Workshop Barista di Desa Mranggen Kidul, Dari Seduh Kopi hingga Mimpi Besar

Suasana pelatihan barista kopi manual brewing V60 bersama Ngateno dari Sekolah Kopi Gemawang yang diikuti pemuda Desa Mranggen Kidul, Temanggung. (doc. KKN 332 UNS)
Suasana pelatihan barista kopi manual brewing V60 bersama Ngateno dari Sekolah Kopi Gemawang yang diikuti pemuda Desa Mranggen Kidul, Temanggung. (doc. KKN 332 UNS)

Mranggen Kidul, Krajan.id – Aroma kopi yang biasanya identik dengan kafe-kafe modern di perkotaan, kini juga hadir di Desa Mranggen Kidul, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS), para pemuda desa mendapat kesempatan mengikuti Workshop Pengenalan dan Peningkatan Keterampilan Barista Kopi dengan teknik manual brewing V60.

Workshop yang berlangsung di gedung serbaguna desa ini menghadirkan Ngateno, praktisi dari Sekolah Kopi Gemawang, sebagai narasumber. Dengan pengalamannya yang luas dalam dunia kopi, Ngateno membimbing peserta mulai dari pengenalan dasar biji kopi, proses pascapanen, hingga praktik menyeduh kopi dengan alat V60.

Bacaan Lainnya

“Hal-hal detail seperti tingkat kehalusan gilingan, takaran presisi, suhu air, dan teknik menuang sangat menentukan rasa akhir kopi,” jelas Ngateno saat memberikan materi.

Para peserta tampak antusias ketika diberi kesempatan mencoba menyeduh kopi secara langsung. Dengan serius mereka menakar bubuk kopi, menuang air panas perlahan, lalu menunggu tetesan kopi jatuh ke dalam cangkir.

Antusias pemuda Desa Mranggen Kidul saat mengikuti materi penyeduhan kopi V60 yang dibawakan narasumber dari Sekolah Kopi Gemawang. (doc. KKN 332 UNS)
Antusias pemuda Desa Mranggen Kidul saat mengikuti materi penyeduhan kopi V60 yang dibawakan narasumber dari Sekolah Kopi Gemawang. (doc. KKN 332 UNS)

Sesi cupping atau mencicipi hasil seduhan menjadi bagian yang paling ditunggu. Banyak yang terkejut karena perbedaan teknik ternyata mampu menghasilkan cita rasa yang beragam, mulai dari ringan, pekat, hingga meninggalkan aftertaste manis alami.

“Awalnya saya pikir semua kopi rasanya sama. Setelah ikut praktik, saya baru sadar kalau teknik penyeduhan bisa menghasilkan rasa yang sangat berbeda,” ungkap salah satu peserta sambil tersenyum puas.

Tak hanya sekadar pelatihan, kegiatan ini membuka wawasan baru bagi para pemuda desa tentang peluang usaha berbasis kopi. Mereka mulai membayangkan hadirnya warung kopi sederhana di desa, potensi pengembangan wisata kopi, hingga peluang ekonomi kreatif yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemuda desa tampak serius saat praktik menyeduh kopi pada Workshop Barista Kopi yang digelar mahasiswa KKN UNS di Desa Mranggen Kidul. (doc. KKN 332 UNS)
Pemuda desa tampak serius saat praktik menyeduh kopi pada Workshop Barista Kopi yang digelar mahasiswa KKN UNS di Desa Mranggen Kidul. (doc. KKN 332 UNS)

KKN UNS menegaskan bahwa workshop semacam ini bukan hanya soal keterampilan, tetapi juga menumbuhkan keberanian generasi muda desa untuk bermimpi lebih besar. Dari pengalaman sederhana menyeduh kopi, lahirlah harapan baru bahwa Desa Mranggen Kidul dapat menjadi bagian dari peta perkopian Indonesia.

Dari lereng Gunung Sindoro, secangkir kopi hasil racikan tangan sendiri kini menjadi simbol kreativitas dan kemandirian pemuda desa. Semangat inilah yang diharapkan mampu membawa perubahan nyata bagi masyarakat sekitar.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *