Mahasiswa KKN UNS Gencarkan Edukasi Pupuk Organik dan Kampanye Lingkungan di Morowali

Sosialisasi Pupuk Organik. (doc. pribadi)
Sosialisasi Pupuk Organik. (doc. pribadi)

Morowali, Krajan.id – Sebagai bentuk pengabdian nyata kepada masyarakat, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam program KKN-MBKM Proyek Membangun Desa telah menyelesaikan rangkaian kegiatan edukatif dan sosial di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Kegiatan ini berlangsung selama Juli hingga Agustus 2025, dengan fokus pada peningkatan kesadaran lingkungan melalui sosialisasi pembuatan pupuk organik cair (POC), kompos padat, dan pemasangan papan informasi umur sampah.

Bacaan Lainnya

Program utama ini digagas oleh Fahrul Rosid Alam, mahasiswa Program Studi Ilmu Tanah, di bawah bimbingan dosen lapangan Dr. Hery Widijanto, S.P., M.P.. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa tidak hanya membawa teori dari kampus, tetapi juga menerapkan teknologi tepat guna untuk mendorong pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri dan berkelanjutan.

“Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengedukasi warga tentang pengolahan sampah menjadi pupuk, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan di wilayah pesisir yang rentan,” jelas Fahrul.

Kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk organik dilakukan di balai desa dan melibatkan warga setempat, khususnya ibu rumah tangga dan karang taruna. Warga diajarkan cara membuat POC dengan bahan sederhana seperti air cucian beras, molase, dan EM4. Tak hanya itu, mereka juga dilatih teknik pengomposan padat melalui sistem lubang dan tumpuk.

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). (doc. pribadi)
Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). (doc. pribadi)

Antusiasme masyarakat tergolong tinggi, meski pada awalnya terdapat kendala berupa rendahnya pemahaman dasar tentang fermentasi. Melalui pendekatan langsung dan praktik lapangan, warga mulai memahami manfaat nyata dari penggunaan pupuk alami, termasuk potensi pengurangan ketergantungan terhadap pupuk kimia.

“Kami sudah coba pakai POC-nya untuk tanaman sayur, hasilnya bagus. Tanah jadi lebih subur,” ungkap salah satu warga peserta pelatihan.

Baca Juga: Bersama Lawan Perundungan, KKM 26 UNIBA Sosialisasikan Kawasan Bebas Bullying di SMP Negeri 1 Cikedal

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran terhadap pengelolaan sampah anorganik, mahasiswa juga merancang dan memasang papan sosialisasi umur sampah di dua titik strategis, yaitu di gerbang desa dan sekitar balai desa. Papan ini berisi informasi visual tentang lama waktu penguraian berbagai jenis sampah seperti plastik, kaca, dan kaleng.

Dukungan masyarakat terhadap kegiatan ini cukup tinggi. Anak-anak dan pemuda desa bahkan menjadikan papan tersebut sebagai bahan diskusi dan pembelajaran informal. Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan perluasan titik pemasangan papan ke sekolah dan tempat ibadah agar pesan edukatif menjangkau lebih banyak warga.

Selain kegiatan utama, mahasiswa juga aktif dalam kegiatan sosial keagamaan seperti penyembelihan hewan qurban dan Safari Ramadhan. Dalam kegiatan qurban, mahasiswa menjadi panitia pelaksana yang bekerja sama dengan warga dan pihak PT. Bima Cakra Perkasa Mineralindo (BCPM), perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah tersebut.

Mereka bertugas dalam pengawasan proses penyembelihan, pendataan, dan distribusi daging secara adil kepada warga sekitar.

Safari Ramadhan pun berlangsung meriah, menghadirkan buka puasa bersama, salat tarawih, hingga ceramah agama. Melalui kegiatan ini, mahasiswa ikut mendorong kebersamaan lintas kelompok sosial—mulai dari anak-anak hingga karyawan perusahaan.

Penyerahan Papan Sosialisasi Umur Sampah dengan Kepala Desa Laroenai. (doc. pribadi)
Penyerahan Papan Sosialisasi Umur Sampah dengan Kepala Desa Laroenai. (doc. pribadi)

Program KKN ini membuktikan bahwa kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat bisa memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kapasitas warga, terutama dalam bidang pertanian berkelanjutan dan kesadaran lingkungan. Beberapa warga bahkan menyatakan harapannya agar kegiatan serupa bisa dilanjutkan oleh generasi KKN berikutnya dengan skala yang lebih luas.

Baca Juga: Penyuluh Lapangan Bimbing Mahasiswa KKN UINSA Wujudkan Pertanian Organik Mandiri

“Kami sangat terbantu. Harapannya ini tidak hanya berhenti di sini, tapi terus berlanjut karena manfaatnya sudah kami rasakan,” ujar Kepala Desa Laroenai, Tawakal.

Pelaksanaan KKN-MBKM UNS di Desa Laroenai memberikan bukti bahwa penggabungan antara pengetahuan akademik dan praktik sosial dapat melahirkan inovasi sederhana yang berdampak besar. Melalui pendekatan partisipatif dan kolaboratif, mahasiswa berhasil menjembatani kebutuhan masyarakat dengan solusi yang relevan, berkelanjutan, dan aplikatif.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *