Kemajuan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam kehidupan, termasuk di kalangan siswa sekolah dasar. Penggunaan gadget seperti smartphone dan tablet kini semakin lazim, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian anak-anak.
Meski menawarkan berbagai kemudahan dan hiburan, penggunaan gadget secara berlebihan berpotensi membawa dampak negatif, terutama terhadap konsentrasi anak saat belajar.
Stimulasi visual dan auditif yang terus-menerus dari gadget dapat membuat anak kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas sekolah. Selain itu, kebiasaan mendapatkan informasi secara instan melalui gadget cenderung mengurangi kemampuan anak untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara mandiri.
Akibatnya, prestasi belajar anak dapat terganggu, dan perkembangan kognitif mereka tidak berkembang secara optimal. Oleh sebab itu, peran orang tua dan guru sangat penting dalam membatasi penggunaan gadget serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif tanpa gangguan teknologi.
Dalam bukunya The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains, Nicholas Carr menjelaskan bagaimana teknologi digital, termasuk internet, mengubah cara berpikir manusia secara mendasar.
Otak manusia, yang sebelumnya terbiasa berpikir mendalam dan fokus, kini cenderung lebih terfragmentasi akibat paparan informasi yang bersifat instan. Hal ini tentu memengaruhi kemampuan anak-anak untuk berkonsentrasi dalam waktu yang lama.
Penelitian oleh ahli saraf kognitif turut memperkuat pandangan tersebut. Dr. Aric Sigman, seorang psikiater anak, menyatakan bahwa paparan layar gadget yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan otak, terutama pada area yang bertanggung jawab atas perhatian dan konsentrasi.
Temuannya menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan tidur, hiperaktivitas, hingga kesulitan belajar.
Hasil penelitian Fareza Putri Azis dan tim dalam Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro juga mendukung hal ini. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa siswa yang sering menggunakan gadget cenderung mengalami penurunan konsentrasi belajar.
Mereka yang menghabiskan waktu lebih lama dengan gadget memiliki tingkat fokus yang lebih rendah dibandingkan siswa yang lebih jarang menggunakan gadget. Distraksi seperti game atau media sosial sering kali mengganggu perhatian siswa dari materi pelajaran, sehingga kemampuan mereka memahami pelajaran menjadi berkurang.
Baca Juga: Kecanduan Gadget: Ancaman Tersembunyi bagi Masa Depan Akademik Anak
Selain itu, artikel oleh Ones Septriyani Balqis di Kumparan menyoroti bahwa kecanduan gadget dapat membuat siswa menjadi antisosial dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Kebiasaan ini juga dapat mengurangi semangat belajar serta menurunkan kinerja akademis anak, menciptakan siklus negatif yang sulit dihentikan.
Sebagai langkah solusi, orang tua dan guru perlu menerapkan strategi yang bijak dalam mengelola penggunaan gadget di kalangan anak-anak. Edukasi tentang penggunaan gadget yang sehat harus dilakukan sejak dini.
Orang tua dapat menetapkan jadwal penggunaan gadget, memilih konten yang mendukung pembelajaran, serta melakukan pengawasan yang konsisten. Di sisi lain, sekolah juga perlu mengembangkan kebijakan untuk membatasi penggunaan gadget selama jam belajar, agar suasana kelas tetap kondusif.
Baca Juga: Pengaruh Negatif Gadget pada Perkembangan Anak
Meskipun demikian, teknologi digital tetap memiliki potensi besar jika dimanfaatkan dengan tepat. Buku oleh Sani Susanti et al. dalam Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menekankan pentingnya dukungan dari orang tua dan sekolah agar gadget dapat berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran yang efektif.
Dengan pendekatan yang terstruktur, anak-anak tidak hanya dapat menikmati hiburan dari gadget, tetapi juga menggunakan teknologi tersebut sebagai sarana pendukung dalam mencapai prestasi akademis.
Kunci keberhasilan terletak pada kolaborasi antara orang tua, guru, dan anak itu sendiri. Pembatasan waktu penggunaan gadget, pengawasan konten, serta edukasi yang berkelanjutan akan membantu meminimalkan dampak negatif sekaligus memaksimalkan manfaat teknologi digital bagi perkembangan anak.





