Industri perawatan kulit telah mengalami pertumbuhan yang signifikan baik secara lokal maupun global, didorong oleh berbagai faktor seperti perubahan preferensi konsumen, globalisasi, dan kemajuan teknologi.
Di pasar lokal seperti Indonesia, pertumbuhan ini dikaitkan dengan meningkatnya minat konsumen terhadap produk perawatan kulit, dipengaruhi oleh tren media sosial dan dukungan pemerintah untuk merek lokal.
Secara global, industri ini berkembang karena meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan, terutama di pasar negara berkembang, dan meningkatnya permintaan untuk produk-produk inovatif dan berkualitas tinggi. Pertumbuhan ini lebih lanjut didukung oleh pengembangan saluran distribusi baru dan pergeseran ke arah produk alami dan kosmeceutical.
Pasar perawatan kulit Indonesia telah mengalami peningkatan dinamis, didorong oleh pengaruh media sosial dan inisiatif pemerintah untuk mempromosikan produk-produk lokal. Pertumbuhan pasar juga didukung oleh meningkatnya minat pada kecantikan dan perawatan pribadi, dengan peningkatan 20,6% dalam bisnis kosmetik dan perawatan pribadi pada tahun 2022 (Nawiyah et al., 2023).
Negara-negara seperti China, Korea, dan India menjadi pemain penting dalam industri perawatan kulit, berkontribusi pada ekspansi pasar global (Oana Maria & Dinu Vlad, n.d.). Pasar perawatan kulit global tumbuh karena peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan dan perubahan gaya hidup, terutama di negara maju dan pasar negara berkembang seperti China dan Brasil (Łopaciuk & Łoboda, n.d.).
Pengembangan formula perawatan kulit yang canggih dan munculnya kosmetik, yang memadukan kosmetik dan farmasi, mendorong pertumbuhan industry (Brandt et al., 2011; Oana Maria & Dinu Vlad, n.d.). Perawatan Kulit tetap menjadi kategori terkemuka di industri kosmetik, menyumbang sekitar 36% dari pasar global.
Industri ini diproyeksikan tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 4-5% (Galetić, n.d.). Sementara industri perawatan kulit berkembang, ia menghadapi tantangan seperti masalah peraturan dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan preferensi konsumen untuk produk alami.
Pergeseran menuju ritel online dan off-shoring produksi ke wilayah hemat biaya menghadirkan peluang dan tantangan bagi para pemain industry (Łopaciuk & Łoboda, n.d.).
Tren dan Dinamika Pasar Skincare
Peningkatan kesadaran konsumen tentang perawatan kulit telah secara signifikan mempengaruhi industri kosmetik, terutama mengenai preferensi untuk bahan-bahan alami daripada yang sintetis. Pergeseran ini didorong oleh pemahaman yang berkembang tentang implikasi kesehatan yang terkait dengan produk kosmetik, serta manfaat alternatif alami.
Peningkatan permintaan kosmetik alami telah diamati, dengan konsumen menjadi lebih terinformasi tentang bahan-bahan dalam produk mereka (Gimenez, 2013) (Liu, 2022). Survei menunjukkan bahwa sebagian besar populasi lebih menyukai produk ayurvedic dan alami, yang mencerminkan pergeseran ke arah pilihan nabati yang lebih aman (Tejal et al., 2013).
Munculnya media sosial telah memainkan peran penting dalam mendidik konsumen tentang risiko bahan kimia sintetis dalam kosmetik, yang mengarah pada peningkatan kesadaran dan preferensi untuk produk alami (Liu, 2022)]. Platform online telah memfasilitasi diskusi tentang keamanan bahan, mempengaruhi keputusan pembelian dan loyalitas merek (Tejal et al., 2013)].
Munculnya kosmetik, yang menggabungkan manfaat kosmetik dan terapeutik, mewakili segmen yang berkembang di pasar perawatan kulit, menarik bagi konsumen yang mencari solusi efektif(Wanjari & Waghmare, 2015)].
Tren ini menunjukkan minat konsumen yang lebih luas pada produk yang tidak hanya meningkatkan penampilan tetapi juga meningkatkan kesehatan kulit (Schmitt, 1992). Sebaliknya, sementara kesadaran konsumen meningkat, masih ada kesenjangan dalam memahami aspek regulasi kosmetik dan perbedaan antara produk kosmetik dan farmasi, yang dapat menyebabkan kebingungan di pasar(Wanjari & Waghmare, 2015)].
Meningkatnya kesadaran akan masalah lingkungan dan pergeseran menuju gaya hidup sehat mendorong permintaan akan produk alami dan ramah lingkungan. Tren ini terbukti di berbagai sektor, termasuk perawatan pribadi, fashion, dan makanan, karena konsumen mencari alternatif berkelanjutan untuk produk konvensional.
Bagian berikut menguraikan perubahan gaya hidup utama yang berkontribusi terhadap permintaan ini. Konsumen semakin sadar akan tantangan lingkungan global, mendorong pergeseran ke produk ramah lingkungan (Pambudi et al., 2022). Langkah-langkah legislatif, seperti larangan plastik dan pembatasan zat berbahaya, semakin mendorong konsumsi berkelanjutan (Ranjeet Kumar, 2024).
Meningkatnya kesadaran kesehatan telah menyebabkan konsumen lebih memilih produk dengan bahan-bahan alami, terutama di sektor kosmetik dan perawatan pribadi (Katsikis, 2017). Pasar perawatan pribadi organik diproyeksikan tumbuh secara signifikan, mencerminkan pergeseran ini menuju opsi yang lebih sehat dan ramah lingkungan (DAS, 2022).
Ada tren penting dalam perilaku konsumen yang mendukung produk yang dipasarkan sebagai berkelanjutan, dengan perusahaan mengadopsi strategi pemasaran inovatif untuk menyoroti praktik ramah lingkungan mereka (Rakesh Bhargava, 2023). Permintaan akan produk modular dan dapat digunakan kembali, seperti tas ramah lingkungan, menggambarkan penerapan praktis dari gaya hidup ramah lingkungan (Pambudi et al., 2022).
Sebaliknya, sementara permintaan akan produk berkelanjutan meningkat, tantangan seperti biaya yang lebih tinggi dan ketersediaan yang terbatas dapat menghambat adopsi secara luas. Mengatasi hambatan-hambatan ini sangat penting untuk mendorong pasar konsumen yang lebih berkelanjutan.
Peluang Pasar untuk Produsen Skincare
Budidaya dan produksi bahan-bahan lokal seperti lidah buaya dan kunyit menghadirkan peluang signifikan untuk pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Dengan memanfaatkan produk-produk lokal ini, masyarakat dapat meningkatkan keterampilan kewirausahaan mereka, menciptakan penawaran pasar yang unik, dan mempromosikan praktik berkelanjutan.
Baca Juga: Peran Hukum Investasi dalam Mempromosikan Pembangunan Ekonomi Negara Berkembang
Aspek-aspek kunci dari kesempatan ini diantaranya pertama Pemberdayaan Ekonomi melalui Produksi Lokal. Program pelatihan, seperti untuk memproduksi sampo lidah buaya, membekali masyarakat dengan keterampilan penting, mendorong kemandirian dan menghasilkan pendapat (Nusraningrum, 2018).
Lidah buaya telah diidentifikasi sebagai peluang bisnis yang layak, terutama untuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi, melalui dukungan masyarakat dan pelatihan praktis dalam budidaya dan pemrosesan produk (Haryanti et al., 2022).
Kedua Manfaat Kesehatan dan Gizi. Kombinasi lidah buaya dan kunyit dalam produk makanan, seperti tablet kunyah, menyoroti potensi terapeutik dari bahan-bahan ini, menarik bagi konsumen yang sadar Kesehatan (Halim & Yunus, 2021).
Pengembangan produk-produk tersebut tidak hanya mempromosikan pertanian lokal tetapi juga meningkatkan penawaran nutrisi yang tersedia di pasar. Ketiga Pariwisata dan Identitas Budaya. Produk lokal berkontribusi pada pariwisata regional dengan menarik pengunjung yang mencari pengalaman otentik dan barang-barang lokal yang unik, sehingga meningkatkan lanskap ekonomi daerah tersebut (Nizioł, 2017).
Promosi produk-produk ini dapat memperkuat identitas budaya dan kebanggaan masyarakat, yang selanjutnya mendorong keterlibatan lokal. Sementara produk lokal menawarkan banyak manfaat, tantangan seperti persaingan pasar dan kebutuhan akan kontrol kualitas tetap menjadi rintangan signifikan yang harus diatasi masyarakat untuk sepenuhnya mewujudkan peluang ini.
Segmentasi pasar adalah strategi penting yang memungkinkan bisnis menyesuaikan upaya pemasaran mereka dengan kelompok konsumen tertentu, seperti remaja, pria, atau mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti masalah kulit sensitif atau anti-penuaan.
Dengan memahami karakteristik dan preferensi unik dari segmen ini, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong pertumbuhan. Strategi Segmentasi Utama diantaranya pertama, Segmentasi Demografis: Ini melibatkan kategorisasi konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin, atau faktor demografis lainnya.
Misalnya, produk yang menargetkan remaja mungkin fokus pada tren dan keterlibatan media sosial, sementara produk anti-penuaan melayani demografi yang lebih tua yang mencari peremajaan (Banga, 2024). Kedua, Segmentasi Psikografi: Pendekatan ini mempertimbangkan gaya hidup dan nilai-nilai konsumen.
Misalnya, pria mungkin lebih memilih produk yang menekankan kekuatan dan kinerja, sementara konsumen dengan kulit sensitif dapat memprioritaskan bahan hipoalergenik (Dolnicar, 2022). Ketiga, Segmentasi Perilaku: Memahami perilaku konsumen, seperti pola pembelian dan loyalitas merek, memungkinkan penargetan yang lebih efektif.
Misalnya, konsumen yang mencari solusi anti-penuaan mungkin lebih cenderung berinvestasi dalam produk premium (Aurora & Requena, n.d.). Sementara segmentasi pasar menawarkan keuntungan yang signifikan, penting untuk menyadari bahwa preferensi konsumen dapat dinamis.
Seiring perkembangan tren, bisnis harus terus menyesuaikan strategi segmentasi mereka agar tetap relevan dan kompetitif (Nurhasanah Waruwu et al., 2024).
Inovasi produk, terutama dalam menciptakan produk unik seperti perawatan kulit hibrida atau produk multifungsi, menghadirkan potensi signifikan bagi perusahaan yang bertujuan untuk membedakan diri mereka di pasar yang kompetitif. Merangkul inovasi tidak hanya meningkatkan daya tarik produk tetapi juga selaras dengan preferensi konsumen dan permintaan pasar yang berkembang.
Perusahaan yang memprioritaskan inovasi produk dapat memperoleh keunggulan yang berbeda atas pesaing, karena inovasi menumbuhkan budaya kemampuan beradaptasi dan responsif terhadap perubahan pasar (Ющук et al., 2021).
Penelitian menunjukkan bahwa produk inovatif secara signifikan mempengaruhi pilihan konsumen, terutama di sektor-sektor seperti kebersihan wanita, di mana inovasi produk dapat meningkatkan tingkat adopsi (Gautam & Khadka, 2022).
Ada minat konsumen yang berkembang pada produk multifungsi yang menawarkan kenyamanan dan efisiensi, seperti perawatan kulit hibrida yang menggabungkan banyak manfaat dalam satu formulasi (Lee et al., 2021). Koperasi pemasaran dapat secara efektif mempromosikan produk-produk inovatif ini, memanfaatkan kredibilitas mereka untuk mengkomunikasikan manfaat kompleks kepada konsumen (Kiesel et al., 2023).
Baca Juga: Peningkatan Produktivitas melalui Pengelolaan SDM Efektif di Pabrik PT HM Sampoerna
Usaha kecil dan menengah (UKM) sering menghadapi tantangan dalam inovasi produk karena modal yang terbatas dan biaya pengembangan yang tinggi, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk menciptakan penawaran unik (Rizalul Ahmad et al., 2023).
Strategi komunikasi yang efektif sangat penting untuk memberi tahu konsumen tentang manfaat produk inovatif, karena informasi yang salah dapat menunda niat pembelian (Lee et al., 2021). Meskipun inovasi produk sangat menjanjikan, sangat penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh UKM dan memastikan bahwa pendidikan konsumen menyertainya peluncuran produk baru untuk memaksimalkan dampaknya.
Memanfaatkan e-commerce dan media sosial untuk menjangkau konsumen telah menjadi strategi penting bagi bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan kehadiran pasar dan keterlibatan konsumen mereka.
Integrasi platform ini memungkinkan pendekatan pemasaran inovatif yang memanfaatkan khalayak luas media sosial sambil memberikan pengalaman berbelanja yang mulus. Keterlibatan media sosial secara signifikan mempengaruhi kepercayaan konsumen, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku pembelian.
Keterlibatan aktif pada platform menumbuhkan kepercayaan, yang mengarah pada peningkatan penjualan (Pandowo et al., 2024). Pemanfaatan Konten otentik dan pemasaran influencer sangat penting, karena meningkatkan kepercayaan konsumen dan mendorong niat pembelian, terutama pada platform seperti Instagram dan Facebook (Arhaan A Patel, 2024).
Penggunaan AI dan augmented reality di media sosial dapat mempersonalisasi pengalaman berbelanja, memungkinkan konsumen untuk memvisualisasikan produk di lingkungan mereka, sehingga meningkatkan keterlibatan dan tingkat konversi (Ahmed et al., 2024).
Aplikasi teori permainan dalam pemasaran media sosial dapat mengoptimalkan strategi, menunjukkan bahwa pemasaran agresif dapat mengarah pada keuntungan pangsa pasar yang substansial dan peningkatan metrik penjualan (Semenda et al., 2024).
Fitur e-commerce harus terus ditingkatkan untuk melengkapi upaya media sosial, karena secara langsung berdampak pada perilaku pembelian (Pandowo et al., 2024). Evolusi cepat pemasaran media sosial mencerminkan perubahan transformatif dalam strategi promosi, dengan bisnis semakin mengadopsi beragam saluran untuk menjangkau konsumen secara efektif (Dr. S. Akhila, 2024).
Baca Juga: Antara Pendidikan di Sekolah dan Madrasah di Tengah Pluralisme
Sebaliknya, sementara integrasi e-commerce dan media sosial menghadirkan banyak keuntungan, tantangan seperti mempertahankan kepercayaan konsumen di tengah taktik pemasaran yang agresif dan kebutuhan akan pembaruan teknologi yang konstan tetap menjadi pertimbangan penting bagi bisnis
Tantangan dalam Industri Skincare
Lanskap persaingan untuk produk semakin dipengaruhi oleh persaingan internasional, peraturan ketat, dan kesadaran konsumen yang meningkat mengenai klaim produk. Faktor-faktor ini secara kolektif membentuk dinamika pasar dan kepercayaan konsumen, terutama dalam konteks standar keberlanjutan dan keselamatan.
Pasar internasional dicirikan oleh persaingan yang ketat, di mana perusahaan harus membedakan diri untuk mempertahankan pangsa pasar. Perusahaan sering menggunakan greenwashing membuat klaim lingkungan yang menyesatkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, terutama di pasar jenuh. Prevalensi greenwashing dapat merusak praktik berkelanjutan yang asli, yang mengarah pada skeptisisme konsumen (Shakhnazarov, 2024).
Badan pengatur, seperti Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris, menerapkan pedoman ketat untuk memerangi klaim yang menyesatkan, menekankan perlunya transparansi dalam pemasaran lingkungan (“Competition Watchdog to Clamp down on ‘Greenwashing,’” 2023).
Kebijakan regulasi larangan klaim palsu (FCB) sangat penting untuk mengurangi greenwashing yang disengaja, memastikan bahwa perusahaan memberikan informasi penghijauan yang akurat (Wang et al., 2022).
Konsumen menjadi lebih cerdas, sering mengenali dan menolak produk yang terlibat dalam greenwashing, yang dapat menyebabkan hilangnya loyalitas merek (Shakhnazarov, 2024). Meningkatnya kesadaran konsumen mengharuskan perusahaan mengadopsi praktik berkelanjutan yang asli daripada mengandalkan strategi pemasaran yang menyesatkan.
Sebaliknya, sementara peraturan bertujuan untuk melindungi (“Competition Watchdog to Clamp down on ‘Greenwashing,’” 2023) konsumen dan memastikan persaingan yang adil, mereka juga dapat membebankan beban yang signifikan pada perusahaan kecil, berpotensi menghambat inovasi dan masuknya pasar.
Ketegangan antara regulasi dan persaingan ini menyoroti perlunya pendekatan seimbang yang mendorong perlindungan konsumen dan pertumbuhan pasar (Acharyya, 2023; Wang et al., 2022).
Strategi untuk Memanfaatkan Peluang Pasar
Investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D), mempromosikan nilai otentik dan keberlanjutan dalam produk, dan kolaborasi dengan influencer atau komunitas kecantikan adalah strategi penting bagi industri kosmetik untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan pertumbuhan pasar.
Strategi ini saling terkait, dengan masing-masing berkontribusi pada pendekatan holistik terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan inovatif. Bagian berikut menyelidiki setiap aspek, didukung oleh wawasan dari makalah yang disediakan.
Baca Juga: Menggali Potensi Siswa Melalui Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran Modern
R&D sangat penting untuk mengembangkan produk kosmetik yang inovatif dan berkelanjutan. Ini berfokus pada pembuatan formulasi ramah lingkungan yang sesuai dengan peraturan yang berkembang dan tuntutan konsumen untuk bahan-bahan alami.
Investasi dalam R&D dapat mendorong inovasi proses dan pengembangan organisasi, terutama di usaha kecil dan menengah (UKM). Kolaborasi dalam R&D dapat meningkatkan implementasi inovasi bisnis yang berkelanjutan, mendorong keunggulan kompetitif di pasar (Lewandowska & Cherniaiev, 2022).
Branding berkelanjutan otentik sangat penting untuk membangun kepercayaan konsumen. Perusahaan harus mengintegrasikan faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi ke dalam model bisnis mereka (Tchanturia & Dalakishvili, 2024).
Industri kosmetik semakin mengadopsi formulasi hijau, sumber etis, dan praktik energi terbarukan untuk mengatasi tantangan keberlanjutan (Sahota, 2013). Transparansi dan keterlibatan pemangku kepentingan sangat penting untuk promosi nilai otentik, karena membantu menghindari greenwashing dan memastikan kepercayaan konsumen yang tulus (Tchanturia & Dalakishvili, 2024).
Terlibat dengan influencer dan komunitas kecantikan dapat memperkuat kepercayaan konsumen dengan memanfaatkan jangkauan dan kredibilitas mereka untuk mempromosikan produk berkelanjutan. Influencer dapat berperan dalam mendidik konsumen tentang manfaat kosmetik berkelanjutan, sehingga selaras dengan strategi pemasaran hijau industry (Sahota, 2013).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengenali tantangan dalam menerapkannya. Misalnya, biaya tinggi yang terkait dengan R&D dan kompleksitas branding berkelanjutan yang otentik dapat menjadi hambatan bagi beberapa perusahaan.
Selain itu, efektivitas kolaborasi influencer dapat bervariasi berdasarkan keaslian dan keselarasan nilai-nilai influencer dengan tujuan keberlanjutan merek. Meskipun demikian, strategi ini secara kolektif berkontribusi pada industri kosmetik yang lebih berkelanjutan dan dipercaya konsumen.
Pasar perawatan kulit menghadirkan peluang besar bagi produsen yang dapat secara efektif memahami dan memenuhi preferensi konsumen, terutama melalui promosi produk lokal yang berkualitas dan inovatif.
Pendekatan ini tidak hanya memenuhi tuntutan konsumen tetapi juga sejalan dengan praktik berkelanjutan yang semakin dihargai di industri. Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti merek, kualitas, harga, dan ketersediaan secara signifikan mempengaruhi perilaku konsumen di pasar kosmeceutical India. Ada kesadaran yang berkembang di kalangan konsumen, terutama laki-laki muda, mengenai manfaat produk kosmetik, menunjukkan pergeseran dinamika pasar.
Baca Juga: Mengatasi Korupsi di Indonesia: Bisakah Pendidikan Adab Ala Jepang Menjadi Solusi?
Integrasi produk inovatif sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan di industri kosmetik. Perusahaan seperti L’Oréal mencontohkan bagaimana praktik inovatif dapat meningkatkan keberlanjutan dan keterlibatan konsumen.
Bahan-bahan alami, seperti ekstrak tumbuhan dan sumber daya laut, mendapatkan daya tarik sebagai komponen yang efektif dalam formulasi perawatan kulit, meningkatkan kemanjuran dan tanggung jawab lingkungan.
Mendorong penggunaan produk lokal dapat memenuhi kebutuhan perawatan kulit berkelanjutan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan meningkatnya preferensi konsumen untuk produk yang ramah lingkungan dan diproduksi secara etis.
Meskipun fokus pada produk lokal dan berkelanjutan sangat penting, penting juga untuk mempertimbangkan tantangan menyelaraskan standar peraturan di pasar yang berbeda, yang dapat berdampak pada formulasi produk dan kepercayaan konsumen.





