Desa Tambalan, Krajan.id – Desa Tambalan kini memiliki kebanggaan baru dengan hadirnya Manggleng, camilan tradisional berbahan dasar singkong yang telah mendapatkan sentuhan modern. Produk ini diproduksi oleh Ibu Slamet, seorang ibu rumah tangga yang terlibat dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Program yang dilaksakan pada (2/12/2024) ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui kewirausahaan serta pelestarian budaya lokal.
Manggleng, camilan khas Indonesia yang terkenal karena teksturnya yang renyah dan rasa gurihnya, kini hadir dengan dua varian rasa: pedas dan original. Keunikan produk ini tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada kemasannya yang mengusung tema aksara Jawa.
Kemasan ini diberi nama Wilkel Manggleng, dirancang untuk melestarikan nilai-nilai budaya sekaligus menarik perhatian konsumen masa kini.
“Kami ingin Manggleng dikenal bukan hanya karena rasanya saja, tetapi juga karena kemasannya yang merepresentasikan budaya lokal,” ujar pengelola Mbulak Wilkel.
Dalam peluncuran awal, 20 bungkus Manggleng berhasil diproduksi dengan bantuan mahasiswa MBKM. Selain membantu dalam proses produksi, mahasiswa juga berkontribusi dalam pemasaran produk dengan menciptakan label yang unik.
Baca Juga: Harmoni di Tengah Keberagaman: Mahasiswa PAI UNJ Ajak Warga Jaga Komunikasi Antar Tetangga
Label bertema aksara Jawa ini dirancang bekerja sama dengan Pak Agus, seorang pegiat budaya dari Pleret.
“Dalam mimpi saya, suatu hari semua produk di Pleret dapat menggunakan aksara Jawa sebagai ciri khas,” ungkap Pak Agus penuh harapan.
Menurut Ibu Slamet, keterlibatannya dalam program ini membawa dampak positif bagi kehidupannya. “Saya bangga ikut serta dalam program ini. Dengan memproduksi Manggleng, saya dapat membantu perekonomian keluarga sekaligus memotivasi ibu-ibu lainnya untuk berwirausaha,” ujar Ibu Slamet. Program ini juga memberikan inspirasi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Tambalan.
Manggleng saat ini dipasarkan di Wisata Mbulak Wilkel, Desa Tambalan. Dengan kerja sama antara pengelola wisata, mahasiswa, dan pedagang, pemasaran produk ini semakin meluas.
“Saya senang bekerja sama dengan mahasiswa MBKM. Produksi Manggleng bukan hanya sekadar untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga memperkenalkan Manggleng kepada masyarakat luas,” ujar salah seorang pedagang lokal.
Dukungan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan adanya kolaborasi yang solid, diharapkan produk Manggleng dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional.
“Kami berharap dukungan ini dapat terus berlanjut, sehingga UMKM di daerah ini dapat semakin maju dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal,” tambah pengelola Mbulak Wilkel.
Peluncuran Manggleng di Desa Tambalan adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara masyarakat, mahasiswa, dan penggiat budaya mampu menciptakan inovasi yang tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal. Dengan keberlanjutan produksi dan pemasaran yang efektif, Manggleng diharapkan mampu menjadi ikon kuliner baru dari Desa Tambalan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





