Mahasiswa KKN UNS 47 Wujudkan Pemetaan Siteplan BUMKAL Girikarto untuk Ketahanan Pangan Desa

Mahasiswa KKN UNS 47 menyerahkan hasil pemetaan site plan Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKAL) Girikarto kepada pemerintah kalurahan pada Selasa (19/8/2025). (doc. KKN 47 UNS)
Mahasiswa KKN UNS 47 menyerahkan hasil pemetaan site plan Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKAL) Girikarto kepada pemerintah kalurahan pada Selasa (19/8/2025). (doc. KKN 47 UNS)

Girikarto, Krajan.id – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 47 berhasil mewujudkan pemetaan siteplan Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKAL) Girikarto. Hasil kerja tersebut resmi diserahkan kepada Pemerintah Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul pada Selasa (19/8/2025).

Program pemetaan siteplan ini tidak hanya menjadi bagian dari agenda KKN, tetapi juga merupakan implementasi nyata dari riset yang dikembangkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS. Pemetaan ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat untuk mengoptimalkan lahan BUMKAL yang berbasis pada ketahanan pangan desa.

Bacaan Lainnya

Ketua Kelompok KKN UNS 47, Syallom Aden, menjelaskan bahwa program ini dirancang melalui analisis mendalam terhadap potensi lahan. Survei lapangan dan perencanaan detail dilakukan hampir dua bulan penuh, melibatkan mahasiswa dari jurusan Pengelolaan Hutan, Ilmu Tanah, serta Teknik Mesin.

“Pemetaan ini kami lakukan secara komprehensif dengan pendekatan multidisipliner. Kami ingin memastikan setiap meter lahan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung ketahanan pangan di Kalurahan Girikarto,” ujar Syallom.

Dalam prosesnya, tim KKN tidak hanya bekerja dengan metode akademis, tetapi juga menggandeng pengelola BUMKAL dan tokoh masyarakat. Konsultasi intensif dilakukan agar rencana yang disusun sesuai dengan kebutuhan nyata warga.

Sekretaris Kalurahan Girikarto, Suparman, menyambut baik inisiatif mahasiswa UNS. Ia menilai pemetaan ini membantu pemerintah desa dalam mengelola aset secara lebih terarah.

“Selama ini kami mengelola lahan dengan cara tradisional tanpa perencanaan yang detail. Melalui siteplan ini, kami jadi lebih paham bagaimana mengoptimalkan setiap area untuk meningkatkan produktivitas. Ini sejalan dengan arahan pemerintah agar BUMKAL berperan penting dalam program ketahanan pangan,” kata Suparman.

Program ini juga selaras dengan kebijakan nasional yang mengharuskan pengalokasian minimal 20 persen dana desa untuk mendukung ketahanan pangan. Artinya, keberadaan pemetaan ini menjadi strategi penting dalam memastikan BUMKAL benar-benar menjalankan perannya sesuai regulasi.

Dari hasil pemetaan, BUMKAL Girikarto tercatat memiliki sejumlah aset produktif yang sudah berjalan. Di antaranya adalah kandang ayam pedaging, kandang sapi, blok tanaman kelapa, perkebunan pisang, serta lahan pertanian untuk padi, jagung, dan kacang. Ada pula tanaman jambu air yang memberikan nilai tambah ekonomi.

Selain memetakan aset yang ada, siteplan juga menyusun rencana pengembangan lahan kosong dengan berbagai fungsi baru. Beberapa di antaranya mencakup:

  • Infrastruktur pendukung, berupa penampungan air untuk sistem irigasi dan gazebo koordinasi.
  • Diversifikasi produk, dengan area khusus tanaman hortikultura.
  • Pengembangan peternakan, seperti kandang ayam petelur dan ayam jawa super.
  • Fasilitas penyimpanan, berupa gudang hasil produksi dan peralatan.

Farrel Wahyu, penanggung jawab program, menekankan bahwa setiap elemen siteplan disusun berdasarkan prinsip perencanaan wilayah yang diajarkan di UNS. Ia mencontohkan bagaimana tata letak dirancang untuk memudahkan akses sekaligus memperhatikan kenyamanan warga.

“Area parkir kami tempatkan di depan agar arus keluar-masuk lebih lancar. Tanaman kelapa berada di tepi sebagai pembatas alami, sementara singkong dan hortikultura diletakkan di area yang mudah dijangkau karena berpotensi besar untuk ekonomi masyarakat. Tanaman buah seperti pisang, jambu air, dan alpukat ditempatkan di bagian tengah dan belakang untuk memperindah lanskap,” jelas Farrel.

Pendopo yang difungsikan sebagai pusat aktivitas masyarakat dan tempat penyimpanan hasil pertanian juga ditempatkan di area strategis. Sementara itu, kandang ternak dan gudang ditempatkan agak jauh dari pusat aktivitas warga untuk menjaga kenyamanan serta menerapkan prinsip zonasi.

Kegiatan KKN UNS 47 di Kalurahan Girikarto merupakan bukti nyata bagaimana sinergi antara dunia akademik dan masyarakat desa bisa menghasilkan manfaat konkret. Selain menyerahkan siteplan, mahasiswa juga berkomitmen mendampingi implementasi rencana pengembangan tersebut.

Program lanjutan yang sudah disiapkan mencakup pelatihan pengelolaan BUMKAL, pendampingan teknis, hingga pemberian bantuan bibit tanaman. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat realisasi siteplan dan meningkatkan ketahanan pangan lokal.

Melalui pemetaan ini, BUMKAL Girikarto kini memiliki panduan jangka panjang yang berbasis ilmiah. Harapannya, pengelolaan lahan dapat dilakukan lebih efisien dan produktif. Jika berhasil, dampak positifnya tidak hanya dirasakan pada sektor pangan, tetapi juga ekonomi masyarakat.

Masyarakat desa berpeluang mendapatkan sumber penghasilan baru dari hasil pengelolaan lahan yang lebih terarah. Di sisi lain, keberadaan BUMKAL sebagai penggerak ketahanan pangan akan memperkuat kemandirian desa dalam menghadapi tantangan krisis pangan global.

Kegiatan ini juga menandai berakhirnya program KKN UNS Kelompok 47 di Kalurahan Girikarto. Meski demikian, kontribusi yang ditinggalkan berupa siteplan, pendampingan, dan bantuan bibit diharapkan terus memberikan manfaat berkelanjutan bagi pengembangan BUMKAL dan kesejahteraan warga.

Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa keterlibatan mahasiswa melalui KKN tidak sebatas pada praktik lapangan, melainkan juga mampu melahirkan inovasi strategis untuk pembangunan desa. Pemetaan siteplan BUMKAL Girikarto adalah langkah awal menuju desa yang lebih mandiri dalam hal pangan, sekaligus membuka peluang besar bagi pengembangan sektor pertanian dan peternakan yang berkelanjutan.

Dengan sinergi yang terus dijaga antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, Girikarto berpotensi menjadi contoh inspiratif bagi kalurahan lain di Gunungkidul maupun di daerah lain di Indonesia.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *