Jeruji Bukan Akhir: “Social Room” UM Hadirkan Harapan Baru bagi Anak Binaan LPKA Blitar

Pelaksanaan Sosialisasi Program Social Room dengan Anak Binaan dan Pihak LPKA Kelas 1 Blitar. (doc. PKM-PM UM)
Pelaksanaan Sosialisasi Program Social Room dengan Anak Binaan dan Pihak LPKA Kelas 1 Blitar. (doc. PKM-PM UM)

Kota Blitar, Krajan.id – Di balik dinding kokoh Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar, suara tawa kembali terdengar. Bukan karena mereka bebas, melainkan karena ada secercah harapan baru lewat sebuah inisiatif yang disebut Social Room. Program hasil kolaborasi mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) ini mencoba mengubah ruang rehabilitasi menjadi ruang pemulihan sosial yang hangat dan manusiawi.

Selama Juli hingga Agustus lalu, tim mahasiswa dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UM menghidupkan suasana di LPKA melalui serangkaian kegiatan edukatif dan interaktif. Tujuannya sederhana: menumbuhkan empati, kerja sama, dan kesadaran sosial anak-anak binaan yang sebagian besar masih berusia remaja.

Bacaan Lainnya

Kepala LPKA Kelas I Blitar, Sugeng, mengakui pentingnya program tersebut.

“Anak-anak di sini masih membutuhkan ruang untuk mengekspresikan diri secara positif. Social Room membantu mereka mengembangkan empati dan keterampilan sosial yang akan sangat berguna ketika kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menunjukkan, pada 2022 terdapat 2.238 kasus kejahatan di Kota Blitar melonjak tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ironisnya, sebagian pelaku masih berusia belasan tahun. Mereka kemudian dibina di LPKA Blitar, satu-satunya lembaga pemasyarakatan anak di Jawa Timur.

Bagi anak-anak itu, masa rehabilitasi bukan perkara mudah. Banyak yang mengaku mengalami tekanan mental dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru. Rutinitas ketat, minimnya dukungan psikologis, serta perasaan bersalah sering kali membuat mereka menarik diri.

Di sinilah Social Room hadir sebagai jembatan penyembuhan sosial. Program ini dirancang berdasarkan Teori Ekologi Bronfenbrenner, yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membentuk perilaku dan identitas individu.

Pelaksanaan Ruang Misi pada Program Social Room di LPKA Kelas 1 Blitar. (doc. PKM-PM UM)
Pelaksanaan Ruang Misi pada Program Social Room di LPKA Kelas 1 Blitar. (doc. PKM-PM UM)

Mahasiswa UM merancang berbagai aktivitas seperti permainan kelompok, refleksi diri, dan simulasi sosial untuk membangun kembali kepercayaan diri anak-anak binaan.

“Setiap kegiatan dibuat agar mereka bisa belajar tanpa merasa dihakimi. Lewat permainan dan diskusi ringan, mereka belajar mengenali emosi, berempati, dan bekerja sama,” ujar salah satu anggota tim pelaksana.

Evaluasi yang dilakukan tim menunjukkan hasil signifikan. Pada tahap awal atau Ruang Misi 1, peserta mulai menunjukkan kemampuan mengenali perasaan sendiri dan orang lain. Beberapa anak mulai terbiasa menyapa teman, menanyakan kabar, bahkan memberi dukungan emosional sederhana.

Memasuki Ruang Misi 2, fokus diarahkan pada kerja sama kelompok dan kedisiplinan. Anak-anak belajar menghargai perbedaan pendapat dan mengikuti aturan bersama. Hingga akhir sesi, lebih dari 80 persen peserta dinilai mampu bekerja sama secara efektif dan menunjukkan sikap sportif selama kegiatan berlangsung.

Puncaknya terjadi di Ruang Misi 3, di mana kolaborasi menjadi kunci utama. Melalui permainan seperti Prajurit Kardus dan Berburu Angka, anak-anak belajar menyusun strategi, mengambil keputusan bersama, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tim. Hasilnya mencengangkan, lebih dari 70 persen peserta menunjukkan peningkatan nyata dalam hal empati, komunikasi, dan kepedulian sosial.

Tak hanya hasil kualitatif, peningkatan juga tercermin dari data kuantitatif. Rata-rata nilai pre-test yang semula berada di angka 65 melonjak menjadi 91 pada post-test terakhir, menandakan perubahan signifikan dalam aspek empati dan keterampilan sosial.

“Kami ingin mereka tidak hanya keluar dari LPKA sebagai individu yang menyesali kesalahan, tapi juga sebagai pribadi baru yang mampu berempati dan bekerja sama,” tutur Sugeng menegaskan.

Bagi anak-anak binaan, program seperti Social Room menjadi ruang aman untuk kembali menemukan makna diri. Salah satu peserta, sebut saja “R”, mengaku awalnya ragu ikut kegiatan. Namun perlahan ia menemukan semangat baru.

“Dulu saya merasa semua orang membenci saya. Tapi di sini, saya belajar kalau saya masih bisa berguna untuk orang lain,” ujarnya dengan mata berbinar.

Kisah-kisah seperti R inilah yang membuat program ini istimewa. Social Room bukan sekadar kegiatan hiburan, tapi proses rekonstruksi psikososial yang menyentuh inti kemanusiaan mereka.

Staf Pembinaan LPKA Kelas 1 Blitar. Chintia Winda Fatikna. (doc. PKM-PM UM)
Staf Pembinaan LPKA Kelas 1 Blitar. Chintia Winda Fatikna. (doc. PKM-PM UM)

Program ini juga sejalan dengan tema ke-6 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yaitu penguatan pendidikan, sains, dan teknologi. Lebih jauh, inisiatif ini turut mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, terutama pada dimensi kolaborasi, komunikasi, dan gotong royong.

Kontribusi Social Room juga bersinggungan dengan visi besar Indonesia Emas 2045, khususnya Asta Cita poin keempat yang menekankan pembangunan sumber daya manusia unggul. Melalui pendekatan edukatif dan empatik, program ini membuktikan bahwa pendidikan karakter tak hanya lahir di ruang kelas, tetapi juga di balik jeruji yang memberi kesempatan kedua bagi masa depan.

Dengan hasil positif yang dicapai, LPKA Blitar bersama tim UM berharap Social Room dapat menjadi model pembinaan baru di lembaga serupa di seluruh Indonesia. Karena pada akhirnya, jeruji bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal bagi anak-anak binaan untuk menemukan kembali makna kebebasan sejati kebebasan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *