TMMD Bukan Sekadar Upacara, Mahasiswa KKN 55 UNUGIRI Gali Inspirasi dari Sinergi Lintas Sektor

Mahasiswa KKN 55 UNUGIRI saat mengikuti upacara peresmian T MMD di Desa Soko. (doc. KKN 55 UNUGIRI)
Mahasiswa KKN 55 UNUGIRI saat mengikuti upacara peresmian T MMD di Desa Soko. (doc. KKN 55 UNUGIRI)

Bojonegoro, Krajan.id – Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 55 Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro turut hadir dalam upacara peresmian program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 yang diselenggarakan di Lapangan Desa Soko, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, pada Rabu (23/7/2025).

Upacara tersebut menjadi momen penting yang mempertemukan lintas sektor — mulai dari Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro, jajaran TNI, perangkat daerah, tokoh masyarakat, hingga mahasiswa — dalam semangat kolaboratif untuk mempercepat pembangunan desa. Kehadiran mahasiswa KKN 55 UNUGIRI tidak hanya sebagai bentuk partisipasi, tetapi juga menjadi pengalaman langsung dalam melihat praktik sinergi pembangunan.

Bacaan Lainnya

“Kami merasa bersyukur dan bangga dapat diundang dalam acara ini. Meski kami hanya sebagai undangan, namun nilai-nilai yang kami serap dari kegiatan ini sangat bermakna,” ujar Akhmad Faiz Riza Afthoni, selaku Koordinator Desa (Kordes) KKN 55 UNUGIRI Bojonegoro.

Program TMMD tahun ini menargetkan berbagai proyek pembangunan fisik di wilayah terpencil, khususnya di Desa Soko dan Desa Pajeng. Beberapa proyek yang digarap antara lain pembangunan jalan beton penghubung antar desa, pembangunan chekdam, sumur bor, fasilitas ibadah, serta pagar sekolah.

Bupati Bojonegoro dalam sambutannya menegaskan bahwa TMMD merupakan wujud konkret dari kerja sama antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Tujuannya bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dan kesadaran sosial masyarakat desa.

“Melalui kegiatan seperti ini, kami belajar bahwa pembangunan bukan hanya soal fisik, tapi juga tentang membangun nilai dan kesadaran kolektif,” tutur Faiz, yang menyaksikan langsung jalannya upacara.

Baca Juga: Pemerintah Desa Soko Sambut Hangat Mahasiswa KKN 55 UNUGIRI, Harapkan Solusi Ekonomi Nyata

Walaupun tidak terlibat langsung dalam teknis pelaksanaan TMMD, mahasiswa KKN 55 UNUGIRI Bojonegoro mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari kehadiran mereka di lapangan. Menurut Lissa Ayu Fernanda, salah satu anggota kelompok, kegiatan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana multi-aktor bekerja sama dalam pembangunan desa.

“Kehadiran kami di sini menjadi kesempatan emas untuk memahami bagaimana kolaborasi antara TNI dan masyarakat terjadi. Ini menjadi bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dalam hal pengabdian masyarakat,” ujar Lissa.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini memperkuat karakter dan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya gotong royong dan komunikasi lintas sektor.

Penampilan seni tari lokal saat peremian T MMD di Desa Soko. (doc. KKN 55 UNUGIRI)
Penampilan seni tari lokal saat peremian T MMD di Desa Soko. (doc. KKN 55 UNUGIRI)

Meski tidak terlibat langsung dalam pembangunan, peran mahasiswa dalam kegiatan seperti ini sangat strategis. Mereka dapat berperan sebagai pengamat aktif, yang tidak hanya melihat proses tetapi juga menyerap nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat. Hal ini menjadi penting dalam membentuk perspektif mahasiswa yang lebih komprehensif terhadap dinamika pembangunan desa.

“Kami sadar, pembangunan bukan hanya tugas pemerintah atau TNI. Mahasiswa juga punya tanggung jawab untuk ikut serta, minimal dengan memahami dan menyuarakan aspirasi masyarakat,” jelas Faiz.

Baca Juga: Deklarasi Sekolah Anti-Bullying, Langkah Nyata SMPN 11 Serang dan KKM 10 UNIBA Wujudkan Keadilan di Sekolah

Kedua narasumber berharap agar kolaborasi lintas sektor ini tidak berhenti pada kegiatan seremonial saja. Menurut mereka, mahasiswa, TNI, pemerintah, dan masyarakat harus terus menjalin komunikasi dan sinergi demi pembangunan berkelanjutan.

“Kami percaya, jika sinergi ini dilanjutkan, maka dampaknya akan sangat besar bagi desa-desa tertinggal. Mahasiswa bisa menjadi jembatan antara masyarakat dan pemangku kebijakan,” tegas Lissa.

Program TMMD tidak hanya membangun secara fisik, tetapi juga menjadi platform edukatif yang memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran kolektif dalam pembangunan. Bagi mahasiswa KKN 55 UNUGIRI, ini bukan sekadar kunjungan upacara, melainkan pengalaman reflektif yang menumbuhkan empati, semangat kebangsaan, dan rasa tanggung jawab sosial.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *