Siapa Sangka, Lubang Sederhana Ini Bisa Jadi Solusi Sampah Rumah Tangga! Aksi Mahasiswa KKN UNDIP Disambut Antusias Warga Dusun Kauman

Pelaksanaan sosialisasi program pengelolaan sampah mahasiswa KKN-T Tim 68 Universitas Diponegoro bersama ibu-ibu PKK dan pemuda Karang Taruna Dusun Kauman. (doc. Pribadi)
Pelaksanaan sosialisasi program pengelolaan sampah mahasiswa KKN-T Tim 68 Universitas Diponegoro bersama ibu-ibu PKK dan pemuda Karang Taruna Dusun Kauman. (doc. Pribadi)

Kauman, Krajan.id – Siapa sangka, lubang sederhana di tanah bisa menjadi solusi ampuh untuk mengatasi permasalahan sampah organik rumah tangga sekaligus meningkatkan daya serap air tanah? Inilah yang dibuktikan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IDBU Tim 68 Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui program inovatif mereka di Dusun Kauman, Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Kegiatan bertajuk “Penerapan Lubang Resapan Biopori sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Organik dan Penyerapan Air di Dusun Kauman” ini dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu pada Rabu, (30/7/2025) bersama ibu-ibu PKK, dan Jumat, (1/8/2025) bersama pemuda Karang Taruna.

Bacaan Lainnya

Kedua sesi sosialisasi dan praktik pembuatan lubang biopori tersebut berlangsung di halaman Masjid Baiturrahim Dusun Kauman.

Program ini berangkat dari keprihatinan para mahasiswa terhadap meningkatnya volume sampah organik rumah tangga yang selama ini belum terkelola dengan baik. Selain itu, minimnya ruang terbuka hijau untuk resapan air juga menjadi tantangan tersendiri di lingkungan permukiman.

“Kami melihat banyak warga membuang sisa makanan dan daun-daunan begitu saja ke tempat sampah. Padahal, bahan-bahan itu sebenarnya bisa diolah menjadi kompos alami yang sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah,” ujar Aqil Baehaqi, penanggung jawab program KKN UNDIP, saat menjelaskan di sela-sela kegiatan praktik biopori.

Dalam sesi sosialisasi, mahasiswa KKN UNDIP memberikan pemaparan menyeluruh tentang lubang biopori. Materi yang disampaikan mencakup latar belakang dan manfaat biopori, alat dan bahan pembuatan, cara menentukan titik lokasi, teknik pembuatan, perawatan lubang, jenis sampah yang dapat digunakan, hingga pemanfaatan kompos hasil biopori untuk tanaman.

Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Sebagian besar aktif bertanya dan menunjukkan minat untuk segera menerapkan teknologi ini di rumah masing-masing.

“Kegiatan ini sangat membuka wawasan kami. Kami jadi tahu bahwa mengelola sampah organik ternyata semudah itu. Saya akan coba membuat lubang biopori di pekarangan rumah,” kata ibu Ita, salah satu peserta dari kalangan PKK.

Baca Juga: Mahasiswa KKM 58 UNIBA Tanamkan Semangat Menabung Sejak Dini di SDN 2 Nameng

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan masyarakat. Ketua RW 03 Dusun Kauman, ibu Rohana, menyatakan dukungannya terhadap program mahasiswa tersebut.

“Biopori ini sangat bermanfaat bagi warga kami. Dengan adanya pemaparan dari mahasiswa KKN, masyarakat jadi paham bagaimana cara mengurangi genangan air dan mengolah sampah menjadi kompos yang bermanfaat. Saya berharap masyarakat bisa langsung mempraktikkannya di rumah masing-masing,” ujar Rohana.

Sebagai bentuk komitmen, mahasiswa KKN-T Tim 68 UNDIP juga telah membuat 10 lubang biopori di sekitar Masjid Baiturrahim sebagai contoh yang bisa ditiru oleh warga.

“Sebelumnya saya hanya tahu biopori dari media sosial. Tapi dengan sosialisasi langsung seperti ini, ilmu kami jadi lebih lengkap. Mahasiswa juga sudah membantu kami membuat beberapa lubang, nanti kami bisa melanjutkan,” tambah ibu Ita.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UNDIP berharap program pembuatan biopori bisa menjadi gerakan kolektif warga yang berkelanjutan, bukan sekadar program sesaat selama KKN berlangsung.

“Harapan kami, biopori ini menjadi awal dari kebiasaan baru yang ramah lingkungan. Dengan langkah kecil seperti ini, kita bisa mengurangi limbah organik rumah tangga, mencegah genangan, dan menghasilkan kompos alami,” tutur Aqil Baehaqi.

Baca Juga: Tim BBK-6 UNAIR Kenalkan Inovasi JELITA, Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi Bernilai Ekonomi di Desa Cembor

Warga juga berharap kegiatan serupa bisa terus dilakukan di masa depan dengan menyasar isu-isu lingkungan lainnya, seperti pengelolaan sampah anorganik, penghijauan, dan konservasi air.

Program biopori yang sederhana namun berdampak besar ini menjadi bukti bahwa pendekatan langsung melalui edukasi dan praktik mampu mendorong perubahan perilaku di masyarakat.

Short movie pelaksanaan program pengelolaan sampah KKN-T Tim 68 Universitas Diponegoro di Dusun Kauman

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *