Lumajang, Krajan.id – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali memperkuat komitmennya dalam program pengabdian masyarakat melalui pembinaan desa berbasis inovasi dan keberlanjutan. Tahun ini, Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, menjadi lokasi pengembangan model wisata berbasis voluntourism dan green homestay yang mengedepankan kearifan lokal sebagai strategi peningkatan daya saing wisata desa.
Program yang berlangsung pada (24-30/11/2025) itu dirancang sebagai upaya kolaboratif antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat untuk menata ulang potensi wisata yang telah dimiliki desa.
Kandangan dikenal dengan dua atraksi unggulannya: Situs Selogending yang memiliki kekuatan naratif sejarah dan budaya, serta Air Terjun Manggisan yang menawarkan panorama pegunungan yang masih alami. Keberadaan dua destinasi ini dianggap menjadi modal penting untuk memperkuat konsep wisata berbasis pengalaman dan budaya.
Seluruh rangkaian pembinaan disusun dengan mempertimbangkan identitas Desa Kandangan. Kebiasaan hidup harmonis, penggunaan material alami, hingga nilai gotong royong dan keramahtamahan warga menjadi fondasi pengembangan green homestay.
Melalui pendekatan itu, wisatawan diharapkan memperoleh pengalaman menginap yang tidak hanya nyaman tetapi juga menghadirkan keaslian budaya.
Program pembinaan dilaksanakan dalam beberapa tahap, mulai dari pendampingan lapangan, observasi lokasi, pemetaan potensi atraksi, hingga praktik langsung pengelolaan green homestay dan penerapan konsep voluntourism. Seluruh tahapan ditutup dengan sesi evaluasi bersama untuk memastikan pelaksanaannya berjalan berkelanjutan di tangan masyarakat.

Pada Jumat, (28/11/2025), tiga program inti digelar sebagai rangkaian penutup pembinaan. Acara dimulai dengan Gala Dinner di rumah Wira, Ketua BUMDes Kandangan, yang sekaligus menjadi forum diskusi antara warga, tim UNAIR, serta perangkat desa. Momentum ini menjadi ruang berbagi ide sekaligus menegaskan komitmen kolaborasi untuk pengembangan wisata desa.

Keesokan harinya, Sabtu, (29/11/2025), digelar pelatihan voluntourism di Balai Desa Kandangan. Pelatihan ini diikuti tim dosen, mahasiswa, dan warga, bertujuan membekali masyarakat dengan pemahaman tentang peran wisatawan volunteer, pengelolaan aktivitas berbasis kontribusi sosial, serta cara menjaga interaksi yang setara dan saling menghargai.
Pada waktu yang sama, pelatihan green homestay berlangsung di rumah Wira, membahas manajemen hunian ramah lingkungan dengan tetap mempertahankan nilai budaya. Warga diberikan praktik langsung mulai dari pemilihan material, pengelolaan limbah, hingga cara menghadirkan atmosfer kekeluargaan sebagai ciri khas Kandangan.
Pada Minggu, (30/11/2025), tim melakukan kunjungan evaluasi ke sejumlah rumah warga yang telah mengikuti pelatihan green homestay. Kunjungan ini dimaksudkan untuk menilai penerapan langsung hasil pelatihan serta memberikan umpan balik terkait kesiapan akomodasi untuk menyambut wisatawan.
Ketua tim pelaksana, Prof. Bambang, menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat sepanjang program.
“Selama pelatihan, warga mulai menyadari potensi besar desa mereka, terlebih dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara. Situasi itu memberikan dorongan ekonomi dan sosial baru. Warga yang sebelumnya merasa minder kini lebih percaya diri menyambut tamu luar negeri,” ujarnya.
Prof. Bambang menambahkan, interaksi lintas budaya menjadi pengalaman berharga bagi warga maupun wisatawan. “Ada proses saling belajar. Wisatawan mempelajari bahasa Jawa dan Indonesia dari warga, sementara warga perlahan semakin percaya diri menggunakan bahasa Inggris,” katanya.
Salah satu warga, Dilla, yang menjadi peserta sekaligus pemilik green homestay, berbagi pengalamannya setelah mengikuti pelatihan.
“Awalnya saya bingung dengan konsep green homestay. Tapi setelah dibimbing, saya sadar bahwa tradisi dan suasana kekeluargaan di desa justru menjadi nilai jual. Dengan adanya green homestay dan voluntourism, ekonomi warga bisa tumbuh lebih merata sehingga tidak hanya dinikmati sebagian kecil saja,” ucapnya.
Pengalaman Dilla dinilai menjadi contoh baik bahwa kearifan lokal dapat dioptimalkan menjadi aset ekonomi berkelanjutan. Keberhasilan ini mendorong lebih banyak warga untuk mempersiapkan rumah mereka sebagai bagian dari jaringan homestay desa.
Daya tarik Desa Kandangan semakin kuat ketika wisatawan mancanegara mulai merasakan pengalaman menginap berbasis budaya lokal. Sergio, wisatawan asal Kolombia yang tinggal di homestay milik Dilla, menyampaikan kesannya.
“I’m really comfortable and loving it here. I chose Kandangan because I was looking for a genuine homestay experience, and I’ll definitely recommend it to my friends,” ujarnya.
Ia melanjutkan, “What makes me happy is feeling like family here. Kandangan is a hidden gem that’s not overcrowded yet, and it offers warm, authentic cultural interaction.”
Testimoni tersebut menegaskan bahwa Desa Kandangan memiliki peluang besar mengembangkan wisata berbasis pengalaman personal serta interaksi budaya yang mendalam, dua hal yang kini banyak dicari wisatawan global.
UNAIR berharap pembinaan ini mampu memperkuat tata kelola wisata desa yang berorientasi pada dampak (impact-oriented), sekaligus membuka pasar voluntourism yang terukur. Selain itu, keberadaan jaringan green homestay diharapkan mampu memperluas peluang ekonomi warga tanpa menghilangkan identitas budaya desa.
Selama satu pekan, kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat ini menjadi titik awal pengembangan jejaring wisatawan volunteer, pemanfaatan narasi sejarah lokal, dan penguatan daya tarik alam Kandangan. Model pendampingan tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa lain dalam menata akomodasi wisata yang ramah lingkungan, layak huni, dan memiliki karakter budaya kuat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





