Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) R39 Subkelompok 8 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, pada 13–24 Juli 2025.
Kegiatan ini dipimpin oleh Alfat Sulistiya Nugraha sebagai ketua kelompok, didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Zida Wahyuddin, dengan anggota kelompok yakni Desta Sagita S.N, Andrianto, dan Meiva Chinta A.
Salah satu program unggulan kelompok ini adalah inovasi teknologi tepat guna berupa pemasangan papan informasi yang berfungsi sebagai media literasi sejarah dan lingkungan di destinasi wisata Air Terjun Sumber Lumpang.
Inisiatif ini bukan sekadar pelengkap fasilitas wisata, tetapi merupakan langkah konkret dalam memperkaya literasi wisata alam, yakni kemampuan untuk memahami, mengapresiasi, dan menyampaikan informasi tentang potensi alam, nilai ekologi, dan kearifan lokal suatu kawasan.
Air Terjun Sumber Lumpang bukan hanya tempat rekreasi dengan panorama indah dan udara pegunungan yang sejuk. Lokasi ini menyimpan potensi besar sebagai laboratorium alam terbuka yang ideal untuk kegiatan belajar luar ruang.
Pengunjung tidak sekadar datang untuk berswafoto, tetapi juga memiliki kesempatan untuk belajar mengenal jenis tumbuhan endemik, memahami sistem aliran sungai, pentingnya pelestarian sumber air, hingga menyerap nilai budaya lokal yang masih terjaga.
Keterlibatan berbagai pihak menjadi kunci penting dalam pengembangan destinasi ini. Masyarakat Desa Duyung, khususnya pemuda Karang Taruna, komunitas pecinta alam, serta pengelola wisata lokal, memiliki peran vital sebagai garda terdepan.
Namun, keterlibatan lembaga pendidikan mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk membangun sinergi literasi lingkungan secara berkelanjutan. Bahkan komunitas literasi dan lembaga swadaya masyarakat dapat dilibatkan dalam program-program pelatihan dan pendampingan.
Pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten juga didorong untuk mendukung langkah ini melalui regulasi, anggaran khusus, serta promosi wisata berbasis edukasi. Media massa, baik konvensional maupun digital, dapat membantu menyuarakan pentingnya pendekatan literasi dalam pengembangan pariwisata.
Momentum liburan sekolah, akhir pekan, atau program “Desa Wisata Literasi” bisa dimanfaatkan untuk menyelenggarakan kegiatan seperti tur edukatif, pelatihan menulis alam, pemetaan lingkungan oleh siswa, hingga kegiatan konservasi berbasis partisipasi.
Selain itu, momen penting seperti Hari Air Sedunia, Hari Lingkungan Hidup, dan Hari Literasi Nasional dapat dijadikan ajang promosi untuk mengangkat potensi Air Terjun Sumber Lumpang sebagai ikon wisata edukatif Mojokerto.
Secara geografis, Air Terjun Sumber Lumpang berada di Dusun Duyung, Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Lokasinya yang tersembunyi, berada di tengah rimbun pepohonan dan jauh dari polusi, menjadikannya cocok untuk kontemplasi dan eksplorasi.
Akses ke lokasi masih berupa jalan setapak alami, yang justru memperkuat nuansa petualangan dan kedekatan dengan alam. Dengan kualitas air yang jernih dan udara yang sejuk, tempat ini sangat mendukung observasi keanekaragaman hayati.
Pendekatan literasi dalam pariwisata menjadi penting karena pariwisata idealnya tidak hanya memanjakan mata, melainkan juga mencerdaskan pikiran dan membangun kesadaran kolektif. Ketika pengunjung mendapatkan informasi yang mencerahkan, mereka menjadi lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan, memahami nilai budaya masyarakat lokal, dan belajar menghormati alam sebagai bagian dari kehidupan. Literasi wisata juga dapat menjadi benteng pertahanan dari dampak negatif pariwisata massal seperti vandalisme, penumpukan sampah, dan eksploitasi sumber daya.
Dalam upaya pengembangan ini, mahasiswa KKN R39 Subkelompok 8 Untag Surabaya merancang program yang mencakup kegiatan seperti jelajah ekosistem, pemetaan flora-fauna lokal, hingga workshop menulis kisah alam, puisi, dan foto jurnalistik. Selain itu, dibangun pula papan informasi edukatif dan jalur interpretasi lingkungan untuk memberikan pengetahuan kepada pengunjung secara interaktif.
Untuk mendukung keberlanjutan, pelatihan bagi warga dan pemuda setempat dilakukan agar mereka siap menjadi pemandu wisata literasi bersertifikat (eco-guide), bekerja sama dengan Dinas Pariwisata. Kolaborasi kreatif juga digalang dengan sekolah dan komunitas literasi, serta promosi dilakukan melalui media sosial, YouTube, dan media cetak.
Inovasi sederhana namun tepat sasaran ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Desa Duyung sebagai destinasi desa wisata literasi. Dengan semangat gotong royong, pendekatan edukatif, dan dukungan semua pihak, Sumber Lumpang bisa menjadi contoh sukses integrasi wisata dan pendidikan berbasis alam.





