Menakar Arah dan Konsentrasi Jurusan Teknik Elektro Universitas Tidar

Penulis Menakar Arah dan Konsentrasi Jurusan Teknik Elektro Universitas Tidar - Mawla Ali Assajad
Penulis Menakar Arah dan Konsentrasi Jurusan Teknik Elektro Universitas Tidar - Mawla Ali Assajad

Jurusan Teknik Elektro kerap dipersepsikan sebagai bidang studi yang kering, teknis, dan hanya berurusan dengan kabel serta rangkaian listrik. Pandangan sempit ini tidak sepenuhnya keliru, tetapi jelas tidak memadai.

Di tengah percepatan transformasi teknologi, teknik elektro justru menjadi salah satu pilar utama pembangunan, mulai dari energi, industri, hingga teknologi informasi. Universitas Tidar (UNTIDAR) Magelang membaca kebutuhan ini dengan merancang Program Studi Teknik Elektro yang terstruktur melalui tiga konsentrasi utama, masing-masing memiliki orientasi keilmuan dan kontribusi praktis yang jelas.

Bacaan Lainnya

Tiga konsentrasi tersebut adalah Sistem Tenaga Listrik (STL), Sistem Instrumentasi dan Kendali (SIK), serta Sistem Komputer dan Informasi (SKI). Ketiganya tidak sekadar menjadi jalur peminatan administratif, melainkan refleksi dari arah pengembangan keilmuan teknik elektro yang relevan dengan tantangan zaman. Struktur ini menunjukkan upaya institusional UNTIDAR untuk menempatkan teknik elektro sebagai disiplin yang adaptif terhadap kebutuhan energi berkelanjutan, otomatisasi industri, dan revolusi digital.

Konsentrasi Sistem Tenaga Listrik menempati posisi strategis dalam konteks transisi energi nasional. Pada jalur ini, mahasiswa dibekali pemahaman mendalam mengenai sistem kelistrikan berbasis arus bolak-balik (alternating current/AC), perencanaan jaringan tenaga, hingga instalasi panel energi terbarukan.

Fokus pada energi baru dan terbarukan, terutama panel surya, menandai keberpihakan akademik pada isu keberlanjutan yang semakin mendesak. Mahasiswa tidak hanya diajak memahami teori kelistrikan tegangan tinggi, tetapi juga dituntut mampu menerjemahkan pengetahuan tersebut ke dalam praktik yang aplikatif di masyarakat.

Keterampilan instalasi dan perancangan sistem panel surya yang dikuasai mahasiswa STL memiliki nilai strategis di tengah upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Penguasaan ini sekaligus memperluas peran lulusan teknik elektro, dari sekadar teknisi menjadi agen perubahan dalam sektor energi. Dengan bekal tersebut, lulusan STL diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan sistem energi yang lebih bersih dan efisien, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Berbeda dengan STL yang berfokus pada sistem tenaga berskala besar, konsentrasi Sistem Instrumentasi dan Kendali bergerak di wilayah yang lebih presisi dan aplikatif. SIK menitikberatkan pembelajaran pada sistem berbasis arus searah (direct current/DC) serta penguasaan komponen elektronika seperti dioda, resistor, dan transistor. Mahasiswa dilatih merancang, merangkai, dan menguji sistem elektronika yang berfungsi sebagai alat bantu dalam kehidupan sehari-hari maupun proses industri.

Kekuatan utama SIK terletak pada kemampuan mengintegrasikan komponen menjadi sistem kendali yang fungsional. Produk-produk seperti amplifier, sistem otomasi berbasis mikrokontroler, hingga perangkat monitoring sederhana menjadi bukti konkret penerapan ilmu.

Pendekatan ini menempatkan mahasiswa sebagai problem solver yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat melalui inovasi teknologi berskala kecil hingga menengah. Dalam konteks pembangunan desa dan industri lokal, kompetensi ini memiliki relevansi yang tinggi.

Sementara itu, konsentrasi Sistem Komputer dan Informasi memperluas cakupan teknik elektro ke ranah komputasi dan informatika. Pada jalur ini, mahasiswa mendalami algoritma, pemrograman, serta logika komputasional sebagai fondasi pengembangan sistem cerdas. Fokus pembelajaran tidak hanya pada kemampuan teknis menulis kode, tetapi juga pada cara berpikir sistematis dalam memecahkan persoalan kompleks.

Mahasiswa SKI diarahkan untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi informasi, termasuk kecerdasan buatan dan sistem pendukung keputusan. Sejumlah capaian mahasiswa dalam pengembangan aplikasi kecerdasan buatan di bidang kesehatan menunjukkan bahwa konsentrasi ini tidak berhenti pada tataran teoritis. Kontribusi tersebut menegaskan bahwa teknik elektro, melalui SKI, mampu bersinggungan langsung dengan isu kemanusiaan dan pelayanan publik, khususnya dalam sektor kesehatan.

Prestasi mahasiswa dari ketiga konsentrasi tersebut memperlihatkan bahwa diferensiasi jalur peminatan di Teknik Elektro UNTIDAR bukan sekadar formalitas kurikulum. Mahasiswa STL dengan pengalaman instalasi panel surya, mahasiswa SIK dengan inovasi alat otomatis berbasis mikrokontroler, serta mahasiswa SKI dengan pengembangan kecerdasan buatan menjadi indikator keberhasilan pendekatan pembelajaran yang berbasis kompetensi. Capaian ini sekaligus memperkuat posisi jurusan dalam peta pendidikan teknik di tingkat regional.

Keberhasilan akademik dan inovasi mahasiswa tersebut berkelindan dengan upaya institusional Universitas Tidar dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan. Proses akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menjadi instrumen evaluasi sekaligus pengakuan atas kualitas penyelenggaraan pendidikan.

Peringkat akreditasi “Baik” hingga “Baik Sekali” yang diraih sejumlah program studi mencerminkan konsistensi universitas dalam memperbaiki kurikulum, meningkatkan kualitas dosen, serta menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran.

Dalam lanskap pendidikan tinggi yang semakin kompetitif, akreditasi bukan tujuan akhir, melainkan fondasi untuk pengembangan berkelanjutan. Bagi Jurusan Teknik Elektro UNTIDAR, capaian ini menjadi modal penting untuk memperkuat relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja dan tantangan global.

Dengan struktur konsentrasi yang jelas, orientasi pembelajaran yang aplikatif, serta komitmen mutu yang terjaga, Teknik Elektro Universitas Tidar menunjukkan arah pengembangan yang patut diperhitungkan dalam ekosistem pendidikan teknik nasional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *