Ngawi, Krajan.id – Kelompok wirausaha Mushroom Roll Jambrut sukses menggelar program pengabdian masyarakat bertajuk Sosialisasi Strategi Pemasaran Produk di Era Modern 2025 di Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Jambrut sebagai wirausaha mahasiswa yang lolos pendanaan Program Wibawa (Wirausaha Baru Mahasiswa) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 2025.
Mushroom Roll Jambrut merupakan usaha berbasis olahan jamur yang dikreasikan menjadi camilan renyah dengan balutan kulit lumpia. Produk ini mengombinasikan tekstur crispy dengan cita rasa manis, sehingga menyasar segmen konsumen muda maupun keluarga. Di luar aktivitas produksi, kelompok ini juga aktif melakukan kegiatan sosial melalui edukasi kewirausahaan bagi masyarakat.
Kegiatan sosialisasi yang digelar pada (2/11/2025) tersebut dilatarbelakangi oleh masih terbatasnya kemampuan pemasaran pelaku usaha lokal di Kecamatan Pitu. Berdasarkan hasil pengamatan tim Jambrut, sejumlah UMKM masih mengandalkan metode pemasaran konvensional, memiliki kemasan produk yang sederhana, serta belum memanfaatkan sistem pembayaran digital. Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya daya saing produk dan terbatasnya jangkauan pasar.
“Banyak produk lokal sebenarnya berkualitas, tetapi belum didukung strategi pemasaran yang tepat. Di sinilah kami mencoba berbagi pengetahuan agar pelaku usaha bisa naik kelas,” demikian disampaikan tim Mushroom Roll Jambrut dalam rilis yang diberikan.
Melalui sosialisasi ini, Jambrut menargetkan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai strategi pemasaran modern yang relevan dengan perkembangan teknologi. Tujuan utama kegiatan meliputi peningkatan daya tarik produk lokal, pengenalan sistem pembayaran digital, serta penguatan keterampilan promosi melalui media sosial. Selain itu, peserta juga diajak memahami pentingnya merek dan kemasan sebagai identitas produk yang mampu membangun kepercayaan konsumen.
Materi pertama diawali dengan pembahasan mengenai strategi inovasi produk dan pelayanan. Peserta diberikan pemahaman bahwa keberlanjutan usaha tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk, tetapi juga oleh kemampuan pelaku usaha berinovasi secara berkelanjutan. Inovasi tersebut mencakup pengembangan varian rasa, modifikasi bentuk produk, pembuatan edisi musiman, serta keterbukaan terhadap masukan konsumen.
Selain inovasi produk, aspek pelayanan juga mendapat perhatian. Pelayanan yang ramah, respons cepat terhadap konsumen, serta pemberian promo berkala dinilai penting untuk membangun loyalitas pelanggan. Dengan pelayanan yang konsisten, pelaku usaha diharapkan mampu mempertahankan konsumen di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Materi selanjutnya membahas konsep merek atau branding. Dalam sesi ini dijelaskan bahwa merek bukan sekadar nama, melainkan identitas yang membentuk persepsi konsumen terhadap suatu produk. Tim Jambrut mencontohkan penerapan branding pada produknya, mulai dari pemilihan nama usaha yang mudah diingat hingga desain logo yang memiliki makna filosofis.
Setiap elemen visual dalam logo, seperti warna, bentuk, dan simbol, dijelaskan sebagai representasi karakter produk, bahan baku utama, serta identitas daerah asal. Pemahaman ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha lokal menciptakan merek yang kuat, konsisten, dan memiliki ciri khas yang membedakan produknya dari kompetitor.
Aspek kemasan (packaging) menjadi materi berikutnya yang mendapat perhatian besar dari peserta. Dalam sosialisasi ini ditekankan bahwa kemasan tidak hanya berfungsi melindungi produk, tetapi juga menjadi alat promosi visual yang berpengaruh terhadap keputusan beli konsumen. Peserta diberikan sejumlah tips praktis, seperti penggunaan warna yang menarik, pencantuman foto produk asli, label informasi gizi, serta tanggal kedaluwarsa.
Selain itu, desain kemasan yang praktis dan ramah lingkungan juga diperkenalkan sebagai nilai tambah produk. Dengan kemasan yang baik, produk diharapkan memiliki nilai jual lebih tinggi sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen.
Pada sesi promosi digital, peserta diperkenalkan pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran yang efektif dan terjangkau. Platform seperti Instagram, WhatsApp, dan TikTok dipaparkan sebagai media yang dapat digunakan untuk menjangkau pasar lebih luas.
Peserta juga mendapatkan panduan dasar mulai dari pembuatan akun, pengunggahan konten foto dan video yang menarik, hingga konsistensi dalam membuat konten promosi.
Strategi promosi lain yang diperkenalkan meliputi pemberian promo harian, sistem pre-order, serta pemanfaatan fitur live streaming untuk penjualan langsung. Langkah-langkah tersebut dinilai mampu meningkatkan visibilitas produk sekaligus membangun interaksi dengan konsumen.
Selain pemasaran, sistem pembayaran digital juga menjadi bagian penting dalam sosialisasi. Peserta diperkenalkan pada penggunaan QRIS sebagai metode transaksi yang praktis, aman, dan efisien. Penggunaan QRIS dinilai dapat mempermudah transaksi, mengurangi ketergantungan pada uang tunai, serta meningkatkan profesionalitas usaha.
Sebagai penutup, panitia menyampaikan harapan agar kegiatan ini mampu mendorong peningkatan penjualan produk lokal dan menumbuhkan semangat kewirausahaan mandiri di tengah masyarakat.
Dengan penerapan strategi pemasaran yang tepat, pemanfaatan teknologi digital, serta inovasi produk yang berkelanjutan, pelaku UMKM di Kecamatan Pitu diharapkan mampu membangun usaha yang berdaya saing dan berkelanjutan di era modern.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





