Mahasiswa MBKM PLB FKIP UNS 2025 Wujudkan Pengabdian Inklusif di SLB Hamong Putro Jombor Lewat Tiga Program Edukatif dan Berkelanjutan

Dokumentasi Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 dalam Pelatihan Vokasional Kerajinan Kawat Bulu Bersama Siswa SLB Hamong Putro Jombor. (doc. MBKM PLB FKIP UNS-SLB Hamong Putro Jombor)
Dokumentasi Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 dalam Pelatihan Vokasional Kerajinan Kawat Bulu Bersama Siswa SLB Hamong Putro Jombor. (doc. MBKM PLB FKIP UNS-SLB Hamong Putro Jombor)

Sukoharjo, Krajan.id – Kelompok Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sebelas Maret (UNS) tahun 2025 sukses menyelenggarakan tiga program pengabdian berdampak di SLB Hamong Putro Jombor, Kabupaten Sukoharjo.

Kegiatan yang dilaksanakan selama bulan April hingga Mei 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan potensi anak berkebutuhan khusus, memperluas wawasan masyarakat, serta memberikan keterampilan aplikatif yang berkelanjutan.

Bacaan Lainnya

Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 yang beranggotakan delapan mahasiswa ini mengusung pendekatan inklusif, interaktif, dan partisipatif dalam pelaksanaan tiga kegiatan utama, yaitu pelatihan vokasional kerajinan kawat bulu, sosialisasi pembuatan kompos, dan parenting bahasa isyarat. Program ini dirancang berdasarkan hasil observasi dan diskusi intensif dengan pihak sekolah agar tepat sasaran dan memberikan dampak nyata.

Kegiatan pertama adalah pelatihan keterampilan tangan membuat kerajinan dari kawat bulu, yang digelar pada 25 dan 29 April 2025. Melalui pelatihan ini, para siswa SLB Hamong Putro Jombor diajarkan untuk mengolah kawat bulu menjadi berbagai bentuk kreatif seperti bunga, binatang, dan ornamen lain yang memiliki nilai estetika dan potensi ekonomis.

Mahasiswa MBKM mendampingi proses kreatif para siswa secara langsung, memberikan arahan teknis dan motivasi agar siswa dapat mengekspresikan ide secara bebas.

“Kami ingin siswa tidak hanya terampil, tetapi juga percaya diri dalam menciptakan sesuatu yang bermakna,” ujar Thunia Asifa Miradz, Ketua Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025.

Dokumentasi Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 dalam Sosialisasi Pembuatan Kompos Bersama Siswa SLB Hamong Putro Jombor. (doc. MBKM PLB FKIP UNS-SLB Hamong Putro Jombor)
Dokumentasi Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 dalam Sosialisasi Pembuatan Kompos Bersama Siswa SLB Hamong Putro Jombor. (doc. MBKM PLB FKIP UNS-SLB Hamong Putro Jombor)

Kegiatan kedua adalah sosialisasi pembuatan kompos yang berlangsung pada Jumat, (2/5/2025). Kegiatan ini dilandasi kepedulian terhadap isu lingkungan dan kebutuhan akan pendekatan pembelajaran berbasis praktik langsung. Mahasiswa mengajak siswa dengan disabilitas intelektual (tunagrahita) dan siswa tunarungu untuk terlibat aktif dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Dalam pelaksanaannya, para siswa dilibatkan mulai dari pengumpulan bahan seperti daun kering, tanah, hingga galon bekas sebagai media kompos. Mereka juga diajari proses pencampuran dan penyusunan bahan kompos yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Senam Bersama Mahasiswa KKM UNIBA dan Warga Desa Siremen Tingkatkan Semangat Kebugaran

Pihak sekolah menyambut positif program ini. Seorang guru pendamping menyampaikan, “Kegiatan ini sangat bermakna bagi siswa kami. Selain mendukung pendidikan lingkungan, juga membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa.”

Dokumentasi Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 dalam Parenting Bahasa Isyarat di SLB Hamong Putro Jombor. (doc. MBKM PLB FKIP UNS-SLB Hamong Putro Jombor)
Dokumentasi Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 dalam Parenting Bahasa Isyarat di SLB Hamong Putro Jombor. (doc. MBKM PLB FKIP UNS-SLB Hamong Putro Jombor)

Kegiatan ketiga bertajuk parenting bahasa isyarat digelar pada Rabu, (7/5/2025). Bertujuan untuk mempererat komunikasi antara anak tunarungu dengan orangtua dan guru, kegiatan ini mengajarkan dua sistem bahasa isyarat: BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) yang disampaikan oleh mahasiswa tunarungu UNS, dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang disampaikan oleh guru SLB.

Partisipasi orangtua dalam program ini menjadi kunci utama keberhasilannya. Dengan mempelajari bahasa isyarat, orangtua diharapkan mampu membangun komunikasi dua arah yang lebih empatik dan efektif dengan anak.

“Melalui kegiatan ini, orangtua bisa lebih memahami kebutuhan komunikasi anak dan membangun relasi yang lebih hangat di rumah,” jelas Thunia.

Melalui ketiga kegiatan tersebut, Kelompok MBKM PLB FKIP UNS 2025 tidak hanya memberikan kontribusi dalam bentuk pembelajaran dan keterampilan, tetapi juga menghadirkan model pengabdian masyarakat yang inklusif dan relevan dengan kebutuhan sekolah luar biasa.

Baca Juga: Mahasiswa KKN 36 UINSA Dorong Ekonomi Kreatif Melalui Workshop Pengolahan Minyak Jelantah di Jatisari

“Program ini kami harap dapat menjadi model yang bisa direplikasi di sekolah lain dan menjadi bagian dari kontribusi nyata mahasiswa dalam memajukan pendidikan inklusif dan pelestarian lingkungan,” tambah Thunia.

Kegiatan ini juga memperlihatkan bagaimana perguruan tinggi dapat bersinergi dengan masyarakat dalam menciptakan program-program berkelanjutan yang menyentuh langsung kebutuhan individu berkebutuhan khusus.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *