Mahasiswa KKN UNS Dorong Pengolahan Limbah Bunga Menjadi Ekoenzim untuk Perkuat Ekonomi Sirkular dan Dukungan terhadap SDGs di Desa Berjo

Proses Demonstrasi Pembuatan Ekoenzim oleh Mahasiswa KKN. (doc. KKN UNS)
Proses Demonstrasi Pembuatan Ekoenzim oleh Mahasiswa KKN. (doc. KKN UNS)

Berjo, Krajan.id – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) bersama Tim Pengabdian Pemberdayaan Desa Binaan menginisiasi program pemanfaatan limbah sortiran bunga potong menjadi ekoenzim.

Program ini dirancang untuk mengurangi timbunan limbah organik sekaligus memperkenalkan praktik ekonomi sirkular yang dapat diterapkan di tingkat desa. Upaya ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Bacaan Lainnya

Selama ini, limbah bunga yang dihasilkan para pelaku usaha maupun rumah tangga kerap berakhir di tempat pembuangan sampah tanpa pemanfaatan lanjutan. Jika dibiarkan menumpuk, limbah tersebut tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga memperburuk kualitas udara dan tanah.

Melalui program ini, mahasiswa KKN UNS memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai teknik pengolahan limbah bunga menjadi ekoenzim dengan metode fermentasi sederhana. Selain ramah lingkungan, metode ini dapat dilakukan dengan peralatan rumah tangga sehingga mudah diterapkan oleh warga.

Ekoenzim yang dihasilkan memiliki beragam fungsi, mulai dari pupuk cair organik, cairan pembersih ramah lingkungan, hingga pestisida nabati. Dengan nilai guna yang luas, produk tersebut dinilai berpotensi memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

“Pengolahan limbah menjadi ekoenzim tidak hanya mengurangi timbunan sampah organik, tetapi juga menciptakan produk yang bisa dimanfaatkan sehari-hari. Kami berharap praktik ini dapat diteruskan secara mandiri oleh warga,” tulis mahasiswa KKN UNS Desa Berjo.

Program ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, seperti pelaku usaha bunga potong, kelompok ibu rumah tangga, dan perangkat desa. Pendekatan edukatif dan demonstratif menjadi metode utama untuk memperkenalkan konsep ekonomi sirkular, yakni sistem yang menekankan pemanfaatan kembali bahan agar memiliki siklus hidup lebih panjang.

Melalui pendekatan ini, masyarakat diajak melihat bahwa limbah organik bukan semata sampah, tetapi dapat ditransformasikan menjadi sumber daya baru yang memiliki manfaat nyata.

Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Nita Etikawati, M.Si., menilai kegiatan tersebut membawa dampak ekologis dan sosial yang berkelanjutan.

“Inisiatif ini menunjukkan peran perguruan tinggi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di tingkat akar rumput. Pengolahan ekoenzim secara langsung mendukung indikator SDGs terkait pengelolaan limbah, peningkatan kapasitas masyarakat, serta keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Ekoenzim Hasil Pembuatan Oleh Partisipan. (doc. KKN UNS)
Ekoenzim Hasil Pembuatan Oleh Partisipan. (doc. KKN UNS)

Program ini juga sejalan dengan beberapa target SDGs, di antaranya SDG 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13 mengenai Penanganan Perubahan Iklim melalui pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya, serta SDG 15 terkait perlindungan ekosistem daratan melalui perbaikan kualitas tanah.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, masyarakat Desa Berjo diharapkan mampu menerapkan pengolahan ekoenzim secara berkelanjutan. Selain memperkuat kemandirian lingkungan, program ini membuka peluang ekonomi baru berbasis pengolahan limbah dan meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Kegiatan ini mendapat dukungan dana dari RKAT UNS 2025 melalui skema Pengabdian PDB dengan Nomor Penugasan 370/UN27.22/PT.01.03/2025.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *