Desa Bansari, Krajan.id – Desa Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, tak hanya dikenal dengan hamparan tembakau khas yang melambai di lereng-lerengnya. Kini, BUMDes Tirta Sembada bertransformasi menjadi motor penggerak inovasi pertanian modern berbasis teknologi internet, atau dikenal dengan istilah “smart farming”.
Sejak 2017, Hendi Nur Seto, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, memulai upaya menghidupkan pertanian cerdas melalui hidroponik hingga mendirikan greenhouse berbasis IoT (Internet of Things) di tahun 2020.
Bersama para petani di Bansari, Hendi menorehkan jejak inovatif yang membuka pintu bagi pertanian cerdas dan wisata edukasi, menawarkan harapan baru di bidang pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Di bangsal pascapanen yang kini menjadi pusat edukasi, ratusan siswa dari SMKN 1 Temanggung turut menimba ilmu langsung dari Hendi. Dalam sesi interaktif, mereka belajar bagaimana sistem pertanian berbasis teknologi mampu mengatasi tantangan iklim dan meningkatkan produktivitas hasil tani, mulai dari tomat, cabai, hingga melon dengan kualitas premium.
“Hanya dengan mengandalkan green house dan teknologi sensor suhu, kelembaban, hingga pupuk otomatis, petani dapat melipatgandakan hasil panen sekaligus mengurangi penggunaan air dan pupuk secara signifikan,” terang Hendi kepada para siswa.
Model pertanian pintar ini bukan hanya memberi peluang bagi petani untuk menambah ragam komoditas dan memastikan harga yang stabil, tetapi juga mengundang minat berbagai kalangan. BUMDes Tirta Sembada, sebagai pengelola, bahkan telah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar sebagai off-taker produk panen. Dengan demikian, petani tak perlu lagi cemas soal fluktuasi harga pasar; mereka hanya fokus pada budidaya, sementara pemasaran produk sudah terjamin.
Selain itu, hasil dari pertanian cerdas ini tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal. Melalui dukungan teknologi digital, BUMDes Tirta Sembada berhasil memperluas pemasaran produk ke berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, dan Semarang.
“Kami juga memanfaatkan berbagai platform e-commerce untuk mencapai konsumen lebih luas dengan harga yang lebih kompetitif,” jelas Hendi.
Namun, model pertanian berbasis teknologi ini tak sepenuhnya bebas tantangan. Salah satu kendala utama adalah tingginya biaya awal pembangunan green house. Dengan estimasi biaya sekitar Rp125 juta per unit, investasi ini masih dirasa memberatkan oleh sebagian besar petani.
“Meskipun demikian, green house ini mampu bertahan hingga 25 tahun, dan dalam jangka panjang akan menguntungkan,” tambah Hendi, menjelaskan bahwa investasi awal yang besar itu sepadan dengan keuntungan jangka panjang.

Bansari juga memperkenalkan destinasi wisata edukasi yang mendukung pengembangan pertanian modern ini. Terletak sekitar dua kilometer dari pusat desa, Embung Bansari hadir sebagai fasilitas penyimpanan air sekaligus kawasan wisata yang menarik banyak pengunjung.
Baca Juga: Antusiasme Anak-anak Dusun Sumberahayu dalam Bimbel Asik Bersama Mahasiswa KKN UIN Walisongo
Selain dimanfaatkan sebagai sumber air untuk pengairan sawah, embung ini menjadi daya tarik wisata yang dikelola oleh BUMDes Tirta Sembada dengan beragam paket wisata edukasi yang melibatkan kelompok tani lokal.
Wisata Embung Bansari telah menunjukkan tren positif dengan kunjungan wisatawan yang terus meningkat setiap bulan. Dari Januari hingga Juni 2024, jumlah pengunjung tercatat rata-rata mencapai 2.830 orang per bulan.
Markodim, Ketua Pengelola Wisata Embung Bansari, menjelaskan bahwa pendapatan dari sektor wisata ini perlahan mulai berkontribusi terhadap pendapatan desa.
“Pada bulan-bulan ramai, kami bisa menyumbang sekitar Rp20 juta untuk desa setelah biaya operasional, dengan melibatkan karang taruna setempat untuk membantu pengelolaan,” ujar Markodim.
Tak hanya wisata embung, kawasan wisata ini juga menawarkan pengalaman berkemah dengan fasilitas persewaan perlengkapan yang lengkap. Di sekitar embung, pengunjung bisa menikmati malam dengan suasana alam yang asri, sambil menikmati pemandangan jajaran pegunungan seperti Sumbing, Merapi, Merbabu, dan Andong.
Baca Juga: Seru! KKN UIN Walisongo Posko 25 Ikuti Senam Aerobik KORMI Bersama Masyarakat
Pengelolaan kolaboratif antara warga dan BUMDes turut mendorong Desa Bansari untuk meraih penghargaan Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023. Kreativitas warga dalam mengelola potensi desa telah mengantar Bansari menjadi destinasi wisata edukasi yang unik di Temanggung, dengan inovasi di sektor pertanian modern yang sekaligus mempertahankan kearifan lokal.
Selain itu, Festival Lembutan yang diselenggarakan setiap tahun juga menjadi ikon desa yang mempromosikan tembakau khas Bansari dan menghidupkan kebudayaan lokal.
Secara keseluruhan, Desa Bansari menunjukkan potensi besar sebagai pelopor dalam memadukan teknologi dengan kearifan lokal. Langkah BUMDes Tirta Sembada dalam mengembangkan pertanian modern berbasis IoT membuka harapan baru bagi masyarakat desa yang lebih maju, produktif, dan berkelanjutan. Kombinasi antara pertanian pintar, wisata edukasi, dan kearifan lokal menjadikan Bansari sebagai contoh desa modern yang tetap setia pada tradisi.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





