Surakarta, Krajan.id – Mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Diva Adinda Rachmayani, mengambil peran penting dalam penguatan industri pergadaian nasional melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rekognisi di PT Pegadaian.
Melalui program ini, Diva terlibat langsung dalam penyelenggaraan standardisasi kompetensi penaksir barang jaminan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pergadaian, khususnya bagi perusahaan-perusahaan anggota Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI).
Program KKN ini berlangsung sejak April hingga Agustus 2025 dan terfokus di unit Academy Operation and Services (Corporate University) PT Pegadaian. Selama program berjalan, Diva menangani pengelolaan pelatihan, mendampingi peserta, mengatur administrasi teknis, serta turut terlibat dalam proses sertifikasi penaksir. Kegiatan ini berada di bawah bimbingan Dr. Ahmad Ikhwan Setiawan S.E., M.T. sebagai dosen pembimbing akademik.
Perkembangan industri pergadaian yang semakin pesat disertai meningkatnya perusahaan gadai swasta menuntut adanya standar kompetensi yang seragam bagi penaksir. Posisi penaksir memiliki peran sentral karena menentukan nilai barang jaminan, yang berpengaruh langsung terhadap besaran pembiayaan, tingkat risiko perusahaan, dan kepercayaan masyarakat. Kesalahan penaksiran bukan hanya berdampak pada kerugian finansial, tetapi juga menyangkut kredibilitas lembaga.
Melalui KKN Rekognisi, Diva ikut terlibat dalam program bertema standardisasi kompetensi penaksir yang dilaksanakan Pegadaian bekerja sama dengan PPGI. Ia tidak sekadar melakukan pekerjaan administratif, tetapi ikut berada di garis depan pelaksanaan pelatihan yang mencakup persiapan kelas, pengelolaan sistem pembelajaran daring, pemantauan kehadiran peserta, serta pendampingan selama proses ujian teori dan praktik.

Diva mengakui bahwa pengalaman tersebut memberinya gambaran nyata tentang pentingnya akurasi penilaian dalam industri pergadaian.
“Sebagai penaksir, akurasi bukan hanya soal menetapkan harga suatu barang. Di dalamnya ada kepercayaan nasabah dan keberlangsungan lembaga. Pelatihan dan sertifikasi ini membantu memastikan para penaksir memiliki standar kemampuan yang seragam sehingga kualitas layanan lebih terjaga,” ujar Diva Adinda Rachmayani dalam keterangan yang diberikan (26/12/2025).
Selama 17 minggu pelaksanaan, Diva terlibat mengawal pelatihan mulai dari batch 5 hingga batch 20. Setiap pelatihan diawali dengan tahap persiapan administrasi, mencakup verifikasi data peserta, penyusunan jadwal kegiatan, serta pengecekan kelengkapan dokumen.
Setelah itu, peserta mengikuti pembekalan materi yang dilaksanakan secara daring maupun luring. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan praktik penaksiran dan ujian kompetensi yang melibatkan asesor bersertifikat.
Materi yang diberikan kepada peserta meliputi pemahaman hukum gadai, alur transaksi pergadaian, teknik identifikasi keaslian barang, penilaian kendaraan bermotor, teknik menaksir barang elektronik, hingga tata kelola penyimpanan barang jaminan. Dalam setiap sesi pelatihan, Diva berperan membantu instruktur dan memastikan seluruh kegiatan berjalan sesuai standar operasional.
Pengalaman ini membuat Diva memahami bahwa standar operasional bukan sekadar kumpulan aturan tertulis. Menurutnya, standar tersebut berfungsi melindungi masyarakat sebagai nasabah, perusahaan sebagai penyedia layanan, serta karyawan yang bekerja di dalamnya.
“Melalui KKN ini, saya melihat langsung bagaimana prosedur yang tertib dapat mencegah kesalahan penaksiran dan mengurangi potensi perselisihan. Saya merasa ikut berkontribusi membangun industri yang lebih akuntabel,” tuturnya.
Meskipun berbentuk rekognisi magang industri, kegiatan yang dijalani Diva tetap mencerminkan esensi KKN, yaitu pengabdian dan kontribusi nyata bagi masyarakat. Program ini tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja, tetapi juga memungkinkan mereka terlibat dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor jasa keuangan nonbank.

Keterlibatan mahasiswa dalam program ini menumbuhkan pembelajaran kontekstual. Diva tidak hanya mempelajari teori manajemen operasional di kelas, tetapi mengaplikasikannya secara langsung dalam pengelolaan pelatihan berskala nasional. Ia juga belajar berinteraksi dengan berbagai pihak, mulai dari peserta pelatihan, asesor, hingga pengelola lembaga sertifikasi.
Program ini sejalan dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek pendidikan berkualitas serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Standardisasi kompetensi penaksir mendorong terciptanya layanan pergadaian yang lebih aman, transparan, dan terpercaya bagi masyarakat luas.
Pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi penaksir yang diikuti Diva melalui program KKN memberikan sejumlah dampak positif. Kegiatan ini membantu meningkatkan kualitas layanan penaksiran di berbagai perusahaan gadai, memperkuat mitigasi risiko atas barang jaminan, serta membangun kepercayaan publik terhadap industri pergadaian. Selain itu, penerapan standar kompetensi yang seragam turut meminimalkan perbedaan kualitas pelayanan antarperusahaan dan mengurangi potensi penyimpangan prosedur.
Di akhir program, Diva terlibat dalam penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, rekapitulasi kelulusan peserta, dan pengurusan sertifikat bagi penaksir yang dinyatakan kompeten. Ia menilai pengalaman tersebut sebagai bekal penting untuk memasuki dunia kerja, sekaligus wujud nyata kontribusi mahasiswa melalui jalur KKN Rekognisi.
Diva berharap program seperti ini dapat terus dilanjutkan dan diperluas. Menurutnya, kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri merupakan jembatan penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap kerja sekaligus peka terhadap kebutuhan masyarakat.
“Melalui KKN, kami tidak hanya belajar, tetapi ikut berkontribusi. Saya bangga dapat terlibat dalam program yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas industri pergadaian dan perlindungan konsumen,” ujarnya.
Program KKN Rekognisi yang dijalani Diva Adinda Rachmayani menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya menjadi objek pendidikan, tetapi juga subjek pembangunan. Kehadiran mereka di dunia industri membuka ruang sinergi antara kampus, perusahaan, dan masyarakat dalam memperkuat ekosistem keuangan yang inklusif dan berkeadilan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





