Mahasiswa KKN UNS Dampingi Warga Berjo Tingkatkan Manajemen Keuangan Usaha

Proses Penjelasan Materi Dasar Perhitungan Keuangan. (doc. KKN UNS)
Proses Penjelasan Materi Dasar Perhitungan Keuangan. (doc. KKN UNS)

Berjo, Krajan.id – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) bersama Tim Pengabdian Pemberdayaan Desa Binaan melaksanakan program pendampingan manajemen keuangan bagi pelaku usaha di Desa Berjo.

Program ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam mengelola arus kas, menyusun rencana bisnis, serta mencatat transaksi keuangan dengan sistematis. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Bacaan Lainnya

Selama ini, banyak pelaku usaha mikro dan kecil menghadapi persoalan mendasar terkait pengelolaan keuangan. Pencatatan transaksi sering dilakukan secara tidak teratur, bahkan sebagian pelaku usaha belum memiliki sistem yang jelas untuk membedakan keuangan pribadi dan keuangan usaha.

Ketidakmampuan memantau arus kas tersebut membuat mereka sulit menilai kondisi finansial secara akurat, termasuk menentukan besaran biaya produksi, menghitung keuntungan, maupun menyusun strategi pengembangan usaha.

Dalam observasi awal, tim mendapati sejumlah tantangan yang umum dialami warga. Beberapa pelaku usaha mengaku kerap mengalami kebingungan ketika harus membagi alokasi biaya, terutama pada usaha dengan pendapatan tidak stabil.

Sebagian lainnya belum memahami cara merencanakan anggaran secara terukur, sehingga berisiko mengambil keputusan bisnis tanpa dasar data keuangan yang memadai.

“Jika dibiarkan, kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan kerugian, menghambat pertumbuhan usaha, serta menciptakan ketidakstabilan pendapatan jangka panjang,” tulis tim KKN dalam rilis yang diberikan pada (17/11/2025).

Proses Pendekatan Perhitungan Keuangan dengan Latihan Soal. (doc. KKN UNS)
Proses Pendekatan Perhitungan Keuangan dengan Latihan Soal. (doc. KKN UNS)

Program yang dikembangkan tim KKN UNS dirancang untuk menjawab persoalan tersebut melalui edukasi dasar manajemen keuangan usaha. Masyarakat diperkenalkan pada konsep pencatatan sederhana yang mudah diterapkan dalam kegiatan usaha sehari-hari. Peserta juga diberikan pelatihan mengenai cara membaca arus kas, memahami porsi biaya tetap dan biaya variabel, serta mengidentifikasi kebutuhan modal yang realistis.

Pada sesi pelatihan inti, warga diperkenalkan dengan dasar perhitungan keuangan dalam rencana bisnis. Materi meliputi pemahaman biaya tetap (fixed cost), biaya penyusutan aset, biaya variabel, Harga Pokok Produksi (HPP), serta perhitungan harga jual pokok.

Peserta kemudian diajak menghitung sejumlah indikator finansial penting seperti Break Even Point (titik impas), Revenue Cost Ratio, dan Payback Period. Seluruh perhitungan tersebut bertujuan memberi gambaran menyeluruh mengenai kelayakan usaha serta proyeksi keuntungan jangka panjangnya.

Pendampingan dilakukan secara bertahap. Peserta diajak mengerjakan simulasi perhitungan berdasarkan contoh usaha yang umum ditemui di desa, seperti produksi makanan rumahan, pengolahan hasil pertanian, atau usaha kerajinan. Dengan pendekatan praktik langsung, warga dapat memahami bagaimana perhitungan keuangan dapat membantu mereka menilai kondisi usaha secara objektif.

Selain materi dasar, tim KKN UNS turut memperkenalkan aplikasi pencatatan keuangan berbasis digital, yakni Money+. Aplikasi ini digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan pelaku usaha mencatat transaksi harian, memantau saldo, serta menyusun laporan keuangan sederhana.

Kehadiran aplikasi digital dipilih karena banyak pelaku usaha mulai menggunakan telepon pintar dalam aktivitas sehari-hari, sehingga adaptasi diharapkan berjalan lebih mudah.

Pembekalan Penggunaan Aplikasi Penunjang Catatan Keuangan. (doc. KKN UNS)
Pembekalan Penggunaan Aplikasi Penunjang Catatan Keuangan. (doc. KKN UNS)

Melalui Money+, pengguna dapat mengelompokkan jenis biaya, mencatat pemasukan dan pengeluaran secara real-time, serta meninjau perkembangan usaha melalui fitur laporan otomatis. Aplikasi tersebut dinilai cukup membantu pelaku usaha yang selama ini kesulitan membuat pencatatan manual yang rapi. Dengan tampilan yang sederhana, Money+ dapat dioperasikan tanpa pengetahuan akuntansi mendalam, sehingga cocok digunakan oleh pelaku usaha mikro dan kecil.

Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Nita Etikawati, M.Si., menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat praktis, tetapi juga berperan dalam pembangunan ekonomi desa.

“Pelaksanaan program ini mampu mendorong keberlanjutan dalam pengelolaan bisnis masyarakat lokal sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa,” ujarnya.

Program manajemen keuangan yang dijalankan ini juga relevan dengan sejumlah target SDGs. Pada SDG 1 “Tanpa Kemiskinan”, pendampingan pencatatan dan analisis keuangan membantu masyarakat memperkuat stabilitas ekonomi rumah tangga serta mengurangi risiko kerugian usaha.

Pada SDG 8 “Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi”, pelatihan pencatatan keuangan mendorong profesionalisme pelaku usaha dan meningkatkan produktivitas.

Penggunaan aplikasi Money+ juga mendukung SDG 9 “Industri, Inovasi, dan Infrastruktur” melalui adaptasi teknologi digital.

Sementara itu, peningkatan literasi keuangan membantu mengurangi kesenjangan kemampuan pengelolaan usaha sebagaimana ditargetkan dalam SDG 10. Pencatatan yang lebih tertib juga selaras dengan SDG 12 “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab”, karena mendorong efisiensi penggunaan sumber daya.

Selama berlangsung, kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat Desa Berjo. Banyak peserta mengaku baru memahami pentingnya pemisahan keuangan pribadi dan usaha setelah mengikuti pelatihan. Sebagian lainnya mengatakan pencatatan digital terasa lebih mudah karena aplikasi menyediakan ringkasan transaksi yang jelas, sehingga mereka tidak perlu lagi mencatat secara manual dalam buku.

Tim KKN UNS menargetkan pendampingan tidak berhenti pada pelatihan satu kali. Mereka membuka ruang konsultasi lanjutan bagi warga yang ingin menerapkan pencatatan keuangan secara lebih konsisten. Melalui evaluasi berkala, tim berharap masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari pengelolaan keuangan yang tertib dan terukur.

Dengan terlaksananya program ini, masyarakat Desa Berjo diharapkan mampu menerapkan pengelolaan keuangan usaha secara lebih terstruktur dan berkelanjutan. Penguatan manajemen keuangan dianggap sebagai fondasi penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi desa, sekaligus mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. Program ini terlaksana melalui dukungan dana RKAT UNS 2025 Pengabdian PDB Nomor Penugasan 370/UN27.22/PT.01.03/2025.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *