Membangun Citra Bahari Melalui Aset Terumbu Karang Berharga di Pulau Kelapan

Opini Mochi Nopelalahu
Opini Mochi Nopelalahu

Pulau Kelapan yang terletak di Selat Gaspar, Kecamatan Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan, kembali menjadi sorotan dalam upaya memperkuat citra bahari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pulau ini bukan hanya dikenal sebagai penghasil ikan teri, tetapi juga menyimpan kekayaan ekosistem laut yang luar biasa. Baru-baru ini, mahasiswa semester empat Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung melaksanakan kegiatan akademik bermakna di pulau tersebut.

Bacaan Lainnya

Di bawah bimbingan Randi Syafutra, S.Si., M.Si., selaku dosen mata kuliah Ekologi dan Inventarisasi Satwa Liar, serta Dr. Nurzaidah Putri Dalimunthe, S.Si., M.Si., dosen Ekologi dan Inventarisasi Tumbuhan, kegiatan ini menghadirkan pengalaman langsung bagi para mahasiswa dalam memahami pentingnya ekosistem terumbu karang. Pendampingan dari pihak pengelola Pulau Kelapan, yang akrab disapa “Ibu Bunga” dan dikenal luas sebagai penjaga citra bahari, semakin memperkaya proses edukasi tersebut.

Terumbu karang di Pulau Kelapan bukan sekadar formasi bawah laut, melainkan sebuah ekosistem kompleks yang menopang kehidupan laut dari berbagai tingkatan rantai makanan. Perairan sekitar pulau yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat Suku Bugis ini memiliki kondisi ekologi yang masih terjaga dengan baik. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan maritim di sekitar mereka.

Keanekaragaman hayati yang ada di terumbu karang Pulau Kelapan sangat mengesankan. Berbagai spesies biota laut yang dilindungi, baik secara terbatas maupun penuh, dapat ditemukan di wilayah ini. Beberapa di antaranya termasuk ikan terubuk, bambu laut, ikan capungan banggai, dan ikan napoleon.

Perairan ini juga menjadi rumah bagi ikan hias seperti ikan gelodok yang unik, ikan nemo yang mencolok, hingga ikan dory yang elegan. Lebih dari itu, ekosistem ini juga menjadi habitat penting bagi spesies dilindungi seperti lumba-lumba, hiu paus, duyung atau dugong, pari gergaji, siput lola, kima, dan berbagai jenis penyu.

Kondisi ekologi yang masih baik di Pulau Kelapan menjadikannya sebagai salah satu titik penting dalam peta konservasi laut Indonesia. Dalam konteks ini, kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa KSDA membawa kontribusi yang nyata.

Melalui pendekatan ilmiah yang sistematis, mereka tidak hanya mempelajari dan mendokumentasikan kekayaan biodiversitas laut, tetapi juga turut serta dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Proses diskusi. (pribadi)
Proses diskusi. (pribadi)

Bimbingan dari Randi Syafutra memberikan perspektif mendalam tentang interaksi antarspesies dalam ekosistem terumbu karang. Mahasiswa dapat memahami bagaimana predator puncak hingga organisme mikroskopis memiliki peran tersendiri dalam menjaga stabilitas lingkungan laut.

Sementara itu, pemahaman tentang vegetasi pesisir yang diberikan oleh Dr. Nurzaidah memperluas wawasan mahasiswa akan pentingnya tumbuhan laut dalam mendukung struktur dan fungsi ekosistem secara keseluruhan. Kedua pendekatan ini memberikan gambaran utuh tentang kompleksitas ekosistem Pulau Kelapan.

Dengan segala keunggulan ekologis yang dimiliki, terumbu karang Pulau Kelapan menyimpan potensi besar untuk menjadi simbol wisata bahari berkelanjutan. Keindahan bawah laut yang ditawarkan dapat menjadi daya tarik wisata selam dan snorkeling yang luar biasa. Namun demikian, pengembangan wisata bahari harus dilakukan secara bijaksana agar tidak merusak ekosistem yang ada.

Dalam hal ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan sangat penting. Mereka yang telah terlibat langsung dalam studi dan observasi ekosistem ini dapat menjadi duta konservasi, menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian laut kepada masyarakat luas.

Citra bahari yang kuat tidak mungkin terbangun tanpa fondasi konservasi yang kokoh. Terumbu karang yang sehat bukan hanya berfungsi sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai benteng alami pelindung garis pantai dari abrasi dan gelombang besar.

Fungsinya yang krusial ini menjadikan pelestarian terumbu karang bukan hanya urusan ekologis, tetapi juga menyangkut aspek ekonomi dan sosial masyarakat pesisir. Terutama bagi nelayan Pulau Kelapan, keberadaan terumbu karang yang sehat sangat vital sebagai sumber penghidupan sehari-hari.

Nilai ekonomi dari aset terumbu karang ini tidak bisa diabaikan. Selain mendukung aktivitas perikanan tangkap secara berkelanjutan, sektor pariwisata berbasis konservasi juga menjanjikan peluang pendapatan baru bagi masyarakat setempat.

Tradisi menjaga laut yang telah diwariskan oleh Suku Bugis di Pulau Kelapan merupakan modal sosial yang sangat penting dalam membangun model konservasi berbasis masyarakat.

Meski demikian, tantangan tetap membayangi upaya pelestarian ini. Perubahan iklim global, pencemaran laut, serta aktivitas eksploitasi yang berlebihan menjadi ancaman nyata terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang.

Dalam menghadapi hal ini, diperlukan sinergi antara akademisi, pemerintah, masyarakat lokal, dan dunia usaha. Mahasiswa KSDA yang telah melakukan penelitian lapangan dapat memainkan peran penting sebagai pengumpul data dan penyusun rekomendasi kebijakan berbasis bukti ilmiah.

Sebagai generasi penerus, para mahasiswa memiliki tanggung jawab besar untuk membawa misi konservasi ke level yang lebih tinggi. Melalui penelitian yang berkelanjutan, edukasi kepada masyarakat, serta aksi nyata di lapangan, mereka dapat memastikan bahwa terumbu karang Pulau Kelapan tetap menjadi warisan alam yang bisa dinikmati oleh generasi berikutnya.

Membangun citra bahari tidak cukup hanya dengan promosi wisata, tetapi harus dibarengi dengan komitmen menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang ada.

Dengan pendekatan yang holistik, Pulau Kelapan memiliki potensi besar untuk menjadi model konservasi terumbu karang yang berhasil di Indonesia. Peran serta aktif masyarakat, dukungan akademik, serta manajemen lingkungan yang berorientasi pada keberlanjutan akan menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga salah satu aset alam paling berharga ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *