Kemiskinan merupakan isu global yang tak kunjung selesai meski berbagai upaya telah dilakukan. Kebijakan pemerintah, program lembaga internasional, hingga aksi organisasi masyarakat sipil semuanya bertujuan untuk menekan angka kemiskinan.
Namun, angka statistik menunjukkan bahwa kemiskinan global tetap tinggi, bahkan meningkat di beberapa wilayah. Hal ini mencerminkan betapa kompleksnya perjuangan melawan kemiskinan. Pertanyaan mendasar pun muncul: bisakah dunia benar-benar bebas dari kemiskinan, atau upaya kita hanya terbatas pada meredam dampaknya?
Ketimpangan ekonomi yang semakin lebar menjadi salah satu akar masalah. Laporan dari Organisasi Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi (OECD) menunjukkan peningkatan signifikan ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin di berbagai negara.
Fenomena ini terjadi tidak hanya di negara berkembang seperti kawasan Afrika dan Asia, tetapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris. Ketimpangan ini mencakup pendapatan, akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan layak. Bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, siklus ketidakberdayaan terus berlanjut, menutup peluang untuk meningkatkan kualitas hidup.
Kemiskinan tetap bertahan karena berbagai faktor, seperti krisis ekonomi global, kebijakan yang tidak efektif, korupsi, ketidakadilan, serta perubahan iklim dan bencana alam. Fluktuasi harga komoditas, resesi ekonomi, dan ketidakstabilan finansial berdampak besar pada masyarakat miskin.
Baca Juga: Membedah Metode FIFO dan Rata-Rata Tertimbang untuk Perhitungan Biaya Produksi
Kebijakan sosial sering kali tidak merata, sementara praktik korupsi merampas peluang kelompok miskin untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya. Di sisi lain, bencana alam memperburuk kondisi ekonomi dan kehidupan sosial komunitas yang sudah rentan.
Pada tahun 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan salah satu target utamanya mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya pada tahun 2030. Negara-negara di seluruh dunia berupaya untuk mencapainya melalui fokus pada pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan pengurangan ketimpangan.
Meski demikian, tantangan seperti ketegangan politik, ketidakadilan struktural, dan krisis global seperti pandemi COVID-19 memperlambat pencapaian target tersebut. Pandemi menciptakan gelombang baru kemiskinan dengan jutaan orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Teknologi dapat menjadi alat penting untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Teknologi finansial (fintech) membuka akses ke layanan keuangan bagi kelompok yang sebelumnya tidak terjangkau oleh sistem perbankan tradisional.
Petani kecil dapat meningkatkan produktivitas dengan teknologi pertanian, sementara platform pembelajaran daring memberikan akses pendidikan di daerah terpencil. Telemedicine juga memperluas akses layanan kesehatan. Meski begitu, teknologi harus disertai kebijakan yang mendukung pemerataan akses agar tidak memperlebar kesenjangan sosial.
Baca Juga: Di Balik Kejayaan PT Unilever Tbk: Strategi Pengendalian Akuntansi Manajerial yang Menginspirasi
Mewujudkan dunia tanpa kemiskinan membutuhkan komitmen kolektif dari pemerintah, sektor swasta, organisasi internasional, dan masyarakat sipil. Semua pihak harus bekerja bersama membangun kebijakan yang inklusif, memberdayakan masyarakat miskin, serta menciptakan sistem sosial yang lebih adil.
Solusi jangka panjang seperti meningkatkan akses pendidikan berkualitas, memperkuat pemberdayaan ekonomi, memperbaiki sistem kesehatan, dan membangun infrastruktur yang merata sangat penting dalam mengurangi ketimpangan sosial.
Mengentaskan kemiskinan tidak hanya persoalan ekonomi, tetapi juga mencakup dimensi sosial, politik, dan kemanusiaan. Solusi yang diambil harus holistik dan berkelanjutan. Dunia tanpa kemiskinan mungkin terdengar utopis, tetapi dengan pendekatan terintegrasi, inovasi inklusif, dan kerja sama global, kita dapat mengurangi ketimpangan sosial secara signifikan. Kini saatnya berpikir global dan bertindak lokal, karena setiap langkah kecil menuju pengurangan ketimpangan sosial adalah langkah menuju dunia yang lebih adil.





