Boyolali, Krajan.id – Tim mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) memanfaatkan eceng gondok di Waduk Cengklik, Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, menjadi pupuk organik cair (POC). Program ini merupakan bagian dari Pembelajaran Berdampak skema Membangun Desa yang dilaksanakan pada (11/12/2025), dengan fokus pada inovasi pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
Program tersebut berlangsung selama empat bulan dan diketuai oleh Bayu Akbarul Ikhsan, mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik UNS. Kegiatan ini dibimbing oleh dosen Teknik Kimia UNS, Dr. Ir. Joko Waluyo, S.T., M.T. Eceng gondok yang selama ini dianggap gulma dan mengganggu ekosistem waduk, diolah menjadi produk pupuk ramah lingkungan bernilai guna dan ekonomi.
Bayu menjelaskan, eceng gondok yang tumbuh masif di Waduk Cengklik kerap menimbulkan masalah lingkungan, mulai dari pendangkalan hingga terganggunya aktivitas perairan. Kondisi tersebut mendorong tim mahasiswa untuk mencari solusi berbasis pemanfaatan sumber daya lokal.
“Kami berupaya mengubah persoalan lingkungan menjadi peluang. Eceng gondok yang melimpah bisa diolah menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat bagi pertanian sekaligus membuka peluang usaha bagi warga,” kata Bayu.
Rangkaian kegiatan dimulai dari pengambilan eceng gondok di sekitar waduk, dilanjutkan dengan proses pencacahan dan fermentasi menggunakan aktivator EM4. Setelah melalui tahapan fermentasi, pupuk organik cair diuji secara sederhana untuk memastikan kualitas dan kelayakan penggunaannya. Produk kemudian dikemas agar mudah diaplikasikan oleh petani.

Selain proses produksi, tim mahasiswa juga menggelar sosialisasi dan pelatihan bagi warga Desa Ngargorejo. Materi pelatihan meliputi teknik pembuatan POC secara mandiri, cara penggunaan pupuk pada tanaman, serta pengenalan pemasaran digital. Warga diperkenalkan dengan pemanfaatan media sosial seperti Instagram, WhatsApp Bisnis, hingga marketplace sebagai sarana promosi dan penjualan produk.
Dosen pembimbing kegiatan, Joko Waluyo, menilai program ini sejalan dengan konsep pertanian berkelanjutan dan pembelajaran berbasis praktik. Menurut dia, mahasiswa tidak hanya menerapkan pengetahuan teknik kimia, tetapi juga belajar memahami persoalan riil di masyarakat.
“Mahasiswa dituntut peka terhadap masalah lingkungan dan sosial, lalu menawarkan solusi yang aplikatif dan mudah diterapkan,” ujarnya.

Masyarakat Desa Ngargorejo menyambut positif program tersebut. Selain membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, keberadaan POC dari eceng gondok dinilai memberi alternatif usaha berbasis potensi lokal. Ke depan, produk pupuk organik cair ini diharapkan dapat digunakan secara luas oleh petani setempat dan dipasarkan ke wilayah lain di Boyolali.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





