Sungai dan Bukit Bercerita: Semangat Pemuda Sundata Selatan Menjaga Alam dan Menggerakkan Ekowisata

Bentang Alam Kenagarian Sundata Selatan. (doc. pribadi)
Bentang Alam Kenagarian Sundata Selatan. (doc. pribadi)

Sundata Selatan, Krajan.id – Di balik hijaunya perbukitan dan aliran sungai yang membelah kawasan Sundata Selatan. Dari tunas muda Nagari Sundata Selatan, tumbuh sebuah harapan baru. Harapan yang bukan berasal dari kebijakan pemerintahan pusat, melainkan dari semangat anak-anak muda yang enggan melihat tanah kelahiran dan kampung halamannya tenggelam dalam kelalaian dan ketidakpedulian.

Sunsel Ecotourism, komunitas yang lahir dari keprihatinan akan pencemaran sungai dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pelestarian alam. Komunitas pemuda yang bangkit bukan hanya untuk menjaga, tetapi juga menghidupkan kembali denyut alam Sundata Selatan melalui kegiatan ekowisata dengan tubbing di aliran sungai yang asri dan trekking ke air terjun alami yang belum tersentuh komersialisasi.

Bacaan Lainnya

Potensi Alam yang Lama Terabaikan

Kenagarian Sundata Selatan sebenarnya menyimpan pesona luar biasa. Sungainya mengalir tenang membelah rimbunnya pepohonan, perbukitannya menantang bagi para pecinta alam. Namun, selama ini semua itu sekadar latar belakang sunyi yang nyaris tak diperhatikan. Alih-alih menjadi sumber kemakmuran, kawasan ini perlahan menghadapi masalah seperti limbah rumah tangga mulai mencemari sungai dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian alam yang masih rendah.

“Kami melihat potensi ini tidak boleh terus dibiarkan, “ ujar Hasrival, Ketua Sunsel Ecotourism. “Kami ingin membuktikan bahwa menjaga alam bisa selaras dengan menggerakkan ekonomi masyarakat kampung.”

Alboretum Trekking Air Terjun Cigocai Sunsel Ecotourism. (doc. pribadi)
Alboretum Trekking Air Terjun Cigocai Sunsel Ecotourism. (doc. pribadi)

Membangkitkan Ekonomi dari Akar Rumput

Dengan semangat gotong royong, Sunsel Ecotourism menggagas kegiatan sederhana tapi berkesan yaitu tubbing menyusuri sungai dengan ban pelampung dan trekking ke air terjun alami yang masih tersembunyi dari hiruk-pikuk pariwisata massal. Setiap aktivitas dirancang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengandung pesan edukasi lingkungan. Di balik keseruan kegiatan itu, ada misi besar yang dibawa dengan mengajak pengunjung memahami pentingnya menjaga kelestarian alam.

“Setiap peserta kami ajak mengenal flora dan fauna lokal, serta diajarkan tidak membuang sampah sembarangan, dan memahami kenapa air sungai harus tetap bersih.” tambah Rival. “Kami ingin wisatawan pulang bukan hanya dengan foto indah, tapi juga kesadaran baru tentang pentingnya menjaga alam.”

Tubbing Sunsel Ecotourism. (doc. pribadi)
Tubbing Sunsel Ecotourism. (doc. pribadi)

Pemuda, Motor Penggerak Perubahan

Gerakan ini tidak hanya menghidupkan potensi alam, tapi juga menyatukan para pemuda dalam semangat yang sama. Mereka menjadi pemandu wisata, pengelola fasilitas, hingga edukator lingkungan. Secara perlahan, aktivitas ini mulai menciptakan peluang ekonomi alternatif bagi masyarakat. Kini, Sundata Selatan perlahan membangun identitas barunya sebagai desa wisata berbasis pelestarian lingkungan. Alam bukan hanya dipajang, tapi dirawat dan dijaga bersama.

Meski berjuang dari titik nol dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Sunsel Ecotourism telah menorehkan langkah awal yang penuh makna. Mereka membuktikan bahwa perubahan tidak harus menunggu datang dari luar. Dari akar rumput, dari pemuda desa sendiri, sebuah gerakan bisa tumbuh untuk menghidupkan desa, menjaga bumi, dan menginspirasi banyak hati.

Air Terjun Cigocai Sunsel Ecotourism. (doc. pribadi)
Air Terjun Cigocai Sunsel Ecotourism. (doc. pribadi)

Menuju Desa Wisata Berkelanjutan

Perjalanan masih panjang. Tantangan tetap ada, mulai dari minimnya fasilitas, pembangunan yang belum memadai, keterbatasan anggaran, hingga butuhnya dukungan dari pemerintah dan sektor swasta. Namun Sunsel Ecotourism telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil, dari seutas tali tubbing dan semangat pemuda yang tak ingin menyerah.

Uniknya, kegiatan Sunsel Ecotourism sudah berjalan dan menarik minat wisatawan bahkan sebelum acara launching resmi digelar. Pada saat peluncuran resminya, kegiatan ini langsung dihadiri dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat bersama Bupati Pasaman, sebagai bentuk apresiasi atas inisiatif masyarakat yang telah lebih dulu menggerakkan potensi wisata berbasis alam dan budaya lokal.

Kegiatan Launching Sunsel Ecotourism pada 26 Agustus 2025. (doc. pribadi)
Kegiatan Launching Sunsel Ecotourism pada 26 Agustus 2025. (doc. pribadi)

Dengan melibatkan warga, khususnya pemuda, kegiatan ini telah membuka peluang usaha lokal seperti jasa pemandu, persewaan peralatan, dan produk UMKM. “Ekowisata bisa jadi jantung ekonomi baru desa, tapi tetap menjaga alam sebagai napas utamanya,” tambah Rival. 

 “Alam sudah memberi segalanya. Sekarang giliran kita menjaganya. Kalau bukan kita, siapa lagi?” tutup Rival. Aliran sungai yang kembali bersih membawa cerita, harapan, dan masa depan untuk Sundata Selatan.

Lokasi start tubbing dan Sunsel Ecotourism Café. (doc. pribadi)
Lokasi start tubbing dan Sunsel Ecotourism Café. (doc. pribadi)

Kini, Sundata Selatan bersiap memperkuat identitasnya sebagai desa wisata berbasis konservasi, tempat wisatawan bukan sekadar datang untuk berlibur, tetapi juga belajar mencintai dan menjaga alam yang menjadi sumber kehidupan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *