Mahasiswa KKN UNS Tanamkan Kesadaran Lingkungan di Lombok Utara Lewat Program “Kembali ke Tanah”

Mahasiswa KKN UNS Kelompok 140 berfoto bersama warga Dusun Gangga, Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara, usai melaksanakan Program Lingkungan Hidup dan Edukasi Pembuatan Kompos “Kembali ke Tanah” sebagai upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah organik dan pelestarian lingkungan. (doc. KKN UNS Kelompok 140)
Mahasiswa KKN UNS Kelompok 140 berfoto bersama warga Dusun Gangga, Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara, usai melaksanakan Program Lingkungan Hidup dan Edukasi Pembuatan Kompos “Kembali ke Tanah” sebagai upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah organik dan pelestarian lingkungan. (doc. KKN UNS Kelompok 140)

Genggelang, Krajan.id – Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan menjadi perhatian serius bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) kelompok 140. Melalui dua program unggulan bertajuk Program Lingkungan Hidup Desa dan Edukasi Pembuatan Kompos: Kembali ke Tanah, para mahasiswa berupaya menumbuhkan semangat gotong royong dalam menjaga keseimbangan alam.

Kegiatan yang digelar pada Kamis, (31/7/2025), di Dusun Gangga, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB, ini dihadiri oleh warga setempat dengan antusias. Program tersebut berada di bawah bimbingan Dr. Ir. Ar. Yosafat Winarto, S.T., M.T., IAI, dan diketuai oleh Farren Alfanza Djakavi, mahasiswa Fakultas Hukum UNS.

Bacaan Lainnya

Selain Farren, kegiatan ini juga melibatkan sembilan anggota tim KKN UNS kelompok 140 lainnya, yaitu Nila Zahida (Kedokteran), Nisrina Mahdiya (Kedokteran), Rayhan Imam Muqaffa (Arsitektur), Stefani Ester Natania (Arsitektur), Galih Kamalul Arsa (Sastra Daerah), Siska Ayu (Perencanaan Wilayah dan Kota), Qotrun Nada Kamila (Perencanaan Wilayah dan Kota), Aksen Diana Putri (Akuntansi), serta Rizqita Alifia Widianie Putri (Hukum).

Menurut Farren, latar belakang utama pelaksanaan program ini adalah karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

“Kami melihat permasalahan sampah, terutama sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan, masih menjadi tantangan nyata di Desa Genggelang. Lewat program ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” jelasnya dalam keterangan yang diberikan.

Sebelum program dijalankan, masyarakat belum terbiasa memilah atau mengelola sampah dengan baik. Banyak warga yang masih membakar sampah rumah tangga di area terbuka.

Namun, para mahasiswa KKN UNS kelompok 140 melihat peluang positif: masyarakat Genggelang ternyata cukup terbuka terhadap perubahan jika mereka memahami manfaat langsung bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.

Mahasiswa KKN UNS Kelompok 140 memberikan sosialisasi kepada warga Dusun Gangga, Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara, mengenai pengelolaan sampah organik melalui program edukasi pembuatan kompos “Kembali ke Tanah” sebagai langkah menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. (doc. KKN UNS Kelompok 140)
Mahasiswa KKN UNS Kelompok 140 memberikan sosialisasi kepada warga Dusun Gangga, Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara, mengenai pengelolaan sampah organik melalui program edukasi pembuatan kompos “Kembali ke Tanah” sebagai langkah menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. (doc. KKN UNS Kelompok 140)

Nama program “Kembali ke Tanah” dipilih bukan tanpa alasan.

“Kami ingin mengembalikan keseimbangan alam dengan cara sederhana, yaitu mengolah sampah organik menjadi kompos. Tanah adalah sumber kehidupan, dan dengan mengembalikan limbah organik ke tanah dalam bentuk pupuk, kita menjaga keberlanjutan hidup itu sendiri,” ujar Farren.

Proses sosialisasi dilakukan secara bertahap. Tim KKN terlebih dahulu berkoordinasi dengan kepala dusun dan tokoh masyarakat, lalu mengadakan pertemuan kecil untuk menjelaskan manfaat pengolahan sampah organik.

Antusiasme warga meningkat setelah mereka melihat langsung hasil kompos yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman.

“Pendekatan kekeluargaan membuat warga merasa lebih dekat dan berani mencoba,” tambah Farren.

Mahasiswa KKN UNS Kelompok 140 memperagakan cara pembuatan kompos dari sampah organik kepada warga Dusun Gangga, Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara, sebagai bagian dari program edukasi lingkungan untuk mengurangi volume sampah rumah tangga dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah ramah lingkungan. (doc. KKN UNS Kelompok 140)
Mahasiswa KKN UNS Kelompok 140 memperagakan cara pembuatan kompos dari sampah organik kepada warga Dusun Gangga, Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara, sebagai bagian dari program edukasi lingkungan untuk mengurangi volume sampah rumah tangga dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah ramah lingkungan. (doc. KKN UNS Kelompok 140)

Saat kegiatan berlangsung, semangat warga terlihat begitu tinggi. Banyak warga, terutama ibu-ibu, yang antusias mencoba langsung proses pembuatan kompos.

“Hal paling berkesan bagi kami adalah ketika ibu-ibu berbondong-bondong membawa sisa dapur untuk dicampur menjadi bahan kompos. Mereka belajar dengan cepat dan penuh semangat,” katanya.

Namun, perjalanan ini tidak lepas dari tantangan. Mengubah kebiasaan membakar sampah menjadi kebiasaan mengompos bukan hal mudah.

“Tantangan utama adalah mengubah pola pikir. Selain itu, keterbatasan wadah dan bahan pendukung juga sempat menjadi kendala. Tapi kami berusaha menunjukkan bahwa membuat kompos bisa dilakukan dengan alat sederhana yang ada di sekitar,” ungkap Farren.

Dalam pelaksanaannya, bahan kompos yang digunakan meliputi sisa makanan, daun kering, rumput, dan sampah organik rumah tangga lainnya. Metode yang diterapkan juga disesuaikan dengan kondisi lokal Lombok Utara menggunakan sistem tumpuk dan pengadukan manual tanpa alat rumit, sehingga mudah diterapkan oleh masyarakat.

Agar kegiatan tidak berhenti setelah KKN usai, mahasiswa UNS bekerja sama dengan perangkat desa dan kelompok pemuda agar kegiatan pengelolaan sampah tetap berlanjut. Mereka juga meninggalkan panduan tertulis dan peralatan dasar untuk mempermudah praktik mandiri.

“Kami bahkan mengusulkan agar kegiatan pengolahan sampah ini dimasukkan dalam agenda PKK dan karang taruna, supaya bisa berkelanjutan,” jelas Farren.

Dampak nyata dari program ini mulai terlihat tak lama setelah kegiatan berlangsung. Beberapa warga sudah mulai memilah sampah dan membuat kompos di pekarangan rumah mereka.

“Melihat warga membawa hasil kompos buatan sendiri dan menunjukkan perubahan warna tanah yang lebih subur membuat kami merasa bangga. Artinya, edukasi sederhana bisa benar-benar mengubah perilaku,” ujarnya penuh semangat.

Farren menilai program “Kembali ke Tanah” berpotensi menjadi model pemberdayaan lingkungan yang bisa diterapkan di desa lain di Lombok Utara.

“Metodenya sederhana, biayanya rendah, dan bisa diterapkan di mana saja. Dengan dukungan pemerintah desa dan partisipasi masyarakat, program ini bisa menjadi gerakan lingkungan berkelanjutan,” katanya.

Bagi Farren dan timnya, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya aksi nyata dalam menjaga lingkungan.

“Kami semakin sadar bahwa menjaga alam bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua. Hal kecil seperti memilah sampah, menanam pohon, atau mengurangi plastik bisa berdampak besar jika dilakukan bersama-sama,” tutupnya.

Ia pun berpesan kepada generasi muda agar tidak menunggu perubahan besar untuk mulai peduli pada lingkungan.

“Mulailah dari diri sendiri. Jadilah contoh dalam menjaga kebersihan. Anak muda harus menjadi motor penggerak perubahan lingkungan,” pesan Farren penuh keyakinan.

Ke depan, mahasiswa KKN UNS kelompok 140 berharap dapat mengembangkan program ini menjadi eco-community project yang lebih luas, dengan pelatihan pembuatan pupuk cair dan pembentukan bank sampah desa agar semangat “kembali ke tanah” benar-benar tertanam dalam kehidupan masyarakat Lombok Utara.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *