Ngembat, Krajan.id – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Makanan Pendamping ASI (MPASI) sebagai pemenuhan gizi anak, mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK) ke-5 Universitas Airlangga (Unair) mengadakan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan MPASI berbahan dasar alpukat dan pisang di Desa Ngembat.
Kegiatan ini dilaksanakan pada (15/01/2025) bersamaan dengan jadwal Posyandu desa, bertujuan memberikan edukasi kepada para ibu mengenai cara membuat MPASI alami yang mudah, sehat, dan bergizi.
Kegiatan ini berlangsung di Balai Dusun Blentreng, Desa Ngembat, dan diawali dengan sambutan dari penanggung jawab program kerja. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa alpukat dan pisang merupakan buah yang kaya akan nutrisi serta mudah didapat di daerah setempat. Oleh karena itu, kedua bahan ini menjadi pilihan tepat untuk MPASI yang sehat bagi bayi.
Setelah sesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh salah satu mahasiswa BBK dari jurusan kebidanan, yang menjelaskan kandungan gizi dalam alpukat dan pisang. Alpukat kaya akan lemak sehat yang berperan dalam perkembangan otak bayi, sementara pisang mengandung serat dan kalium yang baik untuk sistem pencernaan.
Selain itu, mahasiswa juga menekankan pentingnya menggunakan bahan-bahan segar dan alami serta menghindari tambahan gula dan garam dalam makanan bayi.
Dalam sesi live cooking, para mahasiswa mendemonstrasikan dua resep MPASI berbahan dasar alpukat dan pisang. Resep pertama menggunakan alpukat, di mana buah dihaluskan dan disusun dalam lapisan dengan vla berbahan dasar tepung maizena, susu full cream, santan, dan kuning telur yang dimasak dengan api kecil hingga mengental. Vla ini kemudian dituangkan di atas alpukat yang sudah dihaluskan sebelum MPASI siap disajikan.
Resep kedua berbahan dasar pisang, yang dihaluskan lalu dicampurkan dengan telur, susu, dan biskuit marie. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam wadah, ditaburi kayu manis untuk menghilangkan bau amis dari telur, lalu dikukus selama 15 menit sebelum siap dikonsumsi oleh bayi.
Selama demonstrasi berlangsung, para ibu peserta terlihat antusias dalam mempelajari cara pembuatan MPASI ini. Beberapa ibu bahkan mencoba langsung menghaluskan alpukat dan pisang untuk memastikan tekstur yang sesuai bagi bayi mereka. Para mahasiswa juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya mengenai variasi MPASI lainnya yang bisa dibuat dari bahan-bahan lokal.
“Kegiatan pembuatan MPASI ini sangat bermanfaat, terutama bagi ibu-ibu seperti saya yang baru memiliki balita. Saya jadi tahu bahwa ada banyak pilihan MPASI sehat yang bisa dibuat sendiri di rumah tanpa harus membeli makanan instan,” ujar salah satu ibu peserta kegiatan.
Baca Juga: Menteri Yandri Susanto Dorong Kepala Desa Bangun Dapur Makan Bergizi Gratis
Seiring berjalannya demonstrasi, di sisi lain juga berlangsung Posyandu rutin yang diadakan oleh bidan dan kader desa. Para ibu yang telah menyelesaikan sesi Posyandu dapat langsung bergabung menyaksikan demonstrasi dan mencicipi MPASI yang telah dibuat.
MPASI memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi setelah usia enam bulan. Selain sebagai sumber tambahan gizi, pemberian MPASI juga membantu bayi mengenal berbagai rasa dan tekstur makanan. Dengan memperkenalkan MPASI secara bertahap, bayi dapat mengembangkan keterampilan motorik halus serta membangun kebiasaan makan sehat sejak dini.
Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga berharap bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya MPASI berbahan alami dan bernutrisi tinggi. MPASI berkualitas akan membantu mencegah risiko stunting serta memastikan bayi tumbuh dengan gizi yang cukup.
Para ibu yang hadir dalam kegiatan ini merasa sangat terbantu dengan adanya sosialisasi MPASI. Mereka kini lebih percaya diri dalam memberikan makanan sehat bagi anak-anak mereka. Salah satu peserta bahkan mengungkapkan keinginannya untuk mempraktikkan kembali pembuatan MPASI di rumah.
“Anak saya lahap sekali saat mencoba MPASI dari pisang ini. Besok saya ingin mencoba membuat sendiri di rumah supaya anak saya terbiasa dengan makanan sehat sejak kecil,” ujar seorang ibu dengan penuh antusias.
Baca Juga: Inovasi Kreatif: KKN 31 UNS Sosialisasikan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah
Selain meningkatkan pengetahuan masyarakat, kegiatan ini juga membuka ruang diskusi bagi para ibu untuk berbagi pengalaman seputar pola makan bayi dan tantangan dalam memberikan MPASI. Para mahasiswa BBK pun berharap bahwa sosialisasi ini dapat memberikan dampak jangka panjang dalam pola asuh anak yang lebih sehat dan bergizi.
Dengan adanya edukasi MPASI ini, diharapkan semakin banyak orang tua yang memahami pentingnya asupan gizi bagi bayi serta mulai menerapkan pola makan sehat dalam keluarga. Generasi yang sehat akan menciptakan masa depan yang lebih baik, dan kegiatan semacam ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.