KKN UNS 87 Dorong Pertanian Berkelanjutan Lewat Pelatihan Pupuk Organik Cair di Kalisono

Dokumentasi Kelompok Tani Sumber Urip. (doc. KKN UNS 87)
Dokumentasi Kelompok Tani Sumber Urip. (doc. KKN UNS 87)

Kalisono, Krajan.id – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 87 menghadirkan program inovatif berupa pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) di Desa Kalisono, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen.

Program ini menjadi langkah nyata mahasiswa dalam mendukung pertanian berkelanjutan sekaligus menjawab tantangan global terkait lingkungan, ketahanan pangan, dan pengelolaan sumber daya alam.

Bacaan Lainnya

Kegiatan yang berlangsung pada pertengahan Juli 2025 ini menyasar tiga kelompok tani, yakni Kelompok Tani Sumber Urip pada Kamis, (17/7/2025), pukul 20.00 WIB, Kelompok Tani Mekar Sari pada Jumat, (18/7/2025), pukul 14.00 WIB, serta Kelompok Tani Maju Jaya pada Minggu, (20/7/2025), pukul 14.00 WIB.

Dalam setiap sesi, para mahasiswa membimbing petani mulai dari pengenalan bahan baku alami, proses fermentasi, hingga cara aplikasinya pada lahan pertanian.

Salah satu anggota Tim KKN UNS 87 menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk memberikan solusi ramah lingkungan bagi petani dalam menghadapi ketergantungan terhadap pupuk kimia.

“Melalui program ini, kami ingin mendorong petani agar lebih mandiri sekaligus sadar akan pentingnya pertanian berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Program pelatihan pembuatan POC ini sejalan dengan sejumlah poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDGs 2 (Tanpa Kelaparan), SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDGs 13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta SDGs 15 (Ekosistem Daratan).

Dokumentasi Kelompok Tani Mekar Sari. (doc. KKN UNS 87)
Dokumentasi Kelompok Tani Mekar Sari. (doc. KKN UNS 87)

Penggunaan POC terbukti mampu meningkatkan kesuburan tanah secara alami, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga tanpa ketergantungan penuh pada pupuk kimia. Dari sisi SDGs 12, bahan baku POC umumnya memanfaatkan limbah organik rumah tangga maupun pertanian, seperti air cucian beras, yang mendukung konsep ekonomi sirkular.

Selain itu, berkurangnya pemakaian pupuk kimia turut membantu mitigasi perubahan iklim karena menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari produksi pupuk sintetis. Sementara dari perspektif SDGs 15, pupuk organik cair juga menjaga biodiversitas mikroba tanah sekaligus mengurangi pencemaran air dan tanah akibat residu bahan kimia.

Respons positif datang dari para petani peserta pelatihan. Mereka terlihat antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan POC serta aktif berdiskusi mengenai permasalahan pertanian yang mereka hadapi. Beberapa petani bahkan menyatakan komitmennya untuk mulai memproduksi dan menggunakan pupuk organik cair secara mandiri di lahan masing-masing.

“Selama ini kami banyak bergantung pada pupuk kimia. Tanah jadi kurang subur, hasil panen juga menurun. Setelah mengikuti pelatihan ini, kami jadi yakin untuk mencoba metode alami yang lebih ramah lingkungan,” ujar salah seorang petani peserta.

Dokumentasi Kelompok Tani Mekar Sari. (doc. KKN UNS 87)
Dokumentasi Kelompok Tani Mekar Sari. (doc. KKN UNS 87)

Selain berdampak pada kelestarian lingkungan, penggunaan POC juga dinilai lebih hemat biaya produksi karena bahan bakunya mudah didapat dari lingkungan sekitar. Hal ini menjadi keuntungan ganda bagi petani: hasil pertanian lebih sehat, sekaligus biaya operasional lebih rendah.

Kegiatan KKN UNS 87 ini turut mendapat dukungan penuh dari perangkat desa dan penyuluh pertanian setempat. Mereka menilai program pelatihan pembuatan pupuk organik cair tidak hanya bermanfaat bagi peningkatan kapasitas petani di Desa Kalisono, tetapi juga dapat menjadi model inspiratif bagi desa-desa lain.

“Kami berharap program seperti ini bisa terus berlanjut, tidak hanya untuk tiga kelompok tani yang terlibat, tetapi juga menyebar ke kelompok tani lainnya di wilayah Kalisono dan sekitarnya,” kata salah seorang perangkat desa.

Melalui inisiatif ini, Tim KKN UNS 87 berharap dapat menjadi bagian dari upaya transformasi menuju pertanian yang lebih sehat, mandiri, dan berkelanjutan. Mereka optimistis bahwa inovasi berbasis kearifan lokal ini akan menjadi inspirasi dalam mewujudkan pertanian ramah lingkungan yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *