Mahasiswa KKN UNS Dorong Petani Kopi Desa Gemawang Manfaatkan Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik

Demonstrasi pembuatan pupuk organik ini digelar pada Senin, (28/7/2025). (doc. KKN 326 UNS)
Demonstrasi pembuatan pupuk organik ini digelar pada Senin, (28/7/2025). (doc. KKN 326 UNS)

Desa Gemawang, Krajan.id – Inovasi ramah lingkungan kembali hadir dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 326 Universitas Sebelas Maret (UNS). Melalui program pembuatan pupuk organik padat dari kotoran ternak, para mahasiswa berupaya mendorong petani kopi di Desa Gemawang, Kabupaten Temanggung, agar lebih mandiri dan berkelanjutan dalam mengelola lahan mereka.

Kegiatan sosialisasi sekaligus demonstrasi pembuatan pupuk organik ini digelar pada Senin, (28/7/2025) di Balai Desa Gemawang. Program yang dipimpin Ketua KKN, Rambang Prayoga Priyono (Fakultas Kedokteran), dan dikoordinatori oleh Amanda Dian Fasha (Fakultas Peternakan), diikuti perwakilan dari 20 kelompok tani di desa tersebut.

Bacaan Lainnya

Menurut Amanda, kegiatan ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. “Para petani terlihat langsung antusias, mereka mendengarkan dengan seksama dan banyak bertanya saat sesi presentasi maupun demonstrasi. Pertanyaannya beragam, mulai dari bagaimana cara fermentasi, bahan pengganti, hingga potensi manfaat pupuk ini untuk kopi,” ungkapnya.

Meski demikian, Amanda mengakui masih ada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah waktu yang terbatas bagi petani.

“Proses fermentasi pupuk organik dari kotoran kambing membutuhkan waktu sekitar 3-4 minggu. Sebagian petani terbiasa dengan pupuk kimia yang instan dan praktis, sehingga tantangan kami adalah mengubah mindset mereka,” jelasnya.

Namun, ia menekankan bahwa keunggulan pupuk organik jauh lebih besar. Jika pupuk kimia berpotensi merusak ekosistem tanah dalam jangka panjang, pupuk organik justru membantu menjaga kesuburan lahan.

“Dengan beralih ke pupuk organik, ketergantungan terhadap pupuk kimia bisa berkurang, tanah menjadi lebih sehat, dan produksi kopi tetap terjaga bahkan bisa meningkat,” tambah Amanda.

Dalam paparannya, Amanda juga menjelaskan alasan penggunaan kotoran kambing. “Kohe kambing memiliki kandungan hara yang baik dan lebih mudah difermentasi dibandingkan dengan jenis kotoran ternak lain. Tapi tentu ada risikonya juga, jika pengolahan tidak tepat bisa menimbulkan bau atau bahkan gagal menjadi pupuk. Karena itu kami tekankan tahapan yang benar agar hasilnya maksimal,” katanya.

Meskipun sebenarnya petani Gemawang sudah mengetahui bahwa kotoran ternak dapat dijadikan pupuk, program ini menjadi pengingat sekaligus pembaruan pengetahuan agar pengolahan lebih terarah dan terstandar.

Terlebih, hampir semua warga Gemawang memiliki kebun kopi sehingga kebutuhan pupuk organik dapat langsung diintegrasikan dalam perawatan tanaman mereka.

Mahasiswa KKN sadar bahwa tidak semua petani bisa hadir penuh karena kegiatan bertepatan dengan masa panen. Oleh karena itu, strategi yang digunakan adalah mengundang perwakilan dari tiap kelompok tani.

“Kami mengundang dua orang perwakilan dari setiap kelompok tani. Harapannya, mereka bisa menjadi penyambung informasi dalam pertemuan rutin di kelompok masing-masing,” ujar Amanda.

Strategi ini terbukti efektif. Para perwakilan kelompok tani tidak hanya mengikuti sosialisasi dengan aktif, tetapi juga berjanji untuk menyebarkan informasi lebih lanjut kepada anggota kelompok mereka.

Baca Juga: Ayo 3R! Mahasiswa KKN UNS 88 Dorong Kesadaran Sampah di Desa Widoro

Selain itu, faktor pendukung utama kegiatan ini adalah ketersediaan bahan baku yang melimpah. Hampir semua keluarga di Gemawang memelihara kambing, sehingga bahan utama pupuk bisa diperoleh gratis. Biaya tambahan hanya untuk EM4 dan molase yang relatif murah. Dengan demikian, biaya produksi pupuk organik hampir tidak membebani petani.

Amanda menegaskan, kehadiran mahasiswa KKN UNS membawa semangat baru dalam mendorong inovasi ramah lingkungan.

“Generasi muda memiliki pengetahuan terkini yang bisa dikolaborasikan dengan sumber daya lokal. Tapi tentu saja, dukungan perangkat desa dan penyuluh pertanian tetap sangat penting agar program ini lebih kuat dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dukungan penuh juga datang dari kepala desa, ketua Gapoktan, hingga Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Mereka memfasilitasi jalannya kegiatan dan membuka ruang dialog antara mahasiswa dan masyarakat.

Lebih dari sekadar meningkatkan produktivitas kopi, program ini diharapkan mampu mengubah pola pikir petani terkait pengelolaan limbah.

“Dampak yang paling realistis adalah perubahan mindset. Petani jadi lebih sadar bahwa limbah ternak bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, bukan hanya dibuang. Jika kesadaran ini terus tumbuh, maka keberlanjutan pertanian akan lebih terjaga,” ungkap Amanda.

Ia juga menyampaikan pesan khusus kepada petani Gemawang: “Pupuk organik padat dari kohe kambing ini adalah hasil kerja bersama yang mudah dan ramah lingkungan untuk meningkatkan kesuburan tanah serta kualitas kopi. Kami berharap petani bisa merasakan manfaat langsung, sekaligus menjaga alam untuk jangka panjang.”

Baca Juga: Mahasiswa KKN UMBY Latih Warga Dusun Tilaman Atasi Banjir dan Olah Limbah Ternak

Program pembuatan pupuk organik padat di Desa Gemawang ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa dapat menciptakan solusi yang sederhana namun berdampak luas.

Dokumentasi bersama. (doc. KKN 326 UNS)
Dokumentasi bersama. (doc. KKN 326 UNS)

Jika diterapkan secara konsisten, bukan hanya biaya produksi yang lebih efisien, tetapi juga kelestarian ekosistem tanah dan kualitas kopi Temanggung akan semakin terjamin.

Dengan demikian, Desa Gemawang berpotensi menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan limbah ternak yang bijak bisa mendukung pertanian berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kopi.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *