Bantul, Krajan.id – Upaya mengatasi persoalan banjir sekaligus memanfaatkan limbah ternak menjadi pupuk organik terus digencarkan mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY). Pada Rabu (13/8/2025), Tim KKN-PPM XLVII UMBY Kelompok 122 sukses menggelar dua program pelatihan sekaligus di Dusun Tilaman, Wukirsari, yaitu pelatihan pembuatan pupuk kandang dan pelatihan pembuatan biopori.
Kegiatan ini berlangsung pukul 14.30–17.00 WIB dan melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari Dukuh, perwakilan RT, Karang Taruna, Kelompok Wanita Tani (KWT), hingga mahasiswa KKN Kelompok 36 dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) yang juga tengah mengabdi di dusun tersebut.
Koordinator KKN Kelompok 122, Evi Fani Tanta Ginting dari Prodi Ilmu Komunikasi dan Multimedia, menjelaskan bahwa program ini lahir dari keresahan warga yang hampir setiap musim hujan dilanda banjir.
“Banjir di Dusun Tilaman bukan hanya merusak infrastruktur, tetapi juga mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan berdampak pada kesehatan. Urgensinya lebih tinggi dibandingkan masalah lingkungan lain karena frekuensi dan dampak langsungnya besar. Itu sebabnya kami memilih program ini,” ujarnya.
Melihat mayoritas warga Dusun Tilaman beternak kambing, tim KKN merasa perlu memberikan solusi pengelolaan limbah ternak yang berlimpah. Pelatihan pupuk kandang dipandu oleh pemateri Muhammad Dwi Prasetya atau akrab disapa Mas Pras.
Ia memberikan penjelasan praktis mulai dari cara mengolah kotoran kambing menjadi pupuk, teknik pembuatan MOL (mikroorganisme lokal) dengan bahan sederhana seperti air cucian beras, molase, dan EM4, hingga praktik langsung mencampurkan bahan.
Selain itu, Mas Pras juga menyampaikan manfaat biopori sebagai salah satu solusi resapan air. Dengan lubang kecil yang dibuat di tanah, air hujan bisa lebih cepat terserap sehingga risiko banjir berkurang, kualitas tanah meningkat, dan ekosistem mikroba tanah terjaga.
Koordinator kegiatan, Muhammad Rendy Fardani dari Prodi Peternakan, menyebut kedua pelatihan ini saling terkait.
“Kami ingin memberikan solusi yang menyeluruh, dari pengendalian banjir hingga peningkatan produktivitas pertanian. Kalau pupuk kandang bisa diolah dengan baik, warga tidak perlu membeli pupuk kimia. Bahkan, kalau produksinya banyak bisa dijual, sehingga memberi tambahan penghasilan,” jelasnya.
Pelatihan berlangsung interaktif. Warga antusias bertanya, berdiskusi, dan langsung mencoba praktik. Annisa Fitri Nurjannah, mahasiswa Prodi Psikologi sekaligus anggota KKN 122, menuturkan bahwa komunikasi dengan masyarakat dibangun lewat pendekatan yang santai.
“Kami ngobrol dulu dengan Karang Taruna, ikut kegiatan ibu-ibu KWT, lalu koordinasi resmi dengan perangkat desa. Dengan begitu, semua merasa dilibatkan, bukan hanya diundang,” terangnya.
Baca Juga: Ayo 3R! Mahasiswa KKN UNS 88 Dorong Kesadaran Sampah di Desa Widoro
Salah satu warga, Siti Uswatun, mengaku sangat antusias saat diperkenalkan dengan konsep biopori.
“Kami sudah pernah dengar tentang biopori, tapi belum pernah membuatnya. Dengan adanya pelatihan ini, jadi paham dan bisa langsung mencoba di rumah,” ujarnya.

Bagi mahasiswa, keterlibatan berbagai pihak seperti Karang Taruna, KWT, dan perangkat desa menjadi kunci keberhasilan kegiatan. Tidak hanya memperkuat partisipasi, tetapi juga memperbesar peluang keberlanjutan program.
Meskipun melaksanakan dua program dalam satu kegiatan, tim KKN mengaku tidak menemui kendala berarti.
“Kami melakukan perencanaan matang, membagi waktu secara efisien, dan menyusun metode penyampaian yang sesuai. Karena sebenarnya kedua program ini masih dalam satu kesatuan untuk kepentingan lingkungan Dusun Tilaman,” kata Rendy.
Keterlibatan mahasiswa KKN Kelompok 36 dari UNISA juga memberi warna tersendiri. “Kami mengundang mereka karena sebelumnya sudah pernah ada kolaborasi proker bareng, dan lokasi KKN mereka dekat. Jadi sekalian kami ajak agar acara lebih ramai dan bisa saling belajar,” ungkap Annisa.
Agar pelatihan tidak berhenti hanya sebagai seremonial, tim KKN Kelompok 122 menyiapkan area demonstrasi di Dusun Tilaman. Lokasi ini dijadikan contoh nyata penerapan biopori dan pupuk kandang, lengkap dengan peralatan dan sampel hasil pelatihan yang ditinggalkan untuk warga.
“Dengan begitu, warga bisa melihat langsung dan termotivasi untuk menirunya di rumah masing-masing,” tambah Evi.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNS 88 Desa Widoro Gelar Workshop Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah
Selain itu, mahasiswa juga berharap keterampilan ini dapat mendorong kemandirian warga. Jika diolah secara berkelanjutan, pupuk kandang bisa menjadi produk lokal yang membantu petani, sementara biopori menjadi bagian dari mitigasi banjir yang lebih ramah lingkungan.
Dari sisi mahasiswa, kegiatan ini tidak hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang pembelajaran sosial.
“Kami belajar mendengar kebutuhan warga, menjelaskan ide dengan bahasa sederhana, hingga beradaptasi dengan kondisi lapangan. Warga Dusun Tilaman mengajarkan kami arti solidaritas dan gotong royong. Itu pengalaman berharga yang membentuk empati sekaligus memperkuat jiwa sosial kami,” tutur Annisa.

Kegiatan yang ditutup dengan foto bersama seluruh peserta dan pemateri ini meninggalkan kesan mendalam. Bagi mahasiswa, kegiatan KKN bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan kesempatan nyata untuk menghadirkan perubahan di tengah masyarakat.
Bagi warga Dusun Tilaman, pelatihan ini menjadi modal awal untuk menjaga lingkungan sekaligus mengelola potensi lokal demi keberlanjutan hidup mereka.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





