Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 88 Serahkan Kotak Saran untuk Tingkatkan Partisipasi Warga Desa Junti

Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 88 secara simbolis menyerahkan kotak saran kepada Pemerintah Desa Junti pada (25/7/2025). (doc. KKM 88 UNIBA)
Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 88 secara simbolis menyerahkan kotak saran kepada Pemerintah Desa Junti pada (25/7/2025). (doc. KKM 88 UNIBA)

Junti, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa (UNIBA) kelompok 88 menghadirkan gagasan segar melalui program kerja yang berorientasi pada peningkatan partisipasi publik.

Pada Jumat, (25/7/2025), mereka secara simbolis menyerahkan kotak saran kepada Pemerintah Desa Junti. Acara berlangsung di kantor kelurahan desa setempat dan disaksikan langsung oleh Kepala Desa Junti.

Bacaan Lainnya

Program sederhana ini lahir dari keresahan mahasiswa yang melihat keterbatasan ruang komunikasi antara warga dan pemerintah desa. Ketua KKM 88 UNIBA, Muhammad Ammar Hafizh, menjelaskan bahwa kotak saran diharapkan menjadi wadah komunikasi dua arah yang sehat.

“Kami ingin masyarakat Desa Junti memiliki ruang yang aman untuk menyampaikan aspirasi, kritik, maupun ide-ide positif. Dengan begitu, pemerintah desa dapat lebih cepat mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Ketua KKM 88 menuturkan, ide pembuatan kotak saran berawal dari pengamatan pribadi saat dirinya berada di balai desa. Saat itu, ia banyak mendengar keluhan warga terkait persoalan yang belum sepenuhnya terakomodasi.

“Ketika saya berada di balai desa Junti, banyak warga yang mengeluh tentang kekurangan yang ada di desa. Dari situlah muncul gagasan membuat kotak saran, agar pemerintah mengetahui langsung keluh kesah warganya,” terang Ammar.

Gagasan tersebut kemudian dibawa ke forum kelompok. Setelah melalui diskusi, ide ini disepakati menjadi salah satu program kerja yang relevan dan bermanfaat. Koordinator program, Ria Purwasih dan Falahul Khoir, turut menyusun mekanisme pelaksanaan agar kotak saran benar-benar efektif, bukan sekadar simbolis.

Tak berhenti pada penyerahan fisik, mahasiswa KKM 88 juga melakukan sosialisasi mengenai cara memanfaatkan kotak saran. Sosialisasi ini dipaparkan langsung oleh Ria Purwasih di hadapan perangkat desa.

Materi yang disampaikan mencakup tujuan keberadaan kotak saran, cara mengisi, contoh bentuk masukan yang konstruktif, serta konteks anonimitas.

“Kami juga menjelaskan tentang waktu tindak lanjut, agar warga tahu bahwa setiap masukan tidak berhenti di kotak, tetapi ada proses untuk ditindaklanjuti,” kata Ria.

Langkah ini diapresiasi oleh Kepala Desa Junti. Ia menilai inisiatif mahasiswa UNIBA sangat membantu pemerintah desa dalam membangun pola komunikasi yang lebih transparan. “Kami sangat berterima kasih. Semoga kotak saran ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyampaikan ide-ide demi kebaikan desa,” ucapnya.

Dalam perspektif pemerintahan desa, kotak saran memiliki peran penting sebagai saluran keluhan, masukan, dan umpan balik langsung dari warga.

Kepala desa menilai, melalui mekanisme ini, pemerintah bisa lebih cepat menangkap isu-isu yang mungkin tidak terpantau melalui jalur resmi. Selain itu, jika masukan benar-benar ditindaklanjuti, kepercayaan publik terhadap pemerintah desa akan meningkat.

Namun, ia juga tidak menutup mata akan potensi penyalahgunaan. Kekhawatiran muncul jika ada laporan anonim yang tidak konstruktif, bahkan berpotensi menimbulkan fitnah. Untuk itu, pemerintah desa menyiapkan mekanisme antisipasi.

Salah satunya dengan menetapkan kebijakan anonimitas yang jelas, melakukan penyaringan konten awal oleh petugas yang kompeten, serta melakukan verifikasi informasi jika diperlukan.

“Kami juga berencana menyampaikan tanggapan secara transparan kepada warga, misalnya lewat balasan tertulis atau ringkasan tindakan,” tambahnya.

Program kotak saran ini sejatinya bukan sekadar benda yang ditempatkan di ruang publik, melainkan upaya membangun budaya komunikasi yang sehat. Falahul Khoir, koordinator program, menjelaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari jumlah surat yang masuk, tetapi juga dari sejauh mana pemerintah desa berkomitmen menindaklanjuti setiap aspirasi.

“Harapan kami, kotak saran menjadi jembatan agar masyarakat lebih berani menyampaikan pendapat, sementara pemerintah desa bisa lebih terbuka terhadap masukan,” ujarnya.

Selain itu, mahasiswa KKM 88 juga memandang program ini sebagai bentuk kontribusi nyata bagi pembangunan sosial di Desa Junti. Mereka ingin kehadiran perguruan tinggi tidak berhenti pada kegiatan akademis, tetapi juga memberi dampak nyata dalam kehidupan masyarakat.

Beberapa warga yang ditemui mengaku antusias dengan adanya kotak saran tersebut. Selama ini, sebagian warga merasa canggung jika harus menyampaikan kritik secara langsung. Dengan adanya kotak saran, mereka merasa memiliki media alternatif yang lebih nyaman.

Falahul Khoir, menegaskan kembali bahwa program ini adalah langkah awal. Ia berharap, setelah kotak saran berjalan, muncul tindak lanjut yang konsisten dari pemerintah desa.

“Kotak ini hanyalah alat. Yang lebih penting adalah kemauan bersama untuk mendengar, merespons, dan memperbaiki keadaan,” katanya.

Dengan semangat tersebut, program kotak saran dari mahasiswa KKM UNIBA kelompok 88 diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain. Kehadiran mahasiswa bukan hanya sebagai peserta KKM, tetapi juga agen perubahan yang membawa semangat kolaborasi dan pembangunan berbasis partisipasi masyarakat.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *