KKN UIN Walisongo Dukung Pelestarian Seni Angguk Mustika Sejati di Peringatan Tahun Baru Islam

Penampilan memukau para penari Seni Angguk Mustika Sejati di Dusun Ngesrep, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Selasa (22/7/2025) malam, menjadi bagian dari rangkaian peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. (doc. pribadi)
Penampilan memukau para penari Seni Angguk Mustika Sejati di Dusun Ngesrep, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Selasa (22/7/2025) malam, menjadi bagian dari rangkaian peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. (doc. pribadi)

Tegalrejo, Krajan.id – Suasana semarak namun penuh khidmat mewarnai Dusun Ngesrep, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, pada Selasa (22/7/2025) malam, saat masyarakat setempat memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. Perayaan ini menggabungkan unsur religius dan budaya, mulai dari pengajian, santunan anak yatim, hingga penampilan memukau Seni Angguk Mustika Sejati.

Mahasiswa KKN MIT 20 UIN Walisongo Semarang turut ambil bagian dalam rangkaian kegiatan tersebut. Mereka berkontribusi mulai dari persiapan teknis, pengondisian lokasi, hingga dokumentasi acara.

Bacaan Lainnya

Keterlibatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam mendukung pelestarian budaya sekaligus memperkuat syiar Islam.

Seni angguk yang ditampilkan malam itu memadukan tarian, musik tradisional, dan syair Islami. Sebanyak 16 pemuda Dusun Ngesrep tampil mengenakan kostum merah dan biru, dilengkapi ikat kepala segitiga, kacamata hitam, dan kipas. Gerakan mereka yang energik, formasi kompak, dan iringan tabuhan rebana dari para sesepuh membuat suasana semakin hidup.

Lantunan lagu-lagu Islami seperti Ya Rasulullah dan syair Rukun Islam terdengar mengalun, menegaskan bahwa nilai religius adalah inti dari setiap unsur seni angguk.

Baca Juga: Mahasiswa KKN 42 Unugiri Ajak Ibu-Ibu PKK Klempun Sulap Limbah Plastik Jadi Tempat Sampah Ecobrick

Sugianto, sesepuh sekaligus vokalis kesenian angguk, mengungkapkan bahwa tradisi ini telah ada sejak zaman para wali.

“Dulu angguk menjadi media dakwah Islam melalui wejangan dan hiburan rakyat. Kini kami kembangkan agar tetap relevan bagi generasi muda tanpa meninggalkan nilai-nilai aslinya,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa unsur mistik yang dulu sempat melekat pada seni angguk kini sudah ditinggalkan.

“Zaman sekarang orang sudah lebih cerdas. Tidak perlu hal-hal ekstrem. Yang penting kita jaga ruh-nya dengan pendekatan yang sehat dan aman,” ujarnya.

Baca Juga: Mahasiswa KKN 42 Unugiri Dukung Siswa SDN Klempun di Ajang Lomba Lari Sprint se-Kecamatan Ngraho

Seiring perkembangan zaman, seni angguk mengalami transformasi. Selain mempertahankan versi klasik, kini muncul angguk kreasi dan modern yang memadukan musik kekinian dengan pesan dakwah. Lirik sholawat tetap menjadi fondasi utama agar seni ini tidak kehilangan identitas.

Salah satu anggota KKN UIN Walisongo menyampaikan rasa bangga bisa terlibat dalam acara tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi semangat warga Dusun Ngesrep dalam menjaga tradisi. Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi bentuk nyata kecintaan pada budaya dan agama,” katanya.

Acara ditutup dengan pembagian santunan bagi anak yatim, menciptakan suasana haru dan kekeluargaan. Harmoni antara budaya lokal dan nilai-nilai Islam yang tercermin dalam kegiatan ini menjadi bukti bahwa tradisi dapat terus hidup dan berkembang tanpa kehilangan makna.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *