Kemuning, Krajan.id – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik kelompok 63 melaksanakan kegiatan edukasi dan pendampingan pembibitan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, pada Kamis (24/7/2025).
Program ini tidak hanya menyasar peningkatan kesadaran masyarakat tentang potensi agraris desa, tetapi juga mengusung inovasi ramah lingkungan dengan memanfaatkan galon bekas sebagai media tanam. Inisiatif ini diharapkan mampu memberikan solusi ganda, yakni mengurangi limbah plastik sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi para petani setempat.
Tanaman nilam dikenal sebagai komoditas aromatik unggulan dengan nilai ekonomi tinggi. Dari daun nilam, dihasilkan minyak atsiri yang kaya akan kandungan patchouli alcohol, senyawa yang sangat dibutuhkan dalam industri parfum, kosmetik, hingga farmasi.
Kemampuan tanaman nilam untuk tumbuh baik di berbagai kondisi agroklimat, termasuk dataran tinggi seperti Desa Kemuning, membuatnya memiliki prospek cerah. Terlebih, budidaya nilam tergolong mudah karena dapat dilakukan dengan metode stek yang sederhana.
Ketua KKN UNS 63, Risna Putri Ariyanti, menegaskan bahwa program ini difokuskan untuk mendukung para petani yang menjadi sasaran utama kegiatan.
“Kami ingin memberikan edukasi dan pendampingan mengenai pembibitan tanaman nilam agar masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. Harapannya, kegiatan ini bisa membuka peluang baru, meningkatkan kesejahteraan, sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian di desa,” ungkap Risna.
Dalam sesi awal, mahasiswa dari jurusan Pendidikan Biologi, Biologi, dan Agroteknologi memberikan materi tentang pentingnya pemanfaatan sumber daya alam secara bijak. Mereka juga memperkenalkan teknologi pertanian ramah lingkungan melalui sistem kapiler dengan media galon bekas.
Menurut penjelasan mereka, sistem kapiler bekerja dengan memanfaatkan kain flanel sebagai sumbu yang menghubungkan air dari wadah ke akar tanaman. Dengan ukuran sekitar 5×25 cm, kain flanel dipasang menembus media tanam sehingga air dapat terserap perlahan, menjaga kelembapan tanpa perlu penyiraman intensif.
Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para petani terlihat antusias menanyakan beragam hal, mulai dari cara penggunaan galon bekas, teknik irigasi kapiler, hingga tahapan stek bibit nilam.
Pak Darna, salah satu petani sayur yang hadir, mengaku mendapat wawasan baru.
“Saya baru tahu kalau ternyata galon bekas bisa dipakai untuk menanam. Mungkin nanti akan saya coba juga untuk tanaman lain di kebun saya,” tuturnya dengan semangat.
Untuk memperkuat pemahaman peserta, tim KKN mengadakan praktik langsung menanam bibit nilam dalam galon. Tahapan dimulai dengan menyiapkan media tanam dari campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar dengan perbandingan seimbang.
Selanjutnya, mahasiswa menunjukkan cara pengambilan stek nilam, pemberian hormon perangsang akar, hingga proses penanaman dengan kedalaman sekitar lima sentimeter. Setelah ditanam, bibit disiram ringan dan ditutup dengan cup plastik untuk menjaga kelembapan.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga jam ini mendapat apresiasi positif dari ketua Kelompok Tani Madusari III Desa Kemuning, Sumadi. Ia menilai kegiatan tersebut mampu memperluas wawasan petani, khususnya terkait pemanfaatan nilam sebagai komoditas potensial.
“Kami berterima kasih kepada mahasiswa UNS karena telah mengenalkan cara baru yang sederhana tapi bermanfaat. Harapannya, pertanian Desa Kemuning bisa semakin berkembang, tidak hanya mengandalkan komoditas yang ada selama ini,” kata Sumadi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKN Tematik UNS yang berlangsung selama 45 hari di Desa Kemuning. Selain pendampingan pembibitan nilam, mahasiswa juga merencanakan kegiatan lain, seperti pembuatan pestisida nabati, yang diharapkan dapat memperkuat praktik pertanian berkelanjutan di desa.
Dengan inovasi sederhana seperti memanfaatkan galon bekas, mahasiswa UNS menunjukkan bahwa kreativitas bisa menjadi pintu masuk untuk mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru. Kehadiran mereka bukan hanya sekadar menjalankan program wajib akademik, melainkan juga membawa dampak nyata bagi masyarakat desa.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





