Akuntansi memiliki peran krusial dalam pengelolaan dunia usaha, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurut Purba (2019), UMKM merupakan kegiatan ekonomi kerakyatan skala kecil yang dikelola oleh kelompok masyarakat, keluarga, atau perorangan secara mandiri.
Hal ini juga berlaku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kemajuan signifikan, termasuk dalam sektor UMKM.
Pertumbuhan jumlah UMKM di Bangka Belitung mencerminkan perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin menggeliat. Kondisi ini menjadi semakin relevan mengingat pemberlakuan peraturan daerah terkait pertambangan timah yang membatasi aktivitas masyarakat yang sebelumnya bergantung pada sektor tersebut. Dalam situasi tersebut, UMKM menjadi salah satu alternatif utama untuk menopang dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Kepulauan Bangka Belitung memiliki kekayaan sumber daya laut dan perkebunan yang luas. Kekayaan ini menciptakan peluang besar bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan produk berbasis potensi lokal. Namun, tantangan terbesar yang masih dihadapi banyak pelaku UMKM adalah rendahnya kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya penerapan pencatatan keuangan berbasis akuntansi secara benar.
Dalam dunia bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa utama yang digunakan untuk menyampaikan informasi keuangan. Proses ini meliputi pencatatan, pengklasifikasian, hingga penyusunan laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Sayangnya, banyak pelaku UMKM di Bangka Belitung yang belum memahami pentingnya penerapan akuntansi secara menyeluruh. Mereka cenderung hanya mencatat transaksi sederhana seperti pemasukan, pengeluaran, pembelian, penjualan, serta piutang dan utang, tanpa mengikuti siklus akuntansi yang baku (Hapsari & Hasanah, 2017).
Kesalahpahaman ini perlu segera diluruskan. Akuntansi bukan sekadar kegiatan administratif, tetapi alat strategis yang mampu memberikan gambaran nyata tentang kondisi keuangan usaha. Tanpa laporan keuangan yang akurat, pengusaha UMKM akan kesulitan menilai kesehatan usahanya, mengambil keputusan penting, atau bahkan mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan.
Banyak pelaku UMKM masih menganggap bahwa akuntansi merupakan sesuatu yang rumit dan sulit dipelajari. Bahkan ada anggapan bahwa peran akuntansi bisa sepenuhnya digantikan oleh teknologi seperti Artificial Intelligence (AI).
Namun, teknologi secanggih apa pun tetap membutuhkan manusia yang memahami makna di balik angka-angka yang disajikan. Tanpa dasar ilmu akuntansi, pelaku usaha tidak akan mampu menilai apakah laporan keuangan yang dihasilkan oleh AI sudah benar atau malah menyesatkan.
Selain itu, pemahaman akuntansi juga penting dalam hal pemisahan antara keuangan pribadi dan keuangan usaha. Banyak pengusaha UMKM yang mencampuradukkan keduanya sehingga menyulitkan mereka dalam mengevaluasi performa bisnis secara objektif.
Padahal, penerapan akuntansi yang benar memungkinkan pelaku UMKM untuk memisahkan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan bisnis, sehingga keputusan bisnis dapat diambil secara lebih profesional.
Salah satu manfaat nyata dari akuntansi adalah kemampuannya membantu pengusaha dalam mengakses pembiayaan eksternal. Bank dan lembaga keuangan mensyaratkan adanya laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian kredit. Tanpa laporan tersebut, pelaku UMKM akan kesulitan mendapatkan modal tambahan yang sangat dibutuhkan untuk ekspansi usaha.
Lebih jauh lagi, akuntansi memiliki peran vital dalam mendukung pengambilan keputusan strategis, seperti penetapan harga jual, pengelolaan biaya produksi, serta pengembangan pasar. Dengan informasi keuangan yang akurat, pengusaha UMKM dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam operasional mereka, serta menyusun rencana bisnis yang lebih matang.
Dengan kata lain, pencatatan keuangan berbasis akuntansi bukan hanya penting, tetapi sangat dibutuhkan oleh UMKM di Bangka Belitung. Dukungan dari pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta instansi terkait perlu terus ditingkatkan melalui pelatihan dan pendampingan agar para pelaku UMKM dapat memahami dan menerapkan akuntansi secara praktis dan berkelanjutan.
Jika penerapan siklus akuntansi dapat dilakukan secara masif oleh pelaku UMKM, maka potensi ekonomi Bangka Belitung akan meningkat secara signifikan. Usaha yang dikelola dengan sistem yang baik akan lebih mudah berkembang dan beradaptasi terhadap dinamika ekonomi yang terus berubah.
Ke depan, keberhasilan UMKM dalam mengelola keuangan secara profesional akan menjadi salah satu fondasi penting dalam membangun perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri.





