Mahasiswa KKM-83 UNIBA Angkat Ketahanan Pangan Lewat Inovasi Kolam Bioflok di Desa Sumuranja

Potret mahasiswa KKM Kelompok-83 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) saat berkunjung dan memberi pakan di kolam ikan nila desa Sumuranja, Senin (14/07/2025). (doc. Kholishotun Nuroriyah/UNIBA)
Potret mahasiswa KKM Kelompok-83 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) saat berkunjung dan memberi pakan di kolam ikan nila desa Sumuranja, Senin (14/07/2025). (doc. Kholishotun Nuroriyah/UNIBA)

Serang, Krajan.id – Inovasi lokal menjadi tumpuan penguatan ketahanan pangan di Desa Sumuranja, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang. Hal ini ditunjukkan melalui inisiatif budidaya ikan nila dengan sistem kolam bioflok, yang tidak hanya menjawab kebutuhan konsumsi protein masyarakat tetapi juga menghadirkan nilai edukatif dan rekreatif.

Pada (11/7/2025), empat anggota Kelompok KKM-83 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) melakukan kunjungan dan wawancara langsung dengan salah satu anggota kelompok budidaya ikan nila, Kang Memi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KKM-83 dalam mendokumentasikan dan menggali inovasi desa sebagai kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional.

Bacaan Lainnya

Kolam bioflok ikan nila di Desa Sumuranja sendiri didirikan pada tahun 2024 atas inisiatif warga dan dukungan dari pemerintah desa melalui alokasi dana desa. Dalam musyawarah bersama, warga membentuk kelompok budidaya yang beranggotakan delapan orang laki-laki dengan dipimpin oleh Kang Subendi. Inovasi ini muncul sebagai respons terhadap program ketahanan pangan dari pemerintah pusat yang bertujuan memperkuat kemandirian pangan di tingkat desa.

“Kami menyambut baik program ini. Selain membantu memenuhi kebutuhan konsumsi ikan warga, kolam ini juga bisa menjadi sumber ekonomi tambahan,” ujar Kang Memi.

Pengelolaan kolam dilakukan secara kolektif dan terjadwal dengan sistem piket harian. Ikan diberi makan dua kali sehari, yakni pukul 07.00 pagi dan 17.00 sore. Namun, penggunaan sistem bioflok bukan tanpa tantangan. Ketergantungan terhadap listrik cukup tinggi, karena aerator yang menjaga kualitas air harus menyala secara terus-menerus.

“Kami siapkan genset sebagai langkah antisipasi jika listrik padam. Tanpa aliran listrik, kondisi kolam bisa cepat memburuk dan berdampak pada kelangsungan hidup ikan,” jelas Kang Memi lebih lanjut.

Keunggulan sistem bioflok, menurut para anggota kelompok, terletak pada efisiensi pakan dan percepatan pertumbuhan ikan. Dalam satu periode panen, yakni sekitar dua hingga tiga bulan, kelompok dapat menghasilkan rata-rata 100 kilogram ikan nila.

Baca Juga: KKM Kelompok 71 UNIBA Giatkan Program Edukasi dan Inovasi di SD Negeri Pabuaran Binong

Ikan yang telah memenuhi standar ukuran dan kualitas akan langsung dipasarkan, sedangkan yang belum layak akan dipelihara kembali hingga panen berikutnya.


Potret mahasiswa KKM Kelompok-83 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) saat mewawancarai salah satu anggota kelompok budidaya ikan nila desa Sumuranja, Jum'at (11/07/2025). (doc. Anisya Putri M/UNIBA)

Potret mahasiswa KKM Kelompok-83 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) saat mewawancarai salah satu anggota kelompok budidaya ikan nila desa Sumuranja, Jum’at (11/07/2025). (doc. Anisya Putri M/UNIBA)

Distribusi hasil panen difokuskan kepada warga Desa Sumuranja dan juga warga dari kecamatan sekitar. “Harga ikan dari sini cukup terjangkau, dan kualitasnya pun bagus karena kami tidak menggunakan bahan tambahan berbahaya,” kata Kang Memi menambahkan.

Menariknya, kolam bioflok ini juga memberi manfaat sosial lain. Lokasi kolam kini sering dijadikan sebagai sarana eduwisata oleh warga. Anak-anak kerap diajak berkunjung untuk belajar memberi makan ikan, berfoto, hingga bermain di sekitar kolam. Hal ini menciptakan suasana positif dan keterlibatan masyarakat yang lebih luas dalam kegiatan pertanian perikanan berkelanjutan.

“Untuk mendukung ketahanan pangan, tidak harus selalu fokus pada ikan laut yang mahal. Budidaya ikan nila jauh lebih terjangkau dan mudah diterapkan di lingkungan desa,” ungkap Kang Memi saat diwawancarai. “Kami berharap bisa menambah jumlah kolam agar hasil panen semakin besar dan bisa menjangkau pasar lebih luas.”

Sebagai bentuk keberlanjutan program, pada (14/7/2025), sebanyak 12 anggota KKM-83 kembali mengunjungi lokasi kolam. Mereka secara langsung terlibat dalam pemberian pakan ikan dan melakukan observasi lanjutan terkait sistem bioflok yang digunakan. Ketua Kelompok KKM-83, Triya, menyampaikan apresiasi atas inisiatif warga Desa Sumuranja.

Baca Juga: Mahasiswa KKNTK 25 Unigoro Gencarkan Edukasi Geopark dan Green School di Desa Soko, Temayang

“Langkah Desa Sumuranja membangun kolam bioflok ikan nila menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari desa. Ini merupakan contoh nyata pendekatan ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam mewujudkan ketahanan pangan lokal,” tutur Triya.

Inovasi kolam bioflok yang diterapkan di Desa Sumuranja membuktikan bahwa semangat kolaboratif dan pemanfaatan potensi lokal dapat menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan pangan. Dengan pengelolaan yang tepat dan partisipasi aktif masyarakat, desa ini berhasil menciptakan model ketahanan pangan yang inspiratif dan layak ditiru oleh desa-desa lainnya di Indonesia.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *