Sukoharjo, Krajan.id – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam Tim Hibah MBKM 1212 menciptakan inovasi menarik dalam dunia pertanian. Melalui pemanfaatan limbah urin kelinci, mereka mengembangkan produk Pupuk Organik Cair (POC) yang terbukti mampu mengurangi serangan hama tikus pada tanaman padi. Inovasi ini disambut antusias oleh para petani di Desa Geneng, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
Desa Geneng dikenal sebagai salah satu daerah dengan potensi pertanian yang besar. Hamparan sawah luas dan sumber daya manusia yang memadai menjadikan desa ini sebagai sentra produksi padi. Namun, di balik potensi tersebut, petani kerap dihadapkan pada permasalahan serius, yaitu serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), terutama tikus sawah.
Menjawab tantangan itu, Tim 1212 Hibah MBKM UNS melihat peluang dari limbah peternakan kelinci yang selama ini kurang dimanfaatkan. Melalui proses fermentasi dan pengolahan yang tepat, urin kelinci yang semula hanya menjadi limbah cair diubah menjadi POC yang tidak hanya menyuburkan tanaman, tetapi juga mampu mengusir hama.
“Kami ingin memanfaatkan potensi lokal yang sering dianggap tidak berguna, yaitu urin kelinci, untuk menghasilkan produk organik yang ramah lingkungan dan ekonomis,” ujar perwakilan Tim 1212 dalam kegiatan sosialisasi POC Urin Kelinci di Balai Desa Geneng, baru-baru ini.
Kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Geneng, penyuluh pertanian lapangan, dan perangkat desa. Dalam kesempatan itu, tim mahasiswa menjelaskan proses pembuatan POC, cara penggunaan, serta strategi pengemasan dan pemasaran agar produk ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Tidak hanya teori, Tim 1212 juga membagikan produk POC siap pakai untuk langsung diuji coba di lahan petani. Hasil awal menunjukkan bahwa aroma khas dari POC urin kelinci mampu mengusir tikus dari area persawahan.
Baca Juga: Inovasi Mahasiswa UNS Sulap Limbah Daun Jati Jadi Energi Terbarukan di Desa Jatisari
Sugeng, Ketua Gapoktan Desa Geneng, mengapresiasi inovasi yang dilakukan mahasiswa. Ia menyebut bahwa penggunaan POC ini memberi dampak signifikan terhadap pengurangan populasi tikus di lahan petani.
“Setelah pemakaian POC, intensitas serangan tikus berkurang drastis. Selain itu, untuk tanaman hortikultura, pupuk ini juga merangsang pertumbuhan buah, sehingga hasil panen lebih banyak dan berkualitas,” ungkap Sugeng.

Urin kelinci diketahui memiliki kandungan nitrogen yang tinggi, lebih besar dibandingkan kotoran hewan ternak lainnya. Kandungan ini sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan ketahanan tanaman padi. Tak hanya itu, dalam proses pembuatan POC, tim juga menambahkan empon-empon seperti jahe dan kunyit untuk mengurangi bau tidak sedap serta meningkatkan kualitas pupuk.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UINSA Bentuk Kebiasaan Hidup Sehat melalui Edukasi di TPQ Al-Hikmah
Inovasi ini juga menjadi bagian dari pendekatan ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi produk bernilai guna. Dengan cara ini, petani tidak hanya mendapat solusi terhadap hama, tetapi juga memperoleh alternatif pupuk organik yang ramah lingkungan dan hemat biaya.
“Sosialisasi ini diharapkan dapat membuka wawasan petani terhadap potensi bahan-bahan lokal yang ada di sekitar mereka. Limbah yang dulunya dibuang, kini bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai jual,” terang anggota Tim 1212 lainnya.
Program ini merupakan bagian dari misi pemberdayaan petani oleh Tim Hibah MBKM UNS, dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang aplikatif. Harapannya, inovasi ini tidak hanya diterapkan di Desa Geneng, tetapi juga bisa diadopsi oleh petani di daerah lain yang menghadapi permasalahan serupa.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





