Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan jembatan vital yang menghubungkan pengetahuan akademis di perguruan tinggi dengan kebutuhan nyata di tengah masyarakat. Ini adalah wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga mengaplikasikan ilmu mereka untuk memberikan kontribusi positif.
Dalam konteks ini, KKN R39 Sub Kelompok 5 yang beranggotakan Cahya Rukmana Putri, salim, Rajiv Gozali, dan Chrismes A J Aponno yang didampingi oleh dosen pendamping lapangan bapak Zida Wahyuddin, S.Pd., M.Si telah mengambil peran proaktif dalam membawa solusi praktis untuk tantangan lokal yang dihadapi oleh petani jamur tiram.
Fokus utama kegiatan KKN R39 Sub Kelompok 5 ini berlokasi di Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kami melihat potensi dari jamur tiram yang ada di desa tersebut yang selama ini masih melakukan budidaya dengan cara tradisional.
Kelompok kami juga melakukan sosialisasi manfaat jamur tiram, mengajarkan cara budidaya jamur tiram untuk yang awam, dan pelatihan pengolahan jamur tiram menjadi produk abon jamur.
Di Desa Duyung terdapat Mitra kami yang memiliki pengalaman budidaya jamur tiram selama 10 tahun, Pengalamannya yang luas ini menunjukkan komitmen tinggi terhadap profesinya, sekaligus menandakan bahwa tantangan yang dihadapinya bukanlah karena kurangnya keahlian, melainkan karena keterbatasan sistem dan sarana untuk melakukan budidaya jamur tiram.
Permasalahan utama yang membayangi produktivitas Mitra kami adalah proses pembuatan baglog jamur tiram yang masih dilakukan secara manual menggunakan tangan, tanpa bantuan alat atau mesin.
Metode tradisional ini tidak hanya sangat menguras tenaga dan waktu, tetapi juga secara signifikan membatasi kapasitas produksinya. Akibatnya, potensi pertumbuhan bisnisnya terhambat, dan pendapatan yang bisa diraihnya tidak optimal. Keterbatasan ini menciptakan biaya tersembunyi berupa peluang yang hilang dan stagnasi usaha.
Selain kendala produksi, Mitra kami juga menghadapi tantangan dalam hal identitas produk. Ia tidak memiliki logo atau identitas visual yang khas untuk produk baglognya. Ketiadaan identitas ini menjadi hambatan serius dalam pemasaran dan pengenalan produk di pasaran. Meskipun tampak terpisah, kedua permasalahan ini produktivitas yang rendah dan kurangnya identitas merek memiliki keterkaitan yang erat.
Menyadari tantangan yang dihadapi Kami mahasiswa KKN R39 Sub Kelompok 5 merancang dan mengimplementasikan serangkaian solusi inovatif dan praktis. Kami berhasil membuat dan menyerahkan sebuah mesin press baglog jamur tiram kepada Mitra kami. Alat ini secara langsung mengatasi hambatan produksi manual yang selama ini membatasi. Dengan adanya mesin ini, proses pembuatan baglog diharapkan dapat dipercepat.
Namun, solusi yang diberikan tidak berhenti pada teknologi semata. Mahasiswa juga fokus pada peningkatan kapasitas dan pengetahuan masyarakat:
- Sosialisasi Manfaat Jamur Tiram: Edukasi mengenai berbagai manfaat jamur tiram diberikan kepada masyarakat sekitar. Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan potensi ekonomi serta gizi dari budidaya jamur.
- Cara Budidaya Jamur Tiram: Mahasiswa memberikan panduan praktis mengenai teknik budidaya jamur tiram yang efisien dan efektif. Pelatihan ini memastikan bahwa mitra tidak hanya memiliki alat, tetapi juga pengetahuan untuk mengoptimalkan mesin press baglog jamur tiram.
- Pelatihan pengolahan Produk dengan Abon Jamur Tiram: Salah satu komponen penting dari pelatihan adalah pengajaran cara membuat produk olahan bernilai tambah, yaitu abon jamur tiram. Langkah ini dirancang untuk memberikan nilai tambah pada hasil panen jamur dan membuka peluang jual produk. Ini merepresentasikan pergeseran strategis dalam model bisnis, dari sekadar menjual bahan mentah menjadi menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi, berpotensi meningkatkan margin keuntungan dan menciptakan aliran pendapatan baru.

Melengkapi intervensi produksi dan edukasi, mahasiswa juga merancang dan membuat logo unik untuk produk baglog Mitra kami. Logo ini berfungsi sebagai identitas visual untuk pemasaran dan pengenalan merek di pasar. Dengan adanya logo, produk dapat lebih mudah dikenali dan bersaing.
Implementasi solusi oleh mahasiswa KKN R39 Sub Kelompok 5 membawa dampak positif. Dampak paling langsung dan terukur adalah peningkatan kuantitas produksi baglog jamur tiram. Dengan adanya mesin press baglog, proses yang sebelumnya memakan waktu dan tenaga kini menjadi lebih efisien, memungkinkan mitra untuk menghasilkan jumlah baglog yang jauh lebih banyak dalam waktu yang sama.
kehadiranKombinasi antara peningkatan kapasitas produksi melalui mesin dan identitas pasar produk melalui logo dan pelatihan abon meletakkan dasar yang kuat untuk keberlanjutan bisnis jangka panjang. Ini bukan sekadar dorongan sesaat, melainkan upaya untuk membekali mitra kami dengan alat dan pengetahuan yang diperlukan untuk beradaptasi, tumbuh, dan bersaing di pasar secara mandiri. Hal ini menunjukkan dampak yang berkelanjutan jauh melampaui durasi program KKN itu sendiri.





