Cidahu, Krajan.id – Mahasiswa Universitas Bina Bangsa (UNIBA) yang tergabung dalam Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 78 menggelar kegiatan tanam jagung bersama warga Desa Cidahu, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang.
Kegiatan yang dilaksakan pada (29/7/2025) ini merupakan bagian dari program kerja yang mengusung tema ketahanan pangan lokal berbasis partisipasi masyarakat, sekaligus menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam pembangunan desa.
Kegiatan ini mendapatkan perhatian luas dan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk kehadiran langsung Kapolres Kabupaten Serang, AKBP Condro Sasongko, S.H., S.I.K., M.H., M.Si, yang memberikan semangat dan apresiasi kepada para mahasiswa dan warga yang terlibat.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif ini. Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat adalah kekuatan yang luar biasa untuk mewujudkan desa yang mandiri secara pangan,” ujar AKBP Condro Sasongko dalam sambutannya.
Menurut Nessya Mayla Faiza, koordinator kegiatan KKM 78 UNIBA, ide kegiatan ini berawal dari hasil observasi lapangan yang mereka lakukan sejak awal penempatan KKM.
“Kami melihat potensi pertanian di Desa Cidahu sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Maka dari itu, kami ingin menghadirkan program yang edukatif dan sekaligus memberikan dampak nyata bagi ketahanan pangan desa,” ujarnya.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengajak masyarakat untuk aktif dalam gerakan swasembada pangan dan membekali mereka dengan edukasi pertanian sederhana yang bisa diterapkan secara mandiri. Bibit yang digunakan dalam kegiatan ini adalah varietas jagung hibrida Bisi-2, dengan luas lahan sekitar 1.000 meter persegi yang merupakan hasil swadaya warga desa.
Tahapan persiapan kegiatan dilakukan dengan matang, dimulai dari survei lahan, konsultasi dengan perangkat desa, pembelian bibit dan alat tanam, hingga koordinasi teknis dengan pihak Polres dan masyarakat. Materi edukasi juga disiapkan untuk memastikan warga tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga memahami teknik tanam jagung yang tepat.
Baca Juga: Mahasiswa KKN-PPM UMBY Kelompok 40 Hadirkan Silase Sebagai Solusi Pakan Ternak di Musim Kemarau
Mahasiswa KKM 78 memainkan peran sebagai penggerak, fasilitator, dan pendamping. “Kami hadir tidak hanya membawa tenaga, tetapi juga informasi dan semangat kolaboratif. Masyarakat perlu merasa bahwa mereka tidak sendiri dalam mengelola potensi yang ada,” tambah Nessya.
Warga Desa Cidahu menunjukkan antusiasme tinggi terhadap kegiatan ini. Banyak yang hadir dan langsung turut serta dalam proses penanaman.
Salah satunya adalah Bapak Juhri, warga desa yang merasa senang karena mendapatkan ilmu baru. “Saya baru tahu bahwa jarak tanam dan pemupukan awal itu penting. Biasanya kami asal tanam saja,” ungkapnya.
Namun, bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utama yang dihadapi petani di Desa Cidahu adalah serangan hama seperti monyet liar, sulitnya mendapatkan bibit unggul, dan belum terbentuknya pola tanam yang berkelanjutan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat dan solusi awal atas tantangan tersebut.
Simbol kolaborasi yang kuat terlihat dari penanaman bibit jagung secara simbolis yang dilakukan bersama oleh mahasiswa, warga, kepala desa Mohamad Abdulah All’amin, Babinsa Saepudin, dan Ketua Kapolres Kabupaten Serang AKBP Condro Sasongko, S.H., S.I.K., M.H., M.Si.
Menurut Putri Kurniasih, Ketua KKM 78 UNIBA, kegiatan ini bukan hanya seremonial belaka.
“Kami juga membentuk kelompok tani lokal dan melakukan transfer ilmu agar warga bisa melanjutkan program ini secara mandiri setelah KKM selesai. Monitoring lanjutan akan kami serahkan kepada karang taruna desa dan kelompok tani,” jelasnya.
Dalam jangka pendek, keberhasilan program ini diukur dari terlaksananya kegiatan tanam jagung dan meningkatnya pengetahuan warga. Sedangkan jangka panjangnya, diharapkan warga dapat menanam secara mandiri baik di lahan kosong maupun pekarangan rumah, menjadikan kegiatan bertani sebagai kebiasaan baru di desa.
Bagi para mahasiswa, pengalaman ini sangat berkesan. “Kami jadi lebih paham bahwa pertanian bukan sekadar aktivitas ekonomi, tapi juga bagian penting dari pembangunan desa yang berkelanjutan. Teori yang kami pelajari di kampus terasa lebih hidup saat kami terjun langsung ke lapangan,” ujar Nessya.
Ke depan, mahasiswa berharap kegiatan ini dapat menjadi model yang direplikasi di desa-desa lain. Menurut Nessya, keberhasilan program seperti ini membutuhkan kolaborasi lintas pihak — mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat. Edukasi yang berkelanjutan, pendampingan aktif, serta kemudahan akses terhadap bibit dan sarana tanam menjadi kunci utama.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





