Surakarta, Krajan.id – Mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) MBKM Riset bertajuk Parent Space di UPTD Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI) Surakarta. Program yang digelar pada (27/10/2025) itu bertujuan memperkuat ketangguhan keluarga dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) melalui pendekatan multimedia.
Program ini digagas oleh empat mahasiswa Psikologi UNS Salwa Salsabiila, Rara Cleophila, Salsabila Hanifah, dan Tigrisia Rachell di bawah bimbingan dosen Alma Marikka Geraldina. Mereka mendapat dukungan penuh dari UPTD PLDPI Surakarta.
Kegiatan utama Parent Space mencakup dua agenda: workshop Roots of Resilience dan podcast Parentalk. Workshop berlangsung di ruang serbaguna UPTD PLDPI Surakarta, menghadirkan psikolog Kurniasih Ayu A., yang mengisi dua sesi materi: Family Resilience & Parental Acceptance dan Social Support & Self-Efficacy.

Sebanyak 11 orang tua dan pendamping ABK mengikuti sesi tersebut. Setelah pemaparan materi, peserta diajak melakukan journaling reflektif untuk menuliskan pengalaman pengasuhan mereka. Sesi ini dirancang untuk membantu peserta mengenali proses emosional sekaligus memperkuat ketangguhan psikologis.
Dalam refleksi pada sesi pertama, banyak orang tua menuliskan pengalaman emosional ketika pertama kali mengetahui diagnosis anak mulai dari terkejut, sedih, hingga cemas. Seiring waktu, perasaan tersebut perlahan berubah menjadi penerimaan, didorong oleh dukungan keluarga dan lingkungan. Tantangan sehari-hari turut muncul, seperti mengatasi tantrum anak atau mencari sekolah inklusif.

Para peserta juga menggambarkan pembagian peran pengasuhan di rumah. Ayah cenderung terlibat dalam aktivitas praktis seperti mengantar sekolah dan terapi, sementara ibu berfokus pada kebutuhan harian dan dukungan emosional.
Pada sesi kedua, peserta banyak menuliskan cara mereka mengelola emosi dalam merespons perilaku anak. Mayoritas memilih memberi ruang saat anak meluapkan emosi, lalu berdialog ketika situasi sudah tenang. Dukungan pasangan, keluarga besar, sekolah, serta tenaga profesional menjadi faktor penting dalam membangun penerimaan dan ketahanan mereka.
Selain workshop, tim mahasiswa juga memproduksi podcast edukatif bertajuk Parentalk yang mengangkat kisah nyata orang tua ABK. Salah satu narasumber adalah ibu dari anak dengan ADHD yang bercerita mengenai proses mengenali kondisi anak hingga menghadapi stigma sosial.
Ia mengisahkan awal mula perbedaan perilaku anak yang tampak sejak usia lima tahun, serta hasil pemeriksaan dokter tumbuh kembang. Sang ibu juga mengungkap pengalaman tidak menyenangkan di sekolah.
“Anak saya disudutkan, dimasukkan ke ruangan sendiri. Akhirnya saya tanda tangan saja daripada makin ribut,” ujarnya. Meski begitu, ia tetap berusaha menerima kondisi tersebut dengan ikhlas dan membangun hubungan baik dengan lingkungannya.
Rangkaian kegiatan Parent Space diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat ketangguhan keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.
Melalui proses belajar, refleksi, dan berbagi pengalaman, program ini memberi ruang bagi orang tua untuk saling memahami, meningkatkan kepercayaan diri, dan menghadapi tantangan pengasuhan dengan lebih siap.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





