Pamarayan, Krajan.id – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Pamarayan, Kabupaten Serang, Minggu (17/08/2025), bukan sekadar pesta rakyat yang meriah. Melalui pawai karnaval yang digelar, masyarakat desa bersama mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 75 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) menghadirkan sebuah ruang edukasi budaya yang mempertemukan kreativitas, sejarah, dan semangat kebersamaan lintas generasi.
Ribuan warga memadati jalan desa untuk menyaksikan karnaval yang menampilkan parade pakaian adat nusantara, mobil hias bertema merah putih, hingga kostum perjuangan kemerdekaan. Anak-anak sekolah, remaja, hingga kelompok masyarakat umum berpartisipasi dengan penampilan drumband, tarian daerah, dan teatrikal perjuangan. Suasana meriah itu seakan menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong masih menjadi kekuatan utama masyarakat Pamarayan.
Ketua Karang Taruna Desa Pamarayan, Sukinta, menyebutkan bahwa karnaval ini tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga pendidikan karakter.
“Pawai ini menjadi media untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mempererat silaturahmi. Lebih dari itu, ini cara kami melestarikan budaya di tengah derasnya arus modernisasi. Peran mahasiswa KKM 75 UNIBA sangat penting karena mereka membawa energi baru sekaligus menghubungkan nilai-nilai akademik dengan kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Citra Profesional, Yayasan Pilar Generasi Emas Indonesia Resmikan Logo Baru Karya Mahasiswa Amikom

Keterlibatan mahasiswa KKM 75 UNIBA memang menjadi sorotan. Mereka tidak sekadar menjadi panitia, melainkan ikut terjun dalam proses kreatif hingga penjurian lomba. Taufan Mulyawan, salah seorang mahasiswa, mengaku mendapat pengalaman berharga dari keterlibatan tersebut.
“Melalui karnaval ini kami belajar bahwa kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Antusiasme warga mengingatkan kami bahwa perayaan kemerdekaan bukan sekadar seremonial, tetapi momentum membangkitkan semangat nasionalisme,” katanya.
Partisipasi warga juga menunjukkan bahwa karnaval bukan sekadar tontonan. Nadia (16), remaja peserta karnaval, mengaku bangga bisa mengenakan kostum bertema pahlawan.
“Rasanya seperti ikut menghidupkan kembali semangat perjuangan. Apalagi melihat banyak warga yang memberi semangat, itu menambah rasa percaya diri,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Hendra (30), peserta dari kelompok warga, menilai kegiatan ini sebagai ajang menjaga tradisi. “Karnaval ini wadah kami untuk berkarya sekaligus mempererat kebersamaan. Harapannya tahun depan bisa lebih meriah lagi,” ujarnya.
Sebagai bentuk penghargaan, pemerintah desa bersama Karang Taruna menyerahkan sertifikat apresiasi kepada mahasiswa KKM 75 UNIBA yang telah aktif mendukung kegiatan.
Kepala Desa Pamarayan menekankan bahwa kegiatan ini menjadi simbol sinergi antara pemuda, mahasiswa, dan masyarakat. Ia berharap tradisi ini tidak berhenti sebagai acara tahunan semata, tetapi berkembang menjadi agenda budaya desa yang mampu memperkuat identitas lokal.

Pawai karnaval HUT ke-80 RI di Pamarayan tahun ini menunjukkan bahwa perayaan kemerdekaan bisa dimaknai lebih dari sekadar seremoni. Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemuda, dan mahasiswa, perayaan ini menjelma sebagai ruang pembelajaran bersama tentang budaya, kebersamaan, dan nasionalisme yang hidup dalam keseharian warga.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





