Urbanisasi yang berkembang pesat telah mengubah wajah banyak kota di dunia, menggantikan lingkungan alami dengan hamparan beton dan aspal. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), lebih dari 55% populasi dunia kini tinggal di daerah perkotaan, dengan angka ini diperkirakan meningkat hingga 68% pada 2050.
Pergeseran ini membawa dampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat perkotaan, seperti meningkatnya kasus gangguan kecemasan, depresi, dan stres. Di tengah situasi tersebut, ruang terbuka hijau menawarkan solusi penting, menjadi penyeimbang yang mampu mengurangi tekanan kehidupan urban.
Ruang terbuka hijau, seperti taman, lapangan, dan jalur pejalan kaki, memainkan peran vital dalam meningkatkan kualitas hidup di perkotaan. Sebuah penelitian di Kota Bekasi, Indonesia, menemukan bahwa 96,7% masyarakat mengakui manfaat positif keberadaan ruang hijau terhadap kesehatan mental mereka.
Interaksi dengan lingkungan alami diketahui dapat mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan memulihkan kapasitas perhatian yang terkuras akibat rutinitas harian. Hal ini sejalan dengan teori Pemulihan Perhatian (Attention Restoration Theory), yang menegaskan bahwa alam membantu memulihkan fokus dan ketenangan pikiran.
Contoh nyata manfaat ruang hijau dapat dilihat dalam berbagai program revitalisasi perkotaan yang mengintegrasikan elemen hijau. Singapura, misalnya, dikenal dengan taman vertikalnya yang memanfaatkan ruang terbatas untuk menciptakan lingkungan hijau pada gedung-gedung tinggi.
Sementara itu, Copenhagen mengembangkan jaringan jalur sepeda yang luas dan ruang hijau yang mudah diakses warga. Inisiatif seperti ini tidak hanya memperindah kota, tetapi juga memperkuat interaksi sosial, mendukung aktivitas rekreasi, dan meningkatkan kesejahteraan fisik serta mental warga.
Ruang terbuka hijau juga memiliki peran penting sebagai pusat interaksi komunitas. Taman dan lapangan menjadi tempat berkumpul, bersosialisasi, dan berolahraga, sehingga membantu membangun ikatan sosial yang kuat.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki akses ke ruang hijau cenderung lebih bahagia dan jarang mengalami masalah kesehatan mental. Interaksi sosial di ruang hijau dapat mengurangi perasaan kesepian dan isolasi, yang sering dialami masyarakat urban.
Namun, tantangan besar tetap ada dalam mempertahankan dan menciptakan ruang hijau di tengah kebutuhan akan lahan perumahan dan komersial. Banyak kota menghadapi tekanan untuk mengorbankan ruang hijau demi pembangunan.
Baca Juga: Tidak Hanya Berprestasi, Tapi Juga Berkarakter: Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah
Untuk mengatasi masalah ini, perencanaan kota yang berkelanjutan menjadi sangat penting. Pemerintah harus memastikan bahwa ruang hijau tetap menjadi bagian integral dalam tata kota. Tidak hanya kuantitas, kualitas ruang hijau juga harus diperhatikan agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dari berbagai lapisan sosial.
Beberapa kota di dunia telah mengambil langkah konkret untuk meningkatkan ruang hijau. New York, melalui program “MillionTreesNYC,” berkomitmen menanam satu juta pohon untuk memperbaiki kualitas udara dan menyediakan lebih banyak ruang hijau.
Barcelona menerapkan konsep “superblocks,” yang membatasi kendaraan bermotor di area tertentu guna menciptakan ruang publik yang lebih luas. Sementara itu, Melbourne menjalankan “Urban Forest Strategy” yang bertujuan menambah jumlah pohon dan taman demi kesejahteraan masyarakat.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa dengan visi yang jelas, ruang hijau dapat diintegrasikan ke dalam lingkungan urban yang padat.
Keberadaan ruang hijau tidak hanya berdampak pada estetika kota tetapi juga menjadi elemen esensial untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan warganya. Selain menyediakan tempat rekreasi, ruang hijau membantu meningkatkan kualitas udara, mengurangi polusi suara, dan memberikan tempat bagi aktivitas fisik yang menyehatkan. Bagi masyarakat perkotaan yang sering terjebak dalam rutinitas padat, kehadiran ruang hijau dapat menjadi pelarian yang menenangkan.
Baca Juga: Generasi Muda dan Tantangan Pendidikan Dasar: Saatnya Berbenah!
Simpulannya, ruang terbuka hijau harus menjadi prioritas dalam setiap rencana pembangunan kota. Pemerintah, perencana kota, dan masyarakat perlu bekerja sama memastikan ruang hijau tidak hanya tersedia tetapi juga dapat diakses oleh semua orang.
Dengan komitmen bersama, kita dapat menciptakan kota yang nyaman, berkelanjutan, dan mendukung kesehatan mental warganya. Upaya ini tidak hanya berkontribusi pada kualitas hidup hari ini tetapi juga pada masa depan generasi yang akan datang.
Memprioritaskan ruang hijau dalam tata kota adalah langkah strategis yang akan membawa manfaat jangka panjang. Ketika ruang hijau menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat menikmati lingkungan perkotaan yang lebih sehat, harmonis, dan bermakna.





