Desa Cidahu, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 78 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) menunjukkan kepedulian nyata terhadap isu lingkungan dengan menggelar seminar bertema “Satu Langkah untuk Lingkungan: Mulai dari Sampahmu”.
Kegiatan yang dilaksanakan pada (22/7/2025) ini, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang dan dihadiri oleh perwakilan masyarakat, perangkat desa, serta narasumber dari DLH.
Seminar ini lahir dari kepedulian mahasiswa terhadap kondisi pengelolaan sampah di Desa Cidahu, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, yang dinilai masih belum optimal. Dalam wawancara bersama tim jurnalis, Putri Kurniasih Ketua KKM 78 UNIBA, mengungkapkan bahwa kegiatan ini berangkat dari hasil observasi lapangan.
“Kami melihat langsung bahwa pengelolaan sampah di Desa Cidahu masih menjadi tantangan. Dari situ, tercetus ide untuk menyelenggarakan seminar edukatif yang bisa membuka wawasan masyarakat dan memotivasi mereka untuk memulai perubahan dari rumah sendiri,” ungkap Putri Kurniasih.
Isu sampah dipilih karena dinilai sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat desa dan berpengaruh langsung terhadap kesehatan dan kualitas hidup. “Kami ingin memulai perubahan dari hal yang paling dekat dengan masyarakat, yaitu sampah rumah tangga,” tambahnya.
Untuk mewujudkan seminar ini, mahasiswa KKM 78 menjalin kolaborasi dengan DLH Kabupaten Serang. Mereka mengirim surat resmi dan mendapat respons positif. DLH pun mengirimkan narasumber dan mendukung penuh pelaksanaan kegiatan, karena sejalan dengan misi mereka dalam hal edukasi lingkungan.
“DLH sangat terbuka terhadap inisiatif mahasiswa. Ini jadi bentuk sinergi antara dunia pendidikan dan pemerintah daerah,” ujar Riska Imelda Sari, koordinator kegiatan seminar.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah, mengelola, dan mengurangi sampah, dimulai dari rumah tangga. Dalam jangka pendek, mahasiswa berharap masyarakat mulai menerapkan pemilahan sampah, dan dalam jangka panjang, tumbuh kesadaran kolektif yang melahirkan program pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program kerja utama KKM 78 UNIBA di bidang lingkungan. Rangkaian kegiatan edukatif lain akan menyusul selama masa KKM, termasuk pelatihan daur ulang dan pembentukan bank sampah desa.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Salah satu warga, Ibu Neneng, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat.
“Baru kali ini kami dapat penyuluhan soal sampah. Ternyata penting sekali untuk memilah sampah dan mengelolanya dengan benar. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan,” ujarnya.
Seminar ini juga dirancang interaktif, dengan sesi tanya jawab dan diskusi kelompok. Warga aktif bertanya, terutama mengenai cara membuat kompos dari sampah organik dan penanganan sampah plastik di lingkungan rumah.
Ibu Siti Nurhani Yunita, S.Sos., narasumber dari DLH Serang, menyampaikan materi penting terkait prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta mendorong pembentukan bank sampah desa. Menurutnya, ini adalah solusi jangka panjang untuk masalah sampah, sekaligus berpotensi menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat.
Namun, kegiatan ini tidak lepas dari tantangan. Waktu pelaksanaan menjadi kendala utama karena mayoritas warga bekerja di ladang atau luar rumah pada pagi dan siang hari.
“Kami akhirnya memilih waktu sore dan terlebih dulu mendekati tokoh masyarakat agar kehadiran warga maksimal,” jelas Nessya Mayla Faiza, salah satu anggota KKM 78 UNIBA.
Kendala lain adalah menjangkau warga lanjut usia dan yang memiliki keterbatasan literasi. Tim mahasiswa mengatasinya dengan membuat selebaran bergambar dan menyampaikan sosialisasi menggunakan bahasa lokal, agar mudah dipahami.
Ke depan, mahasiswa KKM 78 UNIBA telah menyusun rencana tindak lanjut berupa pembentukan tim relawan lingkungan desa, pelatihan daur ulang sederhana, serta inisiasi pembentukan bank sampah berbasis RT/RW. Pemerintah desa telah memberikan dukungan fasilitas dan logistik, sedangkan DLH siap mendampingi secara teknis jika inisiatif tersebut dilanjutkan secara serius.
Baca Juga: Mahasiswa KKN-TK 25 Universitas Bojonegoro Kenalkan Edukasi Bencana dan Eco Bricks di SDN Soko
Dari kegiatan ini, mahasiswa KKM mengaku memperoleh banyak pelajaran berharga.
“Kami belajar bahwa edukasi lingkungan harus disampaikan dengan pendekatan yang dekat dan relevan. Hal ini juga mengasah kemampuan komunikasi dan kolaborasi kami di lapangan,” tutur Nessya.
Tak hanya berdampak bagi masyarakat, kegiatan ini juga mengubah cara pandang mahasiswa terhadap isu lingkungan.
“Kami jadi lebih peka terhadap permasalahan lingkungan, khususnya di desa. Dan kami sadar, perubahan besar bisa dimulai dari edukasi kecil yang dilakukan dengan konsisten,” tutup Riska.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa peran mahasiswa tidak hanya terbatas di kampus, tetapi juga dapat menjadi motor perubahan sosial di tengah masyarakat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





