Inklusi keuangan syariah semakin berkembang di era digital, terutama dengan munculnya generasi Z (Gen Z) sebagai aktor utama dalam dinamika ekonomi global. Generasi ini lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang serba digital, di mana akses terhadap layanan keuangan semakin mudah melalui teknologi finansial (fintech). Namun, pertanyaannya adalah, apakah meningkatnya keterlibatan Gen Z dalam keuangan syariah didorong oleh kesadaran finansial atau sekadar mengikuti tren gaya hidup digital?
Gen Z dikenal sebagai generasi yang lebih melek finansial dibandingkan pendahulunya. Paparan terhadap informasi yang luas melalui internet dan media sosial membuat mereka lebih cepat memahami konsep keuangan, termasuk perencanaan keuangan, investasi, dan manajemen risiko.
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih mengandalkan sistem perbankan konvensional, Gen Z cenderung memilih layanan keuangan berbasis digital yang menawarkan kemudahan, transparansi, dan efisiensi.
Dalam konteks keuangan syariah, Gen Z mulai menunjukkan ketertarikan terhadap produk-produk syariah seperti tabungan syariah, investasi berbasis sukuk, serta platform crowdfunding halal. Mereka juga semakin sadar akan pentingnya prinsip keuangan Islam yang bebas dari riba, gharar, dan maysir, meskipun sebagian besar belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip tersebut secara mendalam.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan fintech syariah menunjukkan peningkatan signifikan. Banyak aplikasi dan platform yang menawarkan layanan keuangan berbasis syariah dengan antarmuka digital yang mudah diakses oleh Gen Z.
Fenomena ini menimbulkan dua kemungkinan, yaitu apakah mereka menggunakan layanan keuangan syariah karena kesadaran akan pentingnya prinsip keuangan Islam atau hanya karena faktor kemudahan dan tren digital.
Sebagian Gen Z memiliki kesadaran finansial yang cukup tinggi, terutama dalam memilih layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Mereka mulai memahami pentingnya mengelola keuangan dengan cara yang lebih bertanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Hal ini didukung oleh meningkatnya literasi keuangan syariah di kalangan anak muda, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal seperti seminar, media sosial, dan komunitas finansial syariah.
Namun, di sisi lain, banyak Gen Z yang menggunakan layanan keuangan syariah bukan karena pemahaman mendalam, tetapi lebih karena kemudahan akses dan tren digital. Mereka tertarik pada aplikasi keuangan syariah karena fitur-fitur menarik seperti cashback halal, sistem bagi hasil yang kompetitif, serta tampilan aplikasi yang modern dan user-friendly.
Dalam hal ini, keuangan syariah menjadi bagian dari gaya hidup digital yang sedang berkembang, bukan semata-mata karena kesadaran finansial.
Agar inklusi keuangan syariah dapat berkembang secara berkelanjutan di kalangan Gen Z, ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah rendahnya literasi keuangan syariah yang mendalam. Banyak anak muda yang tertarik menggunakan layanan keuangan syariah, tetapi tidak memahami secara menyeluruh prinsip-prinsip Islam dalam transaksi keuangan.
Selain itu, kurangnya edukasi mengenai manfaat serta keunggulan sistem keuangan Islam juga menjadi hambatan bagi pertumbuhan industri ini. Di sisi lain, perkembangan teknologi menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kesadaran finansial melalui platform digital yang lebih interaktif dan edukatif.
Untuk memastikan pertumbuhan inklusi keuangan syariah yang berkelanjutan, pemangku kepentingan, termasuk perbankan syariah, regulator, dan pelaku fintech syariah, harus berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem keuangan yang mendukung Gen Z.
Meningkatkan literasi keuangan syariah melalui program edukasi yang mudah diakses, seperti webinar, kursus online, dan konten interaktif di media sosial, menjadi langkah penting dalam memperdalam pemahaman mereka.
Selain itu, menciptakan inovasi produk keuangan syariah yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan digital Gen Z, seperti dompet digital syariah dan investasi berbasis teknologi, juga dapat mendorong mereka untuk lebih memahami prinsip keuangan Islam.
Memanfaatkan influencer dan komunitas digital untuk menyebarluaskan kesadaran tentang keuangan syariah secara lebih luas dan menarik juga bisa menjadi strategi efektif. Kemudahan akses layanan keuangan syariah melalui aplikasi yang intuitif, transparan, dan memberikan nilai tambah bagi pengguna juga perlu terus dikembangkan.
Inklusi keuangan syariah di era Gen Z merupakan kombinasi antara kesadaran finansial dan tren gaya hidup digital. Meskipun banyak dari mereka yang tertarik pada layanan keuangan syariah karena faktor digitalisasi dan kemudahan akses, kesadaran tentang prinsip-prinsip Islam dalam keuangan juga mulai meningkat.
Oleh karena itu, penting bagi pemangku kepentingan untuk terus mendorong edukasi keuangan syariah yang lebih mendalam agar inklusi keuangan syariah tidak hanya menjadi tren sesaat, tetapi juga bagian dari kesadaran finansial yang berkelanjutan di masa depan.