pengelolaan sampah desa yang lebih modern dan berkelanjutan.

Baca Juga: Majukan Pariwisata Lokal, Mahasiswa KKNTK 25 UNIGORO Dorong Pembentukan Pokdarwis di Desa Soko

“Kami ingin meninggalkan warisan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Tidak hanya teori, tapi juga praktik nyata yang bisa diterapkan dan dirasakan langsung dampaknya oleh warga Tumenggungan,” pungkas Fathimah.

Dengan inovasi Ember Tumpuk berbasis maggot ini, mahasiswa KKN UNS membuktikan bahwa solusi lingkungan tidak selalu harus mahal atau rumit. Dengan pendekatan edukatif dan teknologi tepat guna, mereka telah menanam benih perubahan menuju desa yang lebih hijau dan cerdas.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *