Wujudkan Aspirasi Warga, Mahasiswa KKN UNS Bangun Gapura Identitas di Dusun Tenggorong

Mahasiswa KKN 137 UNS Dusun Tenggorong melakukan pembangunan gapura bersama dengan warga Dusun Tenggorong (17/08/2025). (doc. KKN 137 UNS)
Mahasiswa KKN 137 UNS Dusun Tenggorong melakukan pembangunan gapura bersama dengan warga Dusun Tenggorong (17/08/2025). (doc. KKN 137 UNS)

Gumantar, Krajan.id – Pembangunan sebuah gapura di Dusun Tenggorong, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, menjadi bukti nyata bagaimana semangat gotong royong mampu melahirkan karya bersejarah. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 137 bersama masyarakat setempat berhasil merealisasikan aspirasi lama warga yang mendambakan adanya penanda identitas dusun.

Menariknya, ide pembangunan gapura ini bukanlah bagian dari rencana awal program kerja mahasiswa KKN. Awalnya, mahasiswa hanya menyusun kegiatan seputar pemberdayaan masyarakat dan penguatan potensi desa.

Bacaan Lainnya

Namun, dalam sebuah forum diskusi dengan warga, muncul aspirasi kuat untuk memiliki gapura sebagai simbol identitas. Aspirasi tersebut akhirnya menjadi prioritas, mengingat Dusun Tenggorong belum memiliki penanda batas wilayah yang jelas.

Koordinator program kerja, Andika Putra Hartono, menegaskan bahwa inisiatif pembangunan gapura lahir sepenuhnya dari suara masyarakat.

“Ketika kami memaparkan program, warga dengan tegas menyampaikan keinginan mereka. Gapura ini bukan hanya keinginan mahasiswa, melainkan cita-cita bersama untuk mempertegas keberadaan Dusun Tenggorong. Kami merasa berkewajiban membantu mewujudkannya,” jelas Andika.

Pengerjaan gapura berlangsung selama sepekan, mulai (15-21/8/2025). Dua hari pertama digunakan untuk menyiapkan bahan baku, seperti batu bata, semen, dan pasir. Setelah itu, proses pembangunan dikerjakan dalam lima hari penuh dengan melibatkan tenaga mahasiswa serta partisipasi aktif warga.

Suasana gotong royong terlihat jelas. Warga bersama mahasiswa saling bahu-membahu: ada yang mengaduk semen, menyusun bata, hingga membersihkan lokasi sekitar. Pemandangan tersebut menghadirkan harmoni sosial yang memperlihatkan betapa kuatnya rasa persaudaraan di tengah masyarakat pedesaan.

Pendanaan proyek pun menjadi wujud nyata kolaborasi. Sebagian biaya berasal dari dana program kerja KKN UNS, sementara sisanya dihimpun melalui swadaya warga. Sinergi tersebut membuat proses pembangunan tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki di kalangan masyarakat.

Gapura yang kini berdiri kokoh dirancang dengan sentuhan modern. Pilar vertikal berwarna bata merah dipadukan dengan dasar batu abu-abu solid, menghadirkan kesan gagah sekaligus hangat. Pada sisi kiri dan kanan jalan tertulis kalimat “SELAMAT DATANG DI DUSUN TENGGORONG” dengan gaya huruf modern yang mudah terbaca.

Sebagai bentuk penghargaan, sebuah plakat bertuliskan “KELOMPOK 1 KKN UNS 2025” disematkan di gapura tersebut. Hal ini bukan sekadar penanda kontribusi, tetapi juga simbol persahabatan antara mahasiswa dan warga yang kelak menjadi cerita turun-temurun.

Kepala Dusun Tenggorong, Putradi, menyampaikan rasa syukur atas terwujudnya gapura tersebut.

“Alhamdulillah, akhirnya dusun kami punya penanda yang jelas. Terima kasih kepada mahasiswa KKN UNS yang sudah membantu. Gapura ini bukan sekadar bangunan, tapi kebanggaan bagi kami semua,” ucapnya penuh haru.

Kini, gapura tidak hanya berfungsi sebagai batas wilayah, tetapi juga memiliki makna sosial dan kultural. Bagi warga, keberadaan gapura adalah simbol persatuan dan identitas yang selama ini mereka rindukan.

Sementara bagi mahasiswa, proyek ini menjadi pengalaman berharga karena berhasil meninggalkan warisan nyata selain program-program edukatif yang mereka jalankan.

Gapura Tenggorong pada akhirnya menjadi representasi kolaborasi antara akademisi dan masyarakat. Ia berdiri bukan hanya sebagai pintu gerbang, melainkan sebagai monumen kebersamaan. Ke depan, keberadaan gapura diharapkan mampu memantik semangat baru warga untuk terus membangun dusun secara kolektif, sekaligus mengingatkan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan.

Proyek sederhana namun penuh makna ini membuktikan bahwa pembangunan tidak selalu harus berangkat dari anggaran besar, melainkan dari niat tulus, kebersamaan, dan gotong royong. Gapura Dusun Tenggorong kini berdiri tegak sebagai saksi bisu tentang bagaimana aspirasi warga dan semangat mahasiswa berpadu menjadi karya monumental.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *