Desa Karangjati, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan lingkungan di Desa Karangjati, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Pada Minggu, (3/8/2025), mereka melaksanakan program bertajuk “Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu Jati Menjadi Briket Energi Terbarukan” yang menyulap limbah serbuk kayu menjadi sumber energi alternatif berkualitas.
Program ini berangkat dari permasalahan penumpukan limbah serbuk kayu jati yang berasal dari industri mebel warga. Selama ini, limbah tersebut kerap dibuang begitu saja atau dibakar secara sembarangan, sehingga menimbulkan polusi udara dan pencemaran lingkungan. Padahal, serbuk kayu jati memiliki potensi besar untuk diolah menjadi briket yang bernilai ekonomis sekaligus ramah lingkungan.
Wahyu, mahasiswa UNS sekaligus ketua pelaksana program, menjelaskan bahwa briket berbahan serbuk kayu jati memiliki keunggulan dibandingkan bahan bakar lain.
“Kayu jati memiliki kadar lignin tinggi dan serat yang padat sehingga menghasilkan pembakaran stabil, panas lebih lama, dan residu abu yang sedikit. Dengan karakteristik tersebut, briket kayu jati bukan hanya efisien, tetapi juga dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat,” ujarnya.
Briket sendiri merupakan bahan bakar padat yang dibuat dari sisa biomassa, salah satunya serbuk kayu, yang dipadatkan menggunakan perekat alami. Bahan bakar ini bisa dimanfaatkan untuk memasak, menghangatkan ruangan, hingga mendukung aktivitas industri kecil. Keunggulannya terletak pada pembakaran yang bersih, emisi rendah, serta biaya produksi yang relatif terjangkau.
Dalam sosialisasi yang digelar, tim KKN UNS memaparkan manfaat briket, potensi pasar, hingga langkah-langkah pembuatannya. Proses pembuatan dimulai dengan pengeringan serbuk kayu jati agar kadar air rendah, lalu dicampur dengan perekat alami seperti tepung tapioka.
Campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan, dipadatkan, kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari hingga benar-benar kering dan siap digunakan.
Peserta kegiatan, yang mayoritas adalah ibu rumah tangga dan pelaku industri mebel di Karangjati, tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik pembuatan briket. Antusiasme warga terlihat dari keterlibatan aktif mereka saat mencoba mencetak briket untuk pertama kalinya.
“Saya senang sekali bisa belajar membuat briket dari serbuk kayu jati. Selain bisa mengurangi limbah, hasilnya juga bermanfaat untuk dipakai sendiri atau bahkan dijual,” ungkap Siti, salah satu peserta kegiatan.

Program ini mendapat sambutan positif karena mampu mengubah limbah menjadi sesuatu yang bernilai guna. Selain mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik, inisiatif mahasiswa UNS ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs Desa, khususnya poin 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, serta poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Dengan adanya keterampilan baru ini, masyarakat Karangjati diharapkan mampu memproduksi briket secara mandiri, mengurangi pencemaran, sekaligus menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





