Pupuk Ramah Lingkungan dari Limbah Organik, Inisiatif KKN-T Undip untuk Pertanian Berkelanjutan

Dokumentasi bersama setelah pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)
Dokumentasi bersama setelah pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)

Desa Kebonagung, Krajan.id – Mahasiswa KKN-T Tim 3 IDBU 76 Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. Kegiatan ini berlangsung di rumah salah satu warga Dusun Mbaru pada Jumat, (1/8/2025).

Kegiatan tersebut dipimpin oleh Alfan Efendi selaku Ketua Tim KKN, dengan dukungan penuh dari seluruh anggota tim. Dalam kegiatan ini, mahasiswa memperkenalkan dua jenis pupuk hasil olahan limbah, yaitu Pupuk Orgaik Padat dari kotoran kambing dan POC (Pupuk Organik Cair) Jakaba dari limbah rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Tujuannya adalah mengedukasi para petani tentang cara pengolahan limbah menjadi produk yang berguna sekaligus meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.

Menurut Alfan Efendi, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya limbah organik, baik dari kotoran hewan maupun limbah rumah tangga, yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Padahal, jika diolah dengan benar, limbah tersebut dapat menjadi pupuk organik yang bernilai tinggi dan ramah lingkungan.

“Kami melihat potensi besar dari limbah organik yang selama ini dibuang begitu saja. Dengan pendekatan teknologi sederhana, kami ingin memberikan solusi praktis yang bisa diterapkan langsung oleh petani,” ujar Alfan Efendi.

Kegiatan ini juga bertujuan mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah dan membiasakan petani untuk beralih ke pupuk yang tidak merusak tanah dalam jangka panjang.

Dalam keterangannya, Ardy Irawan, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah dipersiapkan secara matang. Mulai dari pengumpulan bahan pembuatan pupuk, penyusunan materi sosialisasi, uji coba proses fermentasi, hingga koordinasi dengan perangkat desa dan kelompok tani.

Pemaparan materi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)
Pemaparan materi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)

Acara diawali dengan pemaparan materi terkait manfaat pupuk organik padat dan cair, disertai penjelasan teknis tentang proses pembuatannya. Pupuk kandang dibuat dari kotoran kambing yang difermentasi untuk meningkatkan unsur haranya. Sedangkan Jakaba, atau Jamur Keberuntungan Abadi, merupakan pupuk cair berbahan dasar air cucian beras (air leri) yang difermentasi hingga mengandung mikroorganisme bermanfaat untuk kesuburan tanah.

Demonstrasi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)
Demonstrasi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)

Setelah sesi materi, mahasiswa langsung menggelar demonstrasi pembuatan pupuk. Peserta terlihat antusias mengikuti tahapan demi tahapan, bahkan beberapa di antaranya turut mencoba langsung proses pencampuran bahan.

“Teknologinya sangat mudah diterapkan. Bahan baku ada di sekitar, alatnya sederhana, dan proses fermentasinya juga tidak rumit,” tambah Ardy Irawan.

Baca Juga: Mahasiswa UNISRI Hadirkan Kelas Kreatif Wirausaha untuk Siswa SMP di Klaten untuk Asah Kreativitas dan Tumbuhkan Jiwa Mandiri

Perwakilan kelompok tani Desa Kebonagung menyambut baik kegiatan ini. Mereka merasa informasi yang diberikan sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru tentang alternatif pupuk yang lebih sehat untuk lingkungan.

Peserta antusias melihat demonstrasi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)
Peserta antusias melihat demonstrasi pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk ramah lingkungan yang melibatkan kelompok tani di Desa Kebonagung. (doc. Tim 76 KKN-T Undip)

Banyak peserta yang aktif bertanya seputar teknis, seperti waktu fermentasi ideal, cara pengukuran pH secara manua, serta metode pengaplikasian pupuk ke tanaman.

“Kami baru tahu kalau air cucian beras bisa jadi pupuk. Ini menarik, dan saya pribadi ingin segera mencobanya di kebun saya,” ujar salah satu petani yang hadir.

Tim KKN berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membentuk kemandirian kelompok tani dalam memproduksi pupuk sendiri. Dengan memanfaatkan limbah yang ada di sekitar, petani bisa mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia, sekaligus menekan biaya produksi pertanian.

Meskipun tidak ada program pendampingan lanjutan setelah masa KKN selesai, Alfan menyatakan bahwa timnya berharap pengetahuan yang telah dibagikan dapat terus dipraktikkan dan bahkan dikembangkan lebih lanjut oleh warga setempat.

“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi pemicu agar masyarakat termotivasi mengembangkan pupuk organik sendiri dan menjadikannya sebagai solusi jangka panjang,” jelas Alfan.

Baca Juga: Mahasiswa KKM 78 UNIBA dan SMK Putra Tama Mandiri Bersinergi Edukasi Bahaya Narkoba kepada Pelajar

Di balik keberhasilan kegiatan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Tantangan utama adalah bagaimana memastikan bahwa proses fermentasi bisa dilakukan dengan benar secara konsisten oleh para petani, serta mengubah pola pikir mereka agar tidak lagi bergantung pada pupuk kimia.

“Kami belajar bahwa solusi yang kami bawa tidak cukup hanya berdasarkan teori, tapi harus benar-benar praktis dan sesuai dengan budaya serta kondisi masyarakat. Interaksi langsung dengan kelompok tani memberikan kami banyak wawasan,” ungkap Ardy.

Mahasiswa Tim 3 IDBU 76 Undip meyakini bahwa inovasi sederhana seperti ini bisa memberikan dampak besar bagi masyarakat jika didukung dengan konsistensi dan kemauan untuk berubah. Selain menyehatkan lingkungan, pupuk organik juga berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen secara alami.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *