Desa Soko, Krajan.id – Suasana hangat dan semangat kolaboratif mewarnai Balai Desa Soko, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, saat mahasiswa KKNTK 25 Universitas Bojonegoro (UNIGORO) menggelar kegiatan bertajuk Inovasi Pangan Lokal pada (7/8/2025). Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam mendorong pemanfaatan pangan lokal sekaligus memperkuat ketahanan pangan desa.
Menggandeng Pemerintah Desa Soko, kegiatan ini menyasar ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM untuk diberikan pelatihan pengolahan jagung menjadi produk bernilai jual: tortila jagung. Tak sekadar pelatihan, program ini membawa harapan besar bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan usaha berbasis potensi lokal.
“Jagung adalah hasil pertanian utama di Desa Soko. Kami ingin menunjukkan bahwa bahan lokal ini bisa diolah menjadi produk yang bukan hanya sehat, tapi juga bernilai ekonomi tinggi,” ujar Alfredo Satria Wijaya, perwakilan mahasiswa yang menjadi narasumber kegiatan.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh perwakilan desa dan tim KKNTK 25, dilanjutkan pemaparan materi seputar pentingnya ketahanan pangan serta pemanfaatan bahan lokal sebagai alternatif usaha.
Baca Juga: Hindari Pinjol dan Investasi Bodong, Tim KKN UNAIR Beri Solusi Finansial Praktis untuk Warga
Dipandu langsung oleh para mahasiswa, para peserta diajak mengenal dan mempraktikkan cara membuat tortila jagung. Mulai dari proses pengolahan bahan baku, pencetakan, hingga teknik pengemasan produk.

“Tortila kami pilih karena selain prosesnya sederhana, bahan bakunya melimpah di sini dan punya potensi pasar yang besar,” jelas Alfredo.
Pelatihan berlangsung secara partisipatif. Ibu-ibu PKK tidak hanya menyimak, tetapi juga aktif mencoba langsung di dapur pelatihan. Tawa, semangat, dan rasa penasaran menghiasi setiap sudut balai desa.
“Kami senang sekali dengan kegiatan ini. Bisa belajar langsung cara membuat camilan dari jagung. Harapannya bisa dikembangkan jadi usaha rumahan,” ungkap Bu Bayu, salah satu peserta dengan raut wajah antusias.
Di balik keberhasilan pelaksanaan, tim KKNTK 25 juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan alat produksi seperti pemanggang dan pengemas.

Namun keterbatasan itu tak mengurangi makna kegiatan. Justru menjadi motivasi tersendiri bagi mahasiswa dan warga untuk terus berinovasi. “Meski alat terbatas, semangat warga luar biasa. Ini bukti nyata bahwa pemberdayaan bisa dimulai dari hal sederhana,” tambah Alfredo.
Ketua Tim, Peonk Argi Pramudha Wardhana, berharap kegiatan ini menjadi pemicu perubahan di Desa Soko. “Kami ingin kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Harapannya, masyarakat bisa melanjutkan secara mandiri, bahkan membentuk kelompok usaha kecil,” ujarnya.
Baca Juga: Mahasiswa KKN Pintar UNUGIRI Gencarkan Edukasi KB Bersama Warga Desa Soko
Sementara itu, Koordinator Kegiatan, Cyndu Mei Via, menambahkan bahwa pelatihan ini bukan hanya soal makanan, tapi juga membangun kesadaran akan potensi lokal dan kekuatan kolaborasi.
Meski belum ada rencana lanjutan pasca pelatihan, semangat yang ditularkan dalam kegiatan ini diyakini akan terus hidup di tengah masyarakat. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari proses ini. Ini bukan hanya soal kuliah kerja nyata, tapi nyata memberi dampak,” tutup Alfredo.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKNTK 25 UNIGORO membuktikan bahwa pangan lokal, jika dikelola dengan kreatif, mampu menjadi solusi ketahanan pangan sekaligus sumber penghidupan baru bagi masyarakat desa. Dari jagung menjadi tortila, dari ide menjadi harapan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





