Perkembangan teknologi digital saat ini telah berkembang pesat. Manusia di era sekarang tidak dapat dipisahkan dengan perangkat elektronik. Adanya teknologi dapat membantu memudahkan kebutuhan serta keperluan manusia, dari hal pekerjaan sampai pendidikan. Penerapan teknologi dalam pendidikan sangat menarik dalam kegiatan belajar, terutama dalam pembelajaran pada anak-anak.
Anak-anak pada era ini termasuk dalam generasi alpha. Dimana generasi yang paling akrab dengan internet sepanjang masa. Tidak bisa lepas dengan benda yang bersangkutan dengan internet yang tidak lain adalah gadget.
Mereka diklaim sebagai generasi paling cerdas dibanding generasi sebelumnya, dikarenakan kecepatan dalam beradaptasi pada teknologi. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi dengan gadget, aplikasi, dan internet, menjadikan teknologi sebagai sarana utama untuk belajar dan bermain.
Tidak terkecuali dalam pendidikan agama, termasuk pembelajaran Al-Qur’an. Teknologi digital hadir sebagai solusi seru yang tidak hanya mempermudah akses belajar, tetapi juga berperan untuk meningkatkan antusiasme anak-anak dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.
Generasi alpha cenderung mudah terdistrak dan sulit fokus, sehingga dalam pembelajaran harus menjaga keterlibatan serta konsentrasinya. Kebosanan sering terjadi pada saat pembelajaran yang mengharuskan mereka untuk fokus pada satu hal dengan serius, salah satunya pembelajaran Al-Qur’an.
Sehingga pembelajaran Al-Qur’an dengan cara lama tidak akan efektif jika diterapkan pada era ini. Mereka akan tertarik jika disuguhkan dengan pembelajaran yang seru dan asyik, seperti gambar animasi, permainan, dan tantangan yang menjadikan terbakarnya semangat belajar.
Beberapa aplikasi pembelajaran Al-Qur’an terdapat di aplikasi ngaji.ai, dan aplikasi yang dimiliki Dunia anak game serta Solite kids. Aplikasi tersebut berisi dengan audio, konten, serta kuis yang menantang kemampuan anak.
Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya belajar secara visual, tetapi juga melalui indera pendengaran, yang mempercepat proses pembelajaran. Hal ini juga dapat mengubah pola pikir anak bahwa pembelajaran Al-Qur’an ialah suatu hal yang menyenangkan bukan membosankan.
Dengan teknologi, dapat mempermudah serta meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an pada anak-anak. Namun hal ini, masih diperlukannya pengawasan khusus dari guru maupun orang tua. Peran keduanya sangatlah penting dalam proses pembelajaran setiap anak. Guru dapat memberikan arahan pada anak didiknya mengenai platform -platform maupun aplikasi yang seharusnya digunakan sebagai media belajar Al-Qur’an.
Baca Juga: Kendali Perekonomian Indonesia: Daya Beli Kelas Menengah yang Semakin Lesu
Sedangkan orangtua bertugas untuk memberikan pengawasan serta bimbingan terhadap anak, yang harus selalu dilakukan dalam penggunaan teknologi digital. Selain memberikan pengawasan dan bimbingan, orang tua juga perlu memberikan edukasi kepada anak dalam penggunaan platform belajar Al-Qur’an. Agar anak tidak beralih pada platform-platform lain yang dapat mengganggu proses pembelajaran.
Dengan adanya pengaruh arus globalisasi, telah membawa era digital dengan berbagai perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Namun, selain dampak positif, perkembangan teknologi di era digital juga menghadirkan tantangan baru berupa dampak negatif yang perlu dihadapi. Begitupun pada proses pembelajaran Al-Qur’an, pasti memiliki dampak positif serta negatif tersendiri.
Dari sisi positif, teknologi memberikan aksesibilitas yang luas, memungkinkan siswa untuk belajar kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, interaktif, dan menarik, sehingga dapat mengurangi rasa bosan.
Selain itu, penggunaan teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar anak sesuai dengan perkembangan zaman. Disisi lain juga ada dampak negatif yang perlu diperhatikan. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat mengurangi interaksi langsung antara siswa dan guru, sehingga berpotensi memengaruhi kualitas bimbingan.
Baca Juga: Mengenal Toxic Masculinity Stereotip Masyarakat Terhadap Emosi Laki-laki
Anak juga bisa menjadi terlalu bergantung pada teknologi, yang pada akhirnya mengurangi kemandirian dalam belajar. Selain itu, keberadaan platform lain yang tidak terkait dengan pendidikan bisa mengganggu konsentrasi anak selama proses belajar.
Meskipun teknologi sangat berperan pada proses pembelajaran Al-Qur’an, keberadaan guru tetap sangat penting. Hal ini karena ilmu yang diperoleh harus memiliki sanad keilmuan yang jelas. Sanad keilmuan ibarat lampu dengan listrik; jika ada perantaranya (kabel), maka lampu bisa menyala.
Namun, tanpa perantara, sebesar apapun lampu tersebut, tidak akan menyala dan tidak dapat menerangi sekitarnya. Dalam pembelajaran Al-Qur’an, peran guru sangat penting, terutama untuk mentashih (membenarkan) bacaan Al-Qur’an agar sesuai dengan aturan tajwid dan makhraj yang benar. (Rizqi, 2023)
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





