Optimalisasi Pertanian Desa Dimong: Pengurangan Hama Tikus, Pembuatan Pupuk Organik, dan Pelatihan Alat Tugal oleh Mahasiswa KKN 67 UNS

Pelaksanaan sosialisasi dan praktik meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengurangan hama tikus, pembuatan pupuk organik, dan pelatihan penggunaan alat tugal. (doc. KKN UNS 67)
Pelaksanaan sosialisasi dan praktik meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengurangan hama tikus, pembuatan pupuk organik, dan pelatihan penggunaan alat tugal. (doc. KKN UNS 67)

Dimong, Krajan.id – Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 67 Madiun periode Januari–Februari 2025 menggelar serangkaian program pemberdayaan petani di Desa Dimong, Kabupaten Madiun.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengurangan hama tikus, pembuatan pupuk organik, dan pelatihan penggunaan alat tugal, sebuah alat tradisional yang dapat mempercepat proses penanaman. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Dimong pada (8/2/2025) dengan melibatkan kelompok tani setempat.

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala Desa Dimong, Bapak Sudjarwo, S.H., permasalahan hama tikus telah menjadi tantangan utama bagi petani di daerah tersebut.

“Hama tikus sudah menjadi permasalahan utama di sektor pertanian. Dengan adanya inovasi dari mahasiswa KKN yang memanfaatkan bahan alami seperti buah mojo, gadung, dan brotowali sebagai pengusir tikus, kami berharap hasil panen petani dapat meningkat,” ungkapnya.

Salah satu program utama yang dilakukan mahasiswa KKN 67 UNS adalah pengendalian hama tikus dengan pendekatan ramah lingkungan. Metode yang diterapkan melibatkan pemanfaatan tanaman alami yang tidak disukai oleh tikus, seperti buah mojo, gadung, dan brotowali. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi yang lebih aman dibandingkan penggunaan racun kimia yang dapat mencemari lingkungan.

“Keberadaan tikus yang merusak tanaman dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani, bahkan bisa mengurangi hasil panen hingga 30-40%. Dengan metode alami ini, kami berharap dampaknya bisa lebih berkelanjutan tanpa merusak ekosistem tanah,” tulis KKN 67 UNS dalam press release yang diberikan.

Selain mengatasi hama, mahasiswa juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair. Pelatihan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia serta meningkatkan kesuburan tanah secara alami.

Para petani yang hadir diajarkan cara memanfaatkan bahan-bahan organik di sekitar mereka, seperti kotoran ternak, limbah sayuran, dan daun-daunan, untuk diolah menjadi pupuk cair yang kaya akan nutrisi. Dengan metode ini, petani dapat mengurangi biaya produksi sekaligus menjaga keberlanjutan tanah pertanian mereka.

Baca Juga: Bermain Sambil Belajar, KKN UNS Kelompok 50 Kenalkan Rambu Lalu Lintas kepada Murid TK Pertiwi Geneng

Pelatihan penggunaan alat tugal untuk mempercepat proses bercocok tanam. (doc. KKN UNS 67)
Pelatihan penggunaan alat tugal untuk mempercepat proses bercocok tanam. (doc. KKN UNS 67)

Pelatihan terakhir yang diberikan adalah penggunaan alat tugal, alat tradisional yang sangat membantu dalam proses penanaman bibit padi maupun tanaman lainnya. Alat ini berfungsi untuk membuat lubang tanam dengan ukuran yang seragam, sehingga meningkatkan efisiensi dan mempercepat proses tanam.

“Pelatihan alat tugal sangat bermanfaat bagi kami. Dengan menggunakan alat ini, proses tanam menjadi lebih cepat dan tidak terlalu menguras tenaga. Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari mahasiswa KKN 67 UNS,” kata seorang petani yang mengikuti pelatihan.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN 67 UNS diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi pertanian di Desa Dimong. Dengan penerapan metode pengurangan hama yang ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik, serta pemanfaatan alat tugal, produktivitas pertanian dapat meningkat secara signifikan.

Baca Juga: Ecobrick: Solusi Sederhana untuk Menjadi Pahlawan Lingkungan

“Keberlanjutan program ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian petani setempat dalam jangka panjang. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi para petani serta dapat menjadi solusi bagi permasalahan pertanian di Desa Dimong,” tambah Bapak Sudjarwo, S.H.

Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa dan petani, diharapkan sektor pertanian di Desa Dimong semakin maju dan berdaya saing, serta mampu menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan pertanian berbasis inovasi dan keberlanjutan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *