Yogyakarta, Krajan.id – Bagi Radya Nasywa Zahira, perjalanan menuntut ilmu di bangku kuliah ternyata membawa dirinya melangkah lebih jauh dari sekadar ruang kelas. Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini baru saja mencatatkan prestasi gemilang: terpilih sebagai delegasi fully funded dalam program Semangat Muda Indonesia (SMI) Youth Exchange 2025 yang berlangsung di Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Radya telah menunjukkan bagaimana mimpi yang dipupuk dengan tekun bisa berbuah kesempatan berharga. Selama tujuh hari penuh, (15–21/9/2025), ia bersama para pemuda terbaik dari seluruh penjuru Indonesia menjelajahi pengalaman lintas budaya, menggali pengetahuan baru, hingga merasakan langsung diplomasi internasional.
Program yang diinisiasi oleh organisasi kepemudaan SMI ini memang dirancang untuk menempa generasi muda agar lebih berwawasan global. Agenda mereka padat: kunjungan resmi ke KBRI Singapura dan Kuala Lumpur, university visit ke University of Malaya dan Prince of Songkla University, hingga sesi presentasi proyek bertema Sustainable Development Goals (SDGs).

Salah satu momen yang tak terlupakan bagi Radya adalah saat dirinya dipercaya mewakili delegasi menerima sertifikat dari Kepala Sekolah Indonesia-Kuala Lumpur, Ibu Friny Napasti, M.Pd.
“Momen itu benar-benar berkesan, seperti sebuah pengakuan bahwa langkah saya tidak sia-sia,” ungkap Radya dengan mata berbinar.
Namun pengalaman itu tidak hanya berhenti pada kegiatan formal. Radya juga larut dalam keindahan dan kekayaan budaya di tiga negara. Dari riuhnya Merlion Park di Singapura, keanggunan Batu Caves di Malaysia, hingga damainya Samila Beach di Thailand, setiap jejak perjalanan seolah menambah lapisan makna dalam perjalanannya.
Puncaknya adalah Awarding Night di Kuala Lumpur. Di sana, Radya bukan hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga membawa pulang nominasi Best Delegate. Sebuah penghargaan yang lahir dari dedikasi, keberanian, dan konsistensinya selama program berlangsung.

Meski begitu, Radya tidak menutup mata bahwa jalan yang ditempuh penuh tantangan. Perbedaan bahasa, budaya, hingga padatnya aktivitas sempat membuatnya kewalahan. Namun ia memilih untuk melihat tantangan itu sebagai ruang belajar.
“Presentasi di hadapan delegasi internasional menantang saya untuk berpikir lebih terbuka. Saya sadar, kolaborasi lintas budaya bukan hanya soal memahami perbedaan, tetapi juga menyatukan visi untuk solusi global,” ujarnya.
Dari pengalaman itu, Radya mengaku banyak keterampilan yang ia bawa pulang. Mulai dari public speaking dalam forum internasional, manajemen proyek, hingga pemahaman tentang pentingnya diplomasi Indonesia di kancah global.
“Saya percaya generasi muda punya peran besar untuk menjembatani hubungan antarbangsa. Apa yang saya alami ini hanyalah langkah kecil menuju kontribusi yang lebih besar,” tambahnya dengan penuh keyakinan.

Jika diminta merangkum pengalamannya, Radya memilih tiga kata: Exciting, inspiring, and meaningful. Tiga kata yang baginya menggambarkan perjalanan singkat, namun meninggalkan bekal yang akan selalu melekat dalam dirinya.
Kini, Radya kembali ke Yogyakarta dengan membawa lebih dari sekadar sertifikat dan penghargaan. Ia membawa harapan, semangat, dan keyakinan bahwa seorang mahasiswa dari sudut kecil Indonesia pun mampu memberi gema di panggung internasional. Dan siapa tahu, langkah kecilnya hari ini akan menjadi pijakan bagi sejarah yang lebih besar di masa depan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





