Pembelajaran Kontekstual Murid SLB B YRTRW Surakarta melalui Outing Class ke Karangasri dan Museum Merapi

Murid SLB B YRTRW Surakarta bersama guru, orang tua, dan mahasiswa PLP Universitas Sebelas Maret (UNS) berfoto bersama saat mengikuti kegiatan outing class di Kawasan Outbound Karangasri, Rabu (27/11/2025). (doc. pribadi)
Murid SLB B YRTRW Surakarta bersama guru, orang tua, dan mahasiswa PLP Universitas Sebelas Maret (UNS) berfoto bersama saat mengikuti kegiatan outing class di Kawasan Outbound Karangasri, Rabu (27/11/2025). (doc. pribadi)

Karangasri, Krajan.id – Sekolah Luar Biasa (SLB) B YRTRW Surakarta menggelar kegiatan outing class di Kawasan Outbound Karangasri dan Museum Gunung Merapi, Rabu (27/11/2025). Kegiatan ini diikuti seluruh murid, guru, orang tua, serta mahasiswa Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Sebelas Maret (UNS).

Outing class tersebut dirancang sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual bagi murid tunarungu. Melalui kegiatan di luar kelas, murid diajak belajar langsung dari lingkungan sekitar untuk memperkuat pemahaman, keterampilan motorik, serta kemampuan sosial mereka.

Bacaan Lainnya

Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB. Seluruh peserta berkumpul di halaman sekolah untuk mengikuti pengarahan sebelum berangkat. Mahasiswa PLP UNS membantu guru mengatur barisan, memeriksa kehadiran, dan memastikan kesiapan murid selama persiapan hingga perjalanan menuju lokasi.

Peran mahasiswa PLP dinilai penting dalam kegiatan ini, terutama dalam mendukung komunikasi visual. Murid tunarungu membutuhkan penyampaian informasi melalui bahasa tubuh, isyarat, dan penjelasan visual yang jelas agar instruksi dapat dipahami dengan baik.

Setibanya di Kawasan Outbound Karangasri, peserta disambut dengan minuman selamat datang dan diajak melakukan peregangan bersama. Instruktur outbound kemudian menyampaikan aturan kegiatan dan teknis pelaksanaan permainan. Informasi tersebut kembali diterjemahkan oleh mahasiswa PLP dalam bentuk gestur dan penjelasan visual sederhana agar mudah dipahami murid.

Peserta dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan jenjang kelas, yakni kelompok kelas kecil dan kelas besar. Setiap kelompok didampingi pemandu outbound, guru, orang tua, serta mahasiswa PLP. Berbagai permainan disiapkan, antara lain voli bola besar, tarzan air, menangkap ikan, estafet air, estafet kayu, dan naik perahu.

Permainan-permainan tersebut dirancang untuk melatih keseimbangan, keberanian, koordinasi motorik, serta kerja sama antarmurid. Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa PLP turut menjaga keamanan, memberikan pendampingan individual, serta mengamati perkembangan sosial, motorik, dan emosional murid.

Ketua pelaksana kegiatan menyampaikan apresiasi atas kelancaran kegiatan outing class tahun ini.

“Selama kegiatan, anak-anak terlihat sangat menikmati seluruh rangkaian yang dipandu oleh pemandu. Suasananya menyenangkan dan penuh keceriaan. Ini menjadi pengalaman yang berharga bagi murid,” ujarnya.

Usai mengikuti kegiatan outbound, rombongan melanjutkan perjalanan ke Museum Gunung Merapi. Di lokasi ini, murid diajak mengenal sejarah letusan Gunung Merapi melalui diorama, dokumentasi visual, miniatur gunung berapi, serta ruang simulasi gempa bumi.

Kunjungan museum menjadi sarana pembelajaran visual yang dinilai efektif bagi murid tunarungu. Mahasiswa PLP kembali berperan aktif membantu murid memahami informasi dengan menggunakan gestur, tulisan singkat, dan penjelasan visual.

Melalui kunjungan tersebut, murid tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang fenomena alam dan bencana gunung api, tetapi juga dilatih untuk mengamati detail visual serta meningkatkan literasi berbasis pengalaman langsung. Pendekatan ini dinilai mampu memperkuat pemahaman konsep yang sebelumnya diperoleh di dalam kelas.

Di sisi lain, kegiatan ini juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa PLP UNS. Mereka mendapat kesempatan untuk mengasah keterampilan pedagogik, khususnya dalam pendidikan inklusif dan komunikasi dengan murid berkebutuhan khusus.

Secara keseluruhan, kegiatan outing class SLB B YRTRW Surakarta di Karangasri dan Museum Gunung Merapi berlangsung lancar dan memberikan dampak positif bagi seluruh peserta. Murid memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna, sementara mahasiswa PLP mendapatkan pembelajaran langsung mengenai praktik pendidikan khusus di lapangan.

Pihak sekolah berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai upaya memperkuat kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan perguruan tinggi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, humanis, dan berorientasi pada kebutuhan murid.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *